5 Tokoh Muhammadiyah Bergelar Pahlawan Nasional
loading...
A
A
A
Soekarno telah menjadi anggota Muhammadiyah di Bengkulu pada tahun 1938. Bagi Soekarno, Muhammadiyah memiliki kesamaan dengan pemikirannya yaitu menghadirkan Islam yang berkemajuan. Soekarno ditetapkan sebagai Pahlawan Proklamator melalui SK Nomor 081/TK/1986 dan sebagai Pahlawan Nasional berdasarkan Keppres No. 83/TK/2012 tanggal 7 November 2012.
3. Jenderal Soedirman
Jenderal Besar Soedirman lahir di Purbalingga, 24 Januari 1916. Dia berasal dari keluarga yang menghayati ajaran dan nilai-nilai Islam. Soedirman pernah menjadi guru di Sekolah Dasar Muhammadiyah Cilacap.
Selain itu, ia juga menjadi aktivis Pemuda Muhammadiyah dan Kader Hizbul Wathan Banyumas. Hizbul Wathan merupakan kepanduan putra dalam organisasi Muhammadiyah. Peran Soedirman bagi kemerdekaan Indonesia sangat besar. Meski dalam kondisi sakit, Jenderal Soedirman tetap berjuang dalam peperangan melawan penjajah.
Jenderal Soedirman ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional berdasarkan Keppres No. 314 Tahun 1964, pada 10 Desember 1964.
4. KH Mas Mansur
KH Mas Mansur, sering juga ditulis Mas Mansoer atau Mas Mansyur, tumbuh dari keluarga yang berasal dari keluarga Pesantren Sidoresmo, salah satu pesantren tradisional terbesar di Indonesia. Sejak kecil, ia juga sering mengikuti ceramah yang disampaikan KH Ahmad Dahlan.
Kemudian pada tahun 1921, KH Mas Mansur memutuskan untuk masuk organisasi Muhammadiyah setelah ia berkelana dan aktif di berbagai organisasi. Ia pernah menjadi Ketua Cabang Muhammadiyah dan Konsul Muhammadiyah wilayah Jawa Timur.
Saat Kongres ke-26 Muhammadiyah yang dilaksanakan di Yogyakarta pada Oktober 1937, pria kelahiran 25 Juni 1896 ini diangkat menjadi Ketua Pengurus Besar Muhammadiyah.
Diajuga turut memperjuangkan rakyat di masa penjajahan. KH Mas Mansur dikenal sebagai salah satu dari empat tokoh yang disebut Empat Serangkai. Pada 26 Juni 1964, KH Mas Mansur memperoleh gelar Pahlawan Nasional.
3. Jenderal Soedirman
Jenderal Besar Soedirman lahir di Purbalingga, 24 Januari 1916. Dia berasal dari keluarga yang menghayati ajaran dan nilai-nilai Islam. Soedirman pernah menjadi guru di Sekolah Dasar Muhammadiyah Cilacap.
Selain itu, ia juga menjadi aktivis Pemuda Muhammadiyah dan Kader Hizbul Wathan Banyumas. Hizbul Wathan merupakan kepanduan putra dalam organisasi Muhammadiyah. Peran Soedirman bagi kemerdekaan Indonesia sangat besar. Meski dalam kondisi sakit, Jenderal Soedirman tetap berjuang dalam peperangan melawan penjajah.
Jenderal Soedirman ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional berdasarkan Keppres No. 314 Tahun 1964, pada 10 Desember 1964.
4. KH Mas Mansur
KH Mas Mansur, sering juga ditulis Mas Mansoer atau Mas Mansyur, tumbuh dari keluarga yang berasal dari keluarga Pesantren Sidoresmo, salah satu pesantren tradisional terbesar di Indonesia. Sejak kecil, ia juga sering mengikuti ceramah yang disampaikan KH Ahmad Dahlan.
Kemudian pada tahun 1921, KH Mas Mansur memutuskan untuk masuk organisasi Muhammadiyah setelah ia berkelana dan aktif di berbagai organisasi. Ia pernah menjadi Ketua Cabang Muhammadiyah dan Konsul Muhammadiyah wilayah Jawa Timur.
Saat Kongres ke-26 Muhammadiyah yang dilaksanakan di Yogyakarta pada Oktober 1937, pria kelahiran 25 Juni 1896 ini diangkat menjadi Ketua Pengurus Besar Muhammadiyah.
Diajuga turut memperjuangkan rakyat di masa penjajahan. KH Mas Mansur dikenal sebagai salah satu dari empat tokoh yang disebut Empat Serangkai. Pada 26 Juni 1964, KH Mas Mansur memperoleh gelar Pahlawan Nasional.