Mencari Capres Ideal Jadi Problem Utama KIB
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kurang dari satu tahun jelang pendaftaran pasangan capres dan cawapres di Komisi Pemilihan Umum (KPU), baru ada dua nama yang hampir pasti akan diusung sebagai capres, mereka yakni Prabowo Subianto dan Anies Baswedan. Sementara, Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang lebih dulu membentuk koalisi baru akan membahas capres-cawapresnya pada November 2022.
Terkait hal ini, Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin memprediksi bahwa KIB akan menggunakan mekanisme musyawarah dalam menentukan nama capres dan cawapresnya.
“Saya melihatnya akan menggunakan cara-cara musyawarah mufakat, saling pengertian, saling membangun kesetaraan,” ujar Ujang kepada wartawan yang dikutip, Rabu (19/10/2022).
Apalagi, kata Ujang, antara Golkar, PAN, dan PPP sudah membuat MoU atau nota kesepahaman bahwa semua hal akan diketahui, dibahas, dan dilakukan bersama-sama. Sehingga, mereka akan merundingkan segalanya, termasuk soal capres dan cawapres.
“Dalam konteks itu saya melihat ketiga partai akan bermusyawarah, merundingkan nama capres atau cawapresnya,” terangnya.
Namun demikian, menurut dosen Universitas Al-Azhar Indonesia ini, yang jadi masalah utama bukan pada musyawarah tidaknya tiga parpol di KIB dalam menentukan capres-cawapres tetapi menentukan capres yang ideal. Apalagi, mereka menginginkan koalisi tersebut menang di Pilpres 2024.
“Saya melihatnya tidak akan terlalu rumit karena menentukan capres-cawapres di KIB karena ada jalur musyawarah. Yang rumit itu adalah mencari capres-cawapres ideal,” pungkas Ujang.
Diketahui, masing-masing parpol di KIB mengusulkan nama capres dan cawapres yang berbeda, Golkar menginginkan Ketua Umumnya Airlangga Hartarto sebagai capres, sementara PAN dan PPP di sejumlah daerah mengusulkan sejumlah nama seperti Ganjar Pranowo, Sandiaga Uno, bahkan ada nama Anies Baswedan.
Terkait hal ini, Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin memprediksi bahwa KIB akan menggunakan mekanisme musyawarah dalam menentukan nama capres dan cawapresnya.
“Saya melihatnya akan menggunakan cara-cara musyawarah mufakat, saling pengertian, saling membangun kesetaraan,” ujar Ujang kepada wartawan yang dikutip, Rabu (19/10/2022).
Apalagi, kata Ujang, antara Golkar, PAN, dan PPP sudah membuat MoU atau nota kesepahaman bahwa semua hal akan diketahui, dibahas, dan dilakukan bersama-sama. Sehingga, mereka akan merundingkan segalanya, termasuk soal capres dan cawapres.
“Dalam konteks itu saya melihat ketiga partai akan bermusyawarah, merundingkan nama capres atau cawapresnya,” terangnya.
Namun demikian, menurut dosen Universitas Al-Azhar Indonesia ini, yang jadi masalah utama bukan pada musyawarah tidaknya tiga parpol di KIB dalam menentukan capres-cawapres tetapi menentukan capres yang ideal. Apalagi, mereka menginginkan koalisi tersebut menang di Pilpres 2024.
“Saya melihatnya tidak akan terlalu rumit karena menentukan capres-cawapres di KIB karena ada jalur musyawarah. Yang rumit itu adalah mencari capres-cawapres ideal,” pungkas Ujang.
Baca Juga
Diketahui, masing-masing parpol di KIB mengusulkan nama capres dan cawapres yang berbeda, Golkar menginginkan Ketua Umumnya Airlangga Hartarto sebagai capres, sementara PAN dan PPP di sejumlah daerah mengusulkan sejumlah nama seperti Ganjar Pranowo, Sandiaga Uno, bahkan ada nama Anies Baswedan.
(kri)