Cerita Pak Harto Makamkan Istri Pahlawan Nasional di Samping Suaminya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Siti Rahmiati Hatta, istri Pahlawan Proklamator Mohammad Hatta , meninggalkan wasiat yang membuat bingung keluarga. Wanita kelahiran Bandung, 16 Februari 1926 itu berpesan tidak ingin dimakamkan di samping sang suami karena khawatir ruangan menjadi sempit jika ada dua makam.
"Jadi Ibu minta dimakamkan di halaman makam Ayah saja," kata Meutia Farida Hatta, putri sulung pasangan Mohammad Hatta dan Siti Rahmiati Hatta kepada Presiden ke-2 RI Soeharto dikutip dari buku Pak Harto The Untold Stories, Selasa (8/11/2022).
Pak Harto yang datang bertakziyah ke kediaman Rahmi Hatta yang meninggal pada 13 April 1999, terdiam sejenak. Setelah itu, ia memanggil Sri Edi Swasono, suami Meutia Hatta.
Baca juga: Kisah Bung Hatta Berikan Mas Kawin Berupa Buku saat Menikah dengan Rahmi Rachim
"Edi orang Jawa, mengerti kan makna suami-istri dimakamkan berdampingan? Itulah sebaik-baiknya bagi Ibu, tidak baik kalau di luar," kata Pak Harto kepada Edi.
Edi lalu menjelaskan apa yang dimaksud Pak Harto, bahwa Rahmi Hatta adalah satu-satunya istri Bung Hatta. Sebagai istri terhormat, maka harus dimakamkan di samping makam suami. Sebab, perempuan yang dimakamkan di luar makam suami hanya yang berstatus selir.
Soeharto paham betul makam Mohammad Hatta di Taman Pemakaman Umum (TPU) Tanah Kusir, Jakarta. Makamnya bernuansa masjid kuno dengan atap bersusun, rumah gadang Minang dengan gonjong lancip ditambah ukiran Jawa yang kaya makna filosofis.
Presiden Soeharto berbincang dengan Bung Hatta pada 31 Januari 1970. FOTO/REPRO KOLEKSI MUSEUM PURNA BHAKTI PERTIWI
Desain makam Pahlawan Nasional itu merupakan hasil karya Soeharto yang diwujudkan dalam gambar arsitektur di bawah pimpinan Siswono Yudohusodo. Di samping makam Bung Hatta, telah disiapkan lubang makam untuk sang istri Rahmi Hatta.
"Tadi kata Meutia, alasannya takut sempit. Nanti saya yang akan memperlebar, sehingga alasan tidak mau dimakamkan di sana karena alasan sempit menjadi tumbang, tidak berlaku lagi," kata Pak Harto tegas.
"Jadi Ibu minta dimakamkan di halaman makam Ayah saja," kata Meutia Farida Hatta, putri sulung pasangan Mohammad Hatta dan Siti Rahmiati Hatta kepada Presiden ke-2 RI Soeharto dikutip dari buku Pak Harto The Untold Stories, Selasa (8/11/2022).
Pak Harto yang datang bertakziyah ke kediaman Rahmi Hatta yang meninggal pada 13 April 1999, terdiam sejenak. Setelah itu, ia memanggil Sri Edi Swasono, suami Meutia Hatta.
Baca juga: Kisah Bung Hatta Berikan Mas Kawin Berupa Buku saat Menikah dengan Rahmi Rachim
"Edi orang Jawa, mengerti kan makna suami-istri dimakamkan berdampingan? Itulah sebaik-baiknya bagi Ibu, tidak baik kalau di luar," kata Pak Harto kepada Edi.
Edi lalu menjelaskan apa yang dimaksud Pak Harto, bahwa Rahmi Hatta adalah satu-satunya istri Bung Hatta. Sebagai istri terhormat, maka harus dimakamkan di samping makam suami. Sebab, perempuan yang dimakamkan di luar makam suami hanya yang berstatus selir.
Soeharto paham betul makam Mohammad Hatta di Taman Pemakaman Umum (TPU) Tanah Kusir, Jakarta. Makamnya bernuansa masjid kuno dengan atap bersusun, rumah gadang Minang dengan gonjong lancip ditambah ukiran Jawa yang kaya makna filosofis.
Presiden Soeharto berbincang dengan Bung Hatta pada 31 Januari 1970. FOTO/REPRO KOLEKSI MUSEUM PURNA BHAKTI PERTIWI
Desain makam Pahlawan Nasional itu merupakan hasil karya Soeharto yang diwujudkan dalam gambar arsitektur di bawah pimpinan Siswono Yudohusodo. Di samping makam Bung Hatta, telah disiapkan lubang makam untuk sang istri Rahmi Hatta.
"Tadi kata Meutia, alasannya takut sempit. Nanti saya yang akan memperlebar, sehingga alasan tidak mau dimakamkan di sana karena alasan sempit menjadi tumbang, tidak berlaku lagi," kata Pak Harto tegas.