Sejarah dan Latar Belakang Operasi Trikora, Upaya Pembebasan Irian Barat dari Belanda
loading...
A
A
A
Hal ini dibuktikan dengan keterlibatan kapal selam dari kesatuan korps hiu kencana yang berhasil melakukan operasi penyusupan dan mendaratkan pasukan.
Pada 15 Januari 1962, terlihat dua pesawat Belanda yang terbang melintasi formasi patroli ALRI. Akhirnya, pertempuran pun pecah dan menenggelamkan KRI Macan Tutul serta gugurnya Komodor Yos Sudarso.
Baca juga : Polisi Tembak Mati Anggota KKB Lerinus Murib dalam Kontak Senjata di Lapangan Trikora, Distrik Ilaga
Setelah melalui pertempuran panjang, pada 15 Agustus 1962 ditandatangani sebuah perjanjian antara pemerintah Indonesia dengan pemerintah Belanda yang dikenal sebagai ‘Perjanjian New York’ dan disaksikan langsung oleh Sekjen PBB U Thant.
Adapun isi perjanjian tersebut adalah Belanda menyerahkan kekuasaannya atas Irian Barat kepada Badan Pemerintahan Sementara PBB, yaitu UNTEA. Nantinya, UNTEA sendiri akan menyerahkan kekuasaan kepada Indonesia.
Selain itu, sebelum akhir tahun 1969 dengan pengawasan PBB, Indonesia akan melaksanakan Act of Free Choice (PEPERA), yaitu penentuan nasib sendiri bagi orang Irian. Mereka bebas memilih apakah ingin bergabung dengan Indonesia atau mendirikan sebuah negara baru.
Adapun hasil PEPERA yang dilakukan di delapan kabupaten dari 14 Juli hingga 2 Agustus 1969 secara bulat menyatakan bergabung dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pada 15 Januari 1962, terlihat dua pesawat Belanda yang terbang melintasi formasi patroli ALRI. Akhirnya, pertempuran pun pecah dan menenggelamkan KRI Macan Tutul serta gugurnya Komodor Yos Sudarso.
Baca juga : Polisi Tembak Mati Anggota KKB Lerinus Murib dalam Kontak Senjata di Lapangan Trikora, Distrik Ilaga
Setelah melalui pertempuran panjang, pada 15 Agustus 1962 ditandatangani sebuah perjanjian antara pemerintah Indonesia dengan pemerintah Belanda yang dikenal sebagai ‘Perjanjian New York’ dan disaksikan langsung oleh Sekjen PBB U Thant.
Adapun isi perjanjian tersebut adalah Belanda menyerahkan kekuasaannya atas Irian Barat kepada Badan Pemerintahan Sementara PBB, yaitu UNTEA. Nantinya, UNTEA sendiri akan menyerahkan kekuasaan kepada Indonesia.
Selain itu, sebelum akhir tahun 1969 dengan pengawasan PBB, Indonesia akan melaksanakan Act of Free Choice (PEPERA), yaitu penentuan nasib sendiri bagi orang Irian. Mereka bebas memilih apakah ingin bergabung dengan Indonesia atau mendirikan sebuah negara baru.
Adapun hasil PEPERA yang dilakukan di delapan kabupaten dari 14 Juli hingga 2 Agustus 1969 secara bulat menyatakan bergabung dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
(bim)