IPW Ungkap Ada Anggota DPR Telepon Jelaskan Ferdy Sambo adalah Korban

Kamis, 25 Agustus 2022 - 17:03 WIB
loading...
IPW Ungkap Ada Anggota DPR Telepon Jelaskan Ferdy Sambo adalah Korban
Ketua Indonesia Police Watch (IPW) Sugeng Teguh Santoso mengungkap ada anggota DPR yang menghubunginya terkait kasus tewasnya Brigadir J di rumah dinas Ferdy Sambo. FOTO/MPI/FELLDY UTAMA
A A A
JAKARTA - Ketua Indonesia Police Watch (IPW) Sugeng Teguh Santoso mengungkap ada anggota DPR yang menghubunginya terkait kasus tewasnya Brigadir J di rumah dinas Ferdy Sambo . Hal ini diungkapkan Sugeng dalam sidang Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR, Kamis (25/8/2022) siang.

Awalnya, MKD mempertanyakan informasi anggota DPR menghubungi Sugeng pascaramai pemberitaan tentang kematian Brigadir J atau Nofriansyah Yosua Hutabarat pada 11 Juli 2022. Menjawab hal itu, Sugeng menceritakan kronologinya.

Menurutnya, ada dua anggota DPR yang menghubungi via telepon. "Pada tanggal 12 Juli, baru masuk ini. Kalau tidak salah 12 Juli malam, ada 2 anggota dewan," kata Sugeng di ruang sidang MKD, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (25/8/2022).



Sugeng mengatakan, satu anggota DPR awalnya mengirimkan pesan via aplikasi WahtsApp. Pesan yang dikirim berupa link pemberitaan di mana Komnas Perempuan menilai Putri Candrawathi, istri Sambo perlu mendapat perlindungan.

"Satu mengirim WA, berita dari Komnas Perempuan. Intinya bahwa nyonya PC harus dilindungi. Ternyata sekarang tersangka," ujarnya.

Sayangnya, pesan tersebut tidak dibaca olehnya, sampai kemudian anggota DPR terkait menghubungi Sugeng via telepon. Dari pembicaraan lewat telepon, Sugeng sempat merasa tersinggung dengan perkataan anggota DPR. Sebabnya, anggota DPR memanggil Sugeng dengan kata ganti "Dinda".

Baca juga: Jika Satu Sel dengan Ferdy Sambo, Napoleon Bonaparte: Saya Openi dengan Baik

Sugeng menyiratkan latar belakang anggota DPR yang dimaksud. Ia menyebut bahwa anggota dewan tersebut pernah menjadi pengurus di salah satu organisasi HAM. Pada waktu itu, Sugeng sudah menjadi wakil ketua organisasi tingkat nasional di Jakarta.

"Jadi saya tersinggung. Eh, jadi Anda memanggil saya dinda dan anda Kanda, saya bilang. Di telepon, saya marah. Tapi dia akhirnya kaget, rupanya saya tidak bisa digertak," tuturnya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2123 seconds (0.1#10.140)