Penanganan Covid-19 Indonesia Termasuk Terbaik, Masyarakat Diminta Jangan Lengah

Sabtu, 20 Agustus 2022 - 18:12 WIB
loading...
Penanganan Covid-19 Indonesia Termasuk Terbaik, Masyarakat Diminta Jangan Lengah
Meski penanganan Covid-19 di Indonesia termasuk yang terbaik, namun masyarakat diminta jangan lengah. Hal ini dikemukakan oleh Anggota DPR RI, Rahmad Handoyo. Foto/Ilustrasi/ANTARA
A A A
JAKARTA - Meski penanganan Covid-19 di Indonesia termasuk yang terbaik, namun masyarakat diminta jangan lengah dan tetap waspada. Hal ini dikemukakan oleh Anggota DPR RI, Rahmad Handoyo.

Namun, capaian ini jangan sampai membuat masyarakat terlena karena penularan Covid-19 di negara lain masih naik turun.

"Pengendalian dari sisi positivity rate dan kasus harian, Indonesia sebagai negara dengan penduduk sangat besar, saya kira kita sebagai salah satu yang terbaik. Itu kita akui dan syukuri," kata Rahmad dalam keterangannya, Sabtu (20/8/2022).

Demikian juga kata Rahmad, dengan program vaksinasi nasional. Indonesia termasuk salah satu negara dengan capaian vaksinasi nasional terbanyak.

"Ini prestasi juga, padahal kita bukan negara penghasil vaksin. Bahkan 100 persen vaksin diimpor. Ini keberhasilan negara berdiplomasi untuk mendapatkan vaksin," ujar Rahmad.

Menurut Rahmad, keberhasilan ini merupakan buah gotong rotong pemerintah pusat, pemerintah daerah, partai politik, TNI, Polri, tokoh agama, tokoh adat, berjibaku, mengurangi potensi penularan virus.

Namun, Presiden Jokowi dan Parlemen sudah wanti-wanti bahwa saat ini pandemi masih sangat dinamis. Di banyak daerah terkendali, namun secara naasional penularan Covid-19 tetap harus diwaspadai, karena virus terus bermutasi.

Kata dia, masih ada yang meninggal dan harus dirawat secara intensif karena terpapar Covid-19. "Kita jangan berpuas diri. Presiden sudah ingatkan kita tidak boleh terlena. Tetap pasang kuda-kuda karena secara global sangat dinamis," tegas Rahmad.

Dia mengimbau masyarakat, agar tetap memperkuat kekebalan kelompok melalui vaksinasi. Penyesuaian kebijakan pembatasan mobilitas masyarakat untuk menggerakkan ekonomi, tidak boleh boleh direspons berlebihan.

"Protokol kesehatan harus terus diterapkan sampai benar-benar kondisi pulih," tutupnya.
(maf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1195 seconds (0.1#10.140)