Generasi Muda Perlu Disiapkan Menjadi Pejuang Menjaga Persatuan Bangsa
loading...
A
A
A
Karena itu, generasi muda Indonesia tidak boleh dibiarkan begitu saja, terlebih dewasa ini, sudah masuk ke era teknologi informasi. Di era ini, informasi baik maupun buruk terkait pemahaman keagamaan, kerap menjadi ancaman.
"Oleh sebab itu, kalau agama itu diajarkan secara benar tentunya tidak bertentangan dengan nasionalisme apalagi dengan negara. Kembali lagi kalau kita adalah mencintai agama, Hubbul Wathon Minal Iman, itu mencintai agama untuk mempertahankan persatuan bangsa," kata Anwar Sanusi.
Ia menjelaskan, setidaknya ada 3 hal yang bisa diupayakan seluruh stakeholder bangsa dalam perjuangan melawan virus radikalisme dengan membangun deteksi dini di tengah masyarakat. Pertama, memberikan pembekalan kepada mahasiswa baru, dosen baru, dan pengurus sivitas akademika mengenai paham radikal. Kedua, melakukan pencerahan qolbu di pesantren-pesantren. Ketiga, membangun deteksi dini dari lingkup keluarga sebagai lingkungan dan sekolah pertama bagi anak.
Anwar Sanusi berharap kesadaran dari lingkup keluarga dengan memberikan perhatian dan pendidikan mampu menghindarkan seluruh anak bangsa dari paham radikalisme yang mengancam. Keluarga itu nomor satu sebagai ujung tombak dalam perjuangan pencegahan radikalisme.
"Sekali lagi Jas Merah, jangan melupakan sejarah, dan mari semangat 10 November tahun 2022 ini pada 77 tahun, Anda sebagai generasi muda harus siap memegang tongkat estafet perjuangan bangsa," kata mantan anggota DPR tiga periode dari Fraksi FPPP ini.
"Oleh sebab itu, kalau agama itu diajarkan secara benar tentunya tidak bertentangan dengan nasionalisme apalagi dengan negara. Kembali lagi kalau kita adalah mencintai agama, Hubbul Wathon Minal Iman, itu mencintai agama untuk mempertahankan persatuan bangsa," kata Anwar Sanusi.
Ia menjelaskan, setidaknya ada 3 hal yang bisa diupayakan seluruh stakeholder bangsa dalam perjuangan melawan virus radikalisme dengan membangun deteksi dini di tengah masyarakat. Pertama, memberikan pembekalan kepada mahasiswa baru, dosen baru, dan pengurus sivitas akademika mengenai paham radikal. Kedua, melakukan pencerahan qolbu di pesantren-pesantren. Ketiga, membangun deteksi dini dari lingkup keluarga sebagai lingkungan dan sekolah pertama bagi anak.
Anwar Sanusi berharap kesadaran dari lingkup keluarga dengan memberikan perhatian dan pendidikan mampu menghindarkan seluruh anak bangsa dari paham radikalisme yang mengancam. Keluarga itu nomor satu sebagai ujung tombak dalam perjuangan pencegahan radikalisme.
"Sekali lagi Jas Merah, jangan melupakan sejarah, dan mari semangat 10 November tahun 2022 ini pada 77 tahun, Anda sebagai generasi muda harus siap memegang tongkat estafet perjuangan bangsa," kata mantan anggota DPR tiga periode dari Fraksi FPPP ini.
(abd)