Profil Ishak Daud, Panglima GAM yang Disegani pada Zamannya
loading...
A
A
A
"Bagaimana mungkin bisa damai kalau tidak ada kepercayaan," kata Ishak Daud saat berbincang dengan wartawan terkait kondisi kekinian Aceh menjelang perdamaian pada 2002 dikutip dari tulisan Nani Afrida, Panglima Ishak Daud di Mata Saya (Bagian II). Ketidakpercayaan Ishak Daud karena itu ia melihat TNI tetap saja melakukan operasi di Aceh.
Seperti operasi TNI pada 8 September 2004 di Alue Nireh, Aceh Timur yang akhirnya menewaskan Ishak Daud. Ia tertembak dalam sebuah pertempuran. Turut meninggal dalam pertempuran itu, sang istri, Cut Rostina, dan dua pengawal Ishak Daud.
Jenazah Ishak Daud dan Cut Rostina kemudian dimakamkan di Desa Blang Glumpang, Kecamatan Idi Rayeuk, Aceh Timur. Lokasinya sekitar 300 meter dari rumah ibundanya, Nuriah.
Kematian Ishak Daud menyisakan kesedihan mendalam bagi anggota GAM dan masyarakat Aceh Timur. Empat hari kemudian GAM mengumumkan Ishak Daud mati syahid.
Seperti operasi TNI pada 8 September 2004 di Alue Nireh, Aceh Timur yang akhirnya menewaskan Ishak Daud. Ia tertembak dalam sebuah pertempuran. Turut meninggal dalam pertempuran itu, sang istri, Cut Rostina, dan dua pengawal Ishak Daud.
Jenazah Ishak Daud dan Cut Rostina kemudian dimakamkan di Desa Blang Glumpang, Kecamatan Idi Rayeuk, Aceh Timur. Lokasinya sekitar 300 meter dari rumah ibundanya, Nuriah.
Kematian Ishak Daud menyisakan kesedihan mendalam bagi anggota GAM dan masyarakat Aceh Timur. Empat hari kemudian GAM mengumumkan Ishak Daud mati syahid.
(abd)