Indonesia Bergabung Bersama WHO Teliti Virus Covid-19
loading...
A
A
A
JAKARTA - Indonesia bergabung dalam kerja sama studi penelitian serologis global untuk virus Corona (Covid-19) yang dikoordinasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Penelitian ini untuk memahami secara komprehensif tingkat infeksi, kejadian infeksi ringan dan tanpa gejala, serta proporsi antibodi terhadap infeksi SARS-CoV-2 pada populasi umum berdasarkan jenis kelamin dan kelompok usia untuk memastikan kekebalan populasi kumulatif. (Baca juga: Pakar Gugus Tugas Sebut 66 Kabupaten/Kota Belum Terdampak Covid-19)
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan, Wiendra Waworuntu mengatakan, pada awal Juni, Indonesia menyatakan minatnya untuk ikut serta dalam Solidarity II – sebuah platform kolaborasi global untuk meningkatkan pemahaman ilmiah di bidang studi serologis melalui implementasi WHO Unity Study.
“Kami ingin menilai besarnya masalah dan menyelidiki tingkat infeksi dengan berpartisipasi dalam penyelidikan seroepidemiology WHO. Deteksi dan penyebaran patogen pernapasan yang muncul seperti Covid-19 disertai dengan ketidakpastian atas karakteristik utama epidemiologis dan serologis,” ungkapnya dalam siaran pers yang diterima SINDO (3/7/2020). (Baca juga: Tambah Satu Positif, 1.119 WNI di Luar Negeri Terkonfirmasi Corona)
Partisipasi Indonesia dalam studi serologis global akan berkontribusi tidak hanya pada respons kesehatan masyarakat dan pengambilan kebijakan di tingkat nasional, tetapi juga pada pemahaman global tentang seroprevalensi dan tindakan pengendalian.
Perwakilan WHO untuk Indonesia, N. Paranietharan, mengungkapkan berpartisipasi dalam studi Internasional adalah cara memahami lebih dalam tingkat infeksi virus Covid-19 ini. “Sejauh ini, bukti mengenai peran orang dalam fase tanpa gejala dan pra-simptomatik di tingkat global dalam transmisi Covid-19 masih terbatas. Berpartisipasi dalam studi internasional ini adalah cara untuk mendapatkan lebih banyak informasi, untuk memahami tingkat infeksi yang sebenarnya pada populasi umum,” jelasnya.
Sementara itu, di Indonesia, studi seroepidemiologis akan dipimpin secara bersama-sama oleh Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Studi ini akan melibatkan para peneliti multidisiplin ilmu yang berasal dari berbagai institusi akademik dan penelitian, serta para ahli infeksi pernapasan akut, laboratorium rujukan regional, dan otoritas kesehatan di tingkat daerah.
WHO akan memberikan dukungan teknis kepada Kementerian Kesehatan untuk melakukan penelitian dan secara bersama-sama mengadaptasi protokol global unity study dengan pengaturan lokal dan karakteristik epidemiologis Covid-19 di Indonesia. Studi ini melibatkan lebih dari 10.000 peserta dari 17 provinsi dan 69 kabupaten/kota di Indonesia. Uji Enzyme Linked Immunosorbent Assay (ELISA) dan netralisasi akan digunakan untuk mengukur prevalensi antibodi Covid-19.
Penelitian ini untuk memahami secara komprehensif tingkat infeksi, kejadian infeksi ringan dan tanpa gejala, serta proporsi antibodi terhadap infeksi SARS-CoV-2 pada populasi umum berdasarkan jenis kelamin dan kelompok usia untuk memastikan kekebalan populasi kumulatif. (Baca juga: Pakar Gugus Tugas Sebut 66 Kabupaten/Kota Belum Terdampak Covid-19)
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan, Wiendra Waworuntu mengatakan, pada awal Juni, Indonesia menyatakan minatnya untuk ikut serta dalam Solidarity II – sebuah platform kolaborasi global untuk meningkatkan pemahaman ilmiah di bidang studi serologis melalui implementasi WHO Unity Study.
“Kami ingin menilai besarnya masalah dan menyelidiki tingkat infeksi dengan berpartisipasi dalam penyelidikan seroepidemiology WHO. Deteksi dan penyebaran patogen pernapasan yang muncul seperti Covid-19 disertai dengan ketidakpastian atas karakteristik utama epidemiologis dan serologis,” ungkapnya dalam siaran pers yang diterima SINDO (3/7/2020). (Baca juga: Tambah Satu Positif, 1.119 WNI di Luar Negeri Terkonfirmasi Corona)
Partisipasi Indonesia dalam studi serologis global akan berkontribusi tidak hanya pada respons kesehatan masyarakat dan pengambilan kebijakan di tingkat nasional, tetapi juga pada pemahaman global tentang seroprevalensi dan tindakan pengendalian.
Perwakilan WHO untuk Indonesia, N. Paranietharan, mengungkapkan berpartisipasi dalam studi Internasional adalah cara memahami lebih dalam tingkat infeksi virus Covid-19 ini. “Sejauh ini, bukti mengenai peran orang dalam fase tanpa gejala dan pra-simptomatik di tingkat global dalam transmisi Covid-19 masih terbatas. Berpartisipasi dalam studi internasional ini adalah cara untuk mendapatkan lebih banyak informasi, untuk memahami tingkat infeksi yang sebenarnya pada populasi umum,” jelasnya.
Sementara itu, di Indonesia, studi seroepidemiologis akan dipimpin secara bersama-sama oleh Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Studi ini akan melibatkan para peneliti multidisiplin ilmu yang berasal dari berbagai institusi akademik dan penelitian, serta para ahli infeksi pernapasan akut, laboratorium rujukan regional, dan otoritas kesehatan di tingkat daerah.
WHO akan memberikan dukungan teknis kepada Kementerian Kesehatan untuk melakukan penelitian dan secara bersama-sama mengadaptasi protokol global unity study dengan pengaturan lokal dan karakteristik epidemiologis Covid-19 di Indonesia. Studi ini melibatkan lebih dari 10.000 peserta dari 17 provinsi dan 69 kabupaten/kota di Indonesia. Uji Enzyme Linked Immunosorbent Assay (ELISA) dan netralisasi akan digunakan untuk mengukur prevalensi antibodi Covid-19.
(cip)