Waspadai Varian Siluman Covid-19
loading...
A
A
A
LONJAKAN penularan Covid-19 kembali terjadi menjelang akhir tahun. Tingginya kasus penularan diakibatkan virus Omicron sub varian XBB dan XBC. Sub varian tersebut disebut-sebut merupakan mutasi dari varian Delta dan Omicron. Keduanya disebut menular secara cepat, meskipun tidak menimbulkan gejala yang separah varian Delta.
Masyarakat tetap harus waspada dan menerapkan protokol kesehatan yang sangat ketat di tempat umum. Sebab, varian baru virus Covid-19 disebut tidak terdeteksi oleh tes antigen, bahkan terbukti menyerang masyarakat yang sudah mendapatkan vaksin booster.
Baca Juga: koran-sindo.com
Sejak pertama kali ditemukan, sebanyak 24 negara melaporkan temuan Omicron varian XBB termasuk Indonesia. Kasus pertama XBB di Indonesia merupakan transmisi lokal, terdeteksi pada seorang perempuan, berusia 29 tahun yang melakukan perjalanan ke Lombok, Nusa Tenggara Barat pada awal Oktober silam.
Peningkatan kasus gelombang XBB di singapura berlangsung cepat dan sudah mencapai 0,79 kali gelombang BA.5 dan 0,46 kali gelombang BA.2 yang merupakan varian sebelumnya.
Di dalam negeri, level transmisi Covid -19 di masyarakat masih berada di level 1. Tercatat, tren kasus COVID-19 meningkat 11,16 per 100,000 penduduk per minggu. Namun demikian, masyarakat, khususnya warga Jakarta harus ekstrawaspada. Sebab, kasus konfirmasi sudah masuk level 3.
Sedangkan provinsi yang sudah masuk level 2 yakni Yogyakarta dengan 7,21 kasus perawatan mingguan per 100.000 penduduk dan Kalimantan Timur dengan 29,15 kasus mingguan per 100.000 penduduk. Pemerintah harus segera melakukan mitigasi dengan mengeluarkan kebijakan yang tepat. Sebab, herd immunity terbukti tak mampu membendung laju penularan, karena masyarakat yang sudah melakukan vaksin booster juga tertular.
Untuk menekan laju kenaikan Covid-19 pemerintah harus terus menekankan pentingnya kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan. Sebab, masih banyak ditemui masyarakat yang tak lagi menggunakan masker di tempat umum.
Pemerintah juga harus mengingatkan seluruh fasilitas kesehatan untuk bersiap-siap menghadapi kemungkinan peningkatan jumlah pasien dirawat yang di rumah sakit. Belajar dari lonjakan kasus penularan pada dua tahun, pemerintah untuk fokus memikirkan anggaran pembiayaan perawatan pasien yang kemungkinan meningkat imbas munculnya varian baru itu.
Data Kementerian Kesehatan, dalam kurun satu minggu terakhir terjadi kenaikan kasus Covid-19 di 30 provinsi di Indonesia. Pada level nasional, selama empat hari terakhir juga terjadi peningkatan kasus sekitar 4.700 – 4.900 kasus.
Angka kematian juga terus meningkat hingga mencapai 34 orang pada akhir Oktober dan masing-masing 32 orang dalam dua hari di awal November sehingga total kematian selama pandemi terjadi mencapai 158.695 jiwa.
Adanya kenaikan kasus menunjukkan meningkatnya penularan, apapun varian virus yang beredar. Virus bisa menular apabila kita tidak terlindungi dengan baik. Maka dalam kondisi seperti ini, pastikan masyarakat melindungi diri dengan kembali menerapkan protokol kesehatan 3M dengan baik, benar dan disiplin.
Kondisi saat ini belum bias dipastikan aman dari pandemi Covid-19. Lantaran mutasi varian baru masih berpotensi terus terjadi. Masyarakat harus terus mengedepankan protokol kesehatan seperti menggunakan masker baik di dalam maupun di luar ruangan, menghindari kerumunan dan mencuci tangan, dan melakukan tes apabila mengalami tanda dan gejala Covid-19.
Selain itu juga menyegerakan vaksinasi booster Covid-19. Masyarakat yang menerima vaksin penguat atau booster yaitu sekitar 65,1 juta atau 27,7%. Angka itu jauh di bawah vaksin dosis pertama sebanyak 205 juta (87,4%) dan vaksin dosis kedua 171,9 juta (73,2%). Karenanya, masyarakat perlu segera mendapatkan vaksin ketiga di tengah kenaikan kasus dan mendorong pemerintah memfasilitasi vaksin dengan cepat.
Upaya pencegahan juga harus terus dilakukan untuk mengantisipasi lonjakan kasus. Mulai dari kesiapsiagaan Rumah Sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya hingga peningkatan upaya tracing dan testing.
Masyarakat tetap harus waspada dan menerapkan protokol kesehatan yang sangat ketat di tempat umum. Sebab, varian baru virus Covid-19 disebut tidak terdeteksi oleh tes antigen, bahkan terbukti menyerang masyarakat yang sudah mendapatkan vaksin booster.
Baca Juga: koran-sindo.com
Sejak pertama kali ditemukan, sebanyak 24 negara melaporkan temuan Omicron varian XBB termasuk Indonesia. Kasus pertama XBB di Indonesia merupakan transmisi lokal, terdeteksi pada seorang perempuan, berusia 29 tahun yang melakukan perjalanan ke Lombok, Nusa Tenggara Barat pada awal Oktober silam.
Peningkatan kasus gelombang XBB di singapura berlangsung cepat dan sudah mencapai 0,79 kali gelombang BA.5 dan 0,46 kali gelombang BA.2 yang merupakan varian sebelumnya.
Di dalam negeri, level transmisi Covid -19 di masyarakat masih berada di level 1. Tercatat, tren kasus COVID-19 meningkat 11,16 per 100,000 penduduk per minggu. Namun demikian, masyarakat, khususnya warga Jakarta harus ekstrawaspada. Sebab, kasus konfirmasi sudah masuk level 3.
Sedangkan provinsi yang sudah masuk level 2 yakni Yogyakarta dengan 7,21 kasus perawatan mingguan per 100.000 penduduk dan Kalimantan Timur dengan 29,15 kasus mingguan per 100.000 penduduk. Pemerintah harus segera melakukan mitigasi dengan mengeluarkan kebijakan yang tepat. Sebab, herd immunity terbukti tak mampu membendung laju penularan, karena masyarakat yang sudah melakukan vaksin booster juga tertular.
Untuk menekan laju kenaikan Covid-19 pemerintah harus terus menekankan pentingnya kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan. Sebab, masih banyak ditemui masyarakat yang tak lagi menggunakan masker di tempat umum.
Pemerintah juga harus mengingatkan seluruh fasilitas kesehatan untuk bersiap-siap menghadapi kemungkinan peningkatan jumlah pasien dirawat yang di rumah sakit. Belajar dari lonjakan kasus penularan pada dua tahun, pemerintah untuk fokus memikirkan anggaran pembiayaan perawatan pasien yang kemungkinan meningkat imbas munculnya varian baru itu.
Data Kementerian Kesehatan, dalam kurun satu minggu terakhir terjadi kenaikan kasus Covid-19 di 30 provinsi di Indonesia. Pada level nasional, selama empat hari terakhir juga terjadi peningkatan kasus sekitar 4.700 – 4.900 kasus.
Angka kematian juga terus meningkat hingga mencapai 34 orang pada akhir Oktober dan masing-masing 32 orang dalam dua hari di awal November sehingga total kematian selama pandemi terjadi mencapai 158.695 jiwa.
Adanya kenaikan kasus menunjukkan meningkatnya penularan, apapun varian virus yang beredar. Virus bisa menular apabila kita tidak terlindungi dengan baik. Maka dalam kondisi seperti ini, pastikan masyarakat melindungi diri dengan kembali menerapkan protokol kesehatan 3M dengan baik, benar dan disiplin.
Kondisi saat ini belum bias dipastikan aman dari pandemi Covid-19. Lantaran mutasi varian baru masih berpotensi terus terjadi. Masyarakat harus terus mengedepankan protokol kesehatan seperti menggunakan masker baik di dalam maupun di luar ruangan, menghindari kerumunan dan mencuci tangan, dan melakukan tes apabila mengalami tanda dan gejala Covid-19.
Selain itu juga menyegerakan vaksinasi booster Covid-19. Masyarakat yang menerima vaksin penguat atau booster yaitu sekitar 65,1 juta atau 27,7%. Angka itu jauh di bawah vaksin dosis pertama sebanyak 205 juta (87,4%) dan vaksin dosis kedua 171,9 juta (73,2%). Karenanya, masyarakat perlu segera mendapatkan vaksin ketiga di tengah kenaikan kasus dan mendorong pemerintah memfasilitasi vaksin dengan cepat.
Upaya pencegahan juga harus terus dilakukan untuk mengantisipasi lonjakan kasus. Mulai dari kesiapsiagaan Rumah Sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya hingga peningkatan upaya tracing dan testing.
(bmm)