Radikalisme Jadi Isu Global, Wapres: Umat Islam Harus Berpikir Moderat
loading...
A
A
A
BEKASI - Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin menegaskan paham radikalisme saat ini telah menjadi isu global. Oleh karena itu, Wapres meminta agar umat Islam harus berpikir moderat sehingga tidak menjadi kelompok yang radikal.
“Supaya umat Islam berpikir moderat, jadi jangan umat Islam terlampaui artinya tidak moderat, dia kurang peduli terhadap agamanya. Tapi jangan juga berlebihan, sehingga kita menjadi kelompok yang radikal, yang ekstrem,” ujar Wapres di tengah ceramah umum seminar kebangsaan dalam rangka Milad ke-37 Yayasan Wakaf Al-Muhajirien Jakapermai, Bekasi, Rabu (31/8/2022).
“Jadi kita yang tengah, yang wasathan, itu kita diajarkan supaya menjadi umat yang moderat, moderat itu yang toleran, menghargai perbedaan, tidak memaksakan kehendaknya,” imbuhnya.
Apalagi, kata Wapres, Indonesia dianggap sebagai negara dan bangsa yang paling toleran. “Dakwah kita yang mengajak dengan cara yang benar, ini sebab apa? Isu radikalisme menjadi isu global, dan kita ternyata Indonesia dianggap negara dan bangsa yang paling toleran.”
“Beberapa lama ini, ulama dari perkumpulan orang-orang pintar seluruh dunia, yang berpusat di Emirat Abu Dhabi, diketuai oleh Rektor Al Azhar, tempat kumpulannya orang-orang pintar di dunia menyatu di sana, datang ke Indonesia menemui saya,” cerita Wapres.
Wapres menuturkan para ulama yang datang menemuinya mengatakan ke Indonesia untuk belajar tentang toleransi. “Dan kami (ulama) ingin menjadikan Indonesia model cara mengembangkan Islam di global, kami ingin belajar bukan ingin mengajari Indonesia tapi ingin belajar.”
Bahkan, kata Wapres, para ulama tersebut mengatakan sekarang ini bukan saatnya lagi bahasa Arab diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, tapi bahasa Indonesia yang harus diterjemahkan ke dalam bahasa Arab.
“Nah ini harus dijaga karena kita ini sudah sebenarnya sudah berhasil membangun wasathiyah, makanya kita jaga, kita tularkan kepada generasi anak-anak kita ini jangan sampai paham-paham radikalisme, terorisme masuk ke dalam negara kita,” tutupnya.
“Supaya umat Islam berpikir moderat, jadi jangan umat Islam terlampaui artinya tidak moderat, dia kurang peduli terhadap agamanya. Tapi jangan juga berlebihan, sehingga kita menjadi kelompok yang radikal, yang ekstrem,” ujar Wapres di tengah ceramah umum seminar kebangsaan dalam rangka Milad ke-37 Yayasan Wakaf Al-Muhajirien Jakapermai, Bekasi, Rabu (31/8/2022).
“Jadi kita yang tengah, yang wasathan, itu kita diajarkan supaya menjadi umat yang moderat, moderat itu yang toleran, menghargai perbedaan, tidak memaksakan kehendaknya,” imbuhnya.
Apalagi, kata Wapres, Indonesia dianggap sebagai negara dan bangsa yang paling toleran. “Dakwah kita yang mengajak dengan cara yang benar, ini sebab apa? Isu radikalisme menjadi isu global, dan kita ternyata Indonesia dianggap negara dan bangsa yang paling toleran.”
“Beberapa lama ini, ulama dari perkumpulan orang-orang pintar seluruh dunia, yang berpusat di Emirat Abu Dhabi, diketuai oleh Rektor Al Azhar, tempat kumpulannya orang-orang pintar di dunia menyatu di sana, datang ke Indonesia menemui saya,” cerita Wapres.
Wapres menuturkan para ulama yang datang menemuinya mengatakan ke Indonesia untuk belajar tentang toleransi. “Dan kami (ulama) ingin menjadikan Indonesia model cara mengembangkan Islam di global, kami ingin belajar bukan ingin mengajari Indonesia tapi ingin belajar.”
Bahkan, kata Wapres, para ulama tersebut mengatakan sekarang ini bukan saatnya lagi bahasa Arab diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, tapi bahasa Indonesia yang harus diterjemahkan ke dalam bahasa Arab.
“Nah ini harus dijaga karena kita ini sudah sebenarnya sudah berhasil membangun wasathiyah, makanya kita jaga, kita tularkan kepada generasi anak-anak kita ini jangan sampai paham-paham radikalisme, terorisme masuk ke dalam negara kita,” tutupnya.
(kri)