Pemuda Penggerak Teknologi untuk Meningkatkan Daya Saing Bangsa

Selasa, 20 September 2022 - 17:07 WIB
loading...
Pemuda Penggerak Teknologi untuk Meningkatkan Daya Saing Bangsa
Dr. Misbah Fikrianto, Deputi Direktur Administrasi SEAQIL. Foto/Istimewa
A A A
Dr. Misbah Fikrianto
Deputi Direktur Administrasi SEAQIL

Kekuatan teknologi menjadi kebutuhan semua sektor pembangunan bangsa. Menyikapi kebutuhan teknologi, generasi muda yang lebih dekat dengan pemanfaatan teknologi menjadi peran yang penting. Penggunaan teknologi memberikan penguatan daya saing bangsa, karena kemajuan era teknologi sudah menjadi peluang dan tantangan yang besar. Pemuda harus adaptif dan hands on terhadap kemajuan teknologi.

Memasuki era teknologi adalah eranya anak muda, era kaum generasi Z dan alpha. Mereka yang akan menentukan nasib bangsa ke depan. Mereka harus melek digital, mereka harus melek teknologi, dan mereka harus tahu bahwa teknologi harus bisa diterapkan dalam banyak hal untuk membantu masyarakat hingga untuk bisnis. Peran teknologi bukan hanya sekadar alat bantu, tetapi menjadi media percepatan nilai tambah ekonomi.

Menurut Pakar Teknologi Pendidikan, Miarso, teknologi adalah suatu bentuk proses yang meningkatkan nilai tambah. Proses yang berjalan dapat menggunakan atau menghasilkan produk tertentu, produk yang tidak terpisah dari produk lain yang sudah ada. Hal itu juga menyatakan bahwa teknologi merupakan bagian integral dari yang terkandung dalam sistem tertentu. Teknologi merupakan kebutuhan yang harus terpenuhi dan meningkatkan daya saing bangsa.



Munculnya teknologi baru yang mengakibatkan perubahan luar biasa di semua disiplin ilmu, ekonomi, dan industri. Kondisi yang ada, sekitar 75 % pekerjaan melibatkan kemampuan sains, teknologi, teknik dan matematika, internet of things. Oleh karenanya, kaum muda lulusan perguruan tinggi harus siap untuk digital challenge dan memiliki digital talent.

Literasi Teknologi

Perkembangan Revolusi Industri 4.0 dan Digital Society 5.0 menjadikan dorongan melek literasi menjadi kebutuhan. Anak muda adaptif dengan literasi data, literasi teknologi, dan literasi manusia. Era saat ini semua sendi-sendi kehidupan semua diwarnai dengan sentuhan teknologi yang besar. Semua aktivitas anak muda sangat dekat dengan pemanfaatan aplikasi, gawai sebagai media, dan teknologi sebagai upaya yang lebih efisien dan efektif. Berbicara tentang anak muda, pasti identif dengan pemanfaatan teknologi yang cepat dan tepat guna.

Literasi teknologi menjadi kebutuhan semua pihak. Bagaimana penerapan teknologi yang tepat guna dan tepat sasaran. Teknologi memberikan nilai tambah untuk berbagai aktivitas.

Di era digitalisasi seperti saat ini arus globalisasi sudah tidak terbendung lagi, ditandai dengan adanya perkembangan teknologi yang semakin canggih dan merambah ke seluruh dunia, termasuk Indonesia. Akses internet bisa digunakan dari daerah pegunungan sampai desa terpencil, hampir segala hal di seluruh penjuru dunia bisa diakses masyarakat di belahan bumi mana pun dengan bebas dan begitu mudahnya tanpa adanya batasan jarak ataupun waktu.

Dunia industri global kini memasuki era revolusi industri 4.0. Kita sebagai generasi milenial dituntut harus bisa beradaptasi serta berkembang dengan memanfaatkan kemajuan digital yang ada.

Mereka harus melek digital dan melek teknologi. Harus disadari bahwa generasi millenial merupakan penopang kehidupan bangsa Indonesia yang akan menjadi motor penggerak perubahan. Karena pada dasarnya merekalah yang akan menentukan nasib bangsa di masa depan.

Pesatnya perkembangan teknologi ini memberikan banyak kesempatan kepada para generasi milenial dalam memainkan perannya sebagai agent of change untuk mewujudkan Indonesia yang maju dan sejahtera. Sudah saatnya para generasi masa kini unjuk gigi dengan talenta dan keterampilannya menggunakan teknologi, bukan hanya sibuk bernarasi di media sosial, namun generasi milenial harus turut ikut andil dalam mendorong kreativitas dan inovasi di ruang digital karena penguasaan teknologi yang optimal merupakan kunci bangsa Indonesia dalam menghadapi tantangan di era ini.

Generasi milenial harus memiliki talenta digital agar siap menghadapi era digital challenge. Kesempatan generasi milenial menjadi technopreneur terbuka lebar di depan mata. Persaingan semakin ketat sehingga kemampuan tentang sains, teknologi, ilmu terapan dan sebagainya harus terus diasah pada diri generasi milenial.

Pemanfaatan Teknologi

Tantangan di era digitalisasi 4.0 ini ditandai dengan semakin peliknya problem yang akan dihadapi penduduk dunia dan semakin kecilnya peluang kerja bagi manusia karena tergantikan oleh dominasi peran teknologi dari kombinasi globalisasi dengan teknologi informasi.

Lebih jauh lagi ekonomi masa depan adalah ekonomi digital. Para technopreneur juga harus melek digital. Aplikasi teknologi untuk kepentingan bisnis juga mau tak mau sudah harus berorientasi digital. Ekonomi digital harus mengambil peranan penting. Kita bisa melihat bagaimana konsep sharing economy yang dilakukan Go-Jek dan ekspansinya ke luar negeri, maupun marketplace, seperti Bukalapak.

Oleh karena itu, untuk mengantisipasi menyempitnya peluang kerja bagi tenaga kerja terdidik, para generasi milenial harus mulai berpikiran terbuka dan mengasah dirinya agar memiliki soft skill serta kecakapan menangani persoalan yang kompleks. Selain prestasi, para generasi masa kini harus tangkas, responsif, adaptif, kreatif, serta konsisten. Revolusi Industri 4.0 akan menguji generasi milenial untuk menjadi pembelajar yang cepat dan adaptif terhadap berbagai perubahan.

Generasi 4.0 memberikan transformasi yang lebih cepat dan adaptif. Kekuatan pemanfataan teknologi menjadikan penambahan daya saing antarpemuda. Saat ini, akses terhadap informasi terbuka lebar. Kita harus memanfaatkan teknologi untuk berbagai hal.

Pemuda yang Berdaya Saing

Kekuatan pemuda berada pada peningkatan kompetensi dan jaringan. Generasi muda yang memiliki kompetensi yang berkualitas, tetapi tidak memiliki jaringan yang baik, kurang optimal dalam mencapai sesuatu. Kondisi tersebut juga begitu sebaliknya. Pemuda yang memiliki jaringan luas, tetapi kurang memiliki kompetensinya, kurang positioning juga.

Berdasarkan jumlah pemuda di Indonesia sebanyak 64,92 juta jiwa pada 2021. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah itu setara dengan 23,90% dari total populasi Indonesia. Adapun, sebanyak 39,80% pemuda berada di rentang usia 19-24 tahun. Sebanyak 39,33% pemuda berumur 25-30 tahun. Sementara, pemuda berusia 16-18 tahun sebanyak 20,87%. Sesuai dengan komposisi jenis kelamin, 50,91% pemuda merupakan laki-laki. Proporsi itu lebih tinggi dibandingkan perempuan.

Secara landasan hukum, merujuk pada Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan, terdapat beberapa peran aktif pemuda, diantaranya kekuatan moral, kontrol sosial, dan agen perubahan dalam segala aspek pembangunan nasional. Pada penjelasan bagian pemberdayaan pemuda, salah satu isinya yaitu tentang peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi. Secara legal, pemberdayaan pemuda merupakan upaya pengembangan kepemudaan dengan berbagai aspeknya. Pemuda menjadi tumpuan bangsa, karena kompetensi dan jaringannya. Semua kekuatan pemuda harus dikembangkan sesuai dengan peluangnya.

Pemuda penggerak teknologi memberikan nilai tambah, baik kepada sektor pendidikan, ekonomi, dan sosial. Pemuda menjadi contoh teladan dalam mengembangkan segala sesuatu yang berbasis teknologi. Dikaitkan dengan aktivitas pemuda di sektor pendidikan, banyak sekali yang melakukan pemanfaatan teknologi untuk pengembangan ekonomi digital. Tumbuhnya marketplace dan pengembangan bisnis online menjadikan transaksi dapat di mana saja dan kapan saja. Kondisi demikian menjadi pendorong untuk kemajuan ekonomi Indonesia. Semoga kita semua memajukan bangsa Indonesia sesuai dengan peran dan partisipasi masing-masing. Majulah Pemuda Indonesia!
(zik)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1169 seconds (0.1#10.140)