Kudatuli, Sejarah Politik yang Turut Berperan Menggembleng Puan Maharani
loading...
A
A
A
Baca juga: Megawati Ajak Seluruh Kader PDIP Renungkan Tragedi Kudatuli
Tugas Khusus
Selama kondisi genting itu, Puan diberi tugas khusus. Sementara ayah dan ibunya sibuk dalam urusan politik, Puan bertugas menyiapkan makanan bagi para simpatisan yang berkumpul di rumah Kebagusan. Puan yang masih sangat belia awalnya kebingungan mendapatkan tugas ini. "Masak apa yang cepat untuk orang sebanyak ini. Kita kan punya peralatan kecil," katanya.
Akhirnya Puan meminta pembantu di rumahnya untuk memasak nasi dan sayur sop. Menu itu dipilih karena selain mengenyangkan juga bisa untuk banyak orang. Namun, pada akhirnya banyak bantuan makanan dari berbagai pihak yang datang ke Kebagusan.
"Alhamdulilah tanpa diminta banyak orang yang nyumbang, dari siapa-siapa saya juga enggak tahu. Ada beras, pisang, tempe, tahu dan sebagainya. Di tengah kesusahan kita masih banyak orang baik yang mau datang untuk menolong," kenang Puan.
Para simpatisan pendukung Megawati itu terus berkumpul di rumah Kebagusan sampai situasi politik mereda. Puan mengakui saat itu kuliahnya di Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia sempat terganggu akibat kondisi di rumahnya itu. "Saya masih kuliah waktu itu mau keluar rumah aja susah," katanya.
Namun Puan dengan sekuat tenaga mencoba membantu perjuangan ibunya tapi tetap bertanggung jawab atas kuliah yang diembannya.
Puan menilai peristiwa Kudatuli berperan menggembleng dan membentuk dirinya hingga ia menjadi menteri hingga Ketua DPR. "Kalau orang yang enggak tahu, dipikir Puan itu enak aja, enggak pernah susah hidupnya, cucunya Soekarno, anaknya Megawati, dua-duanya pernah jadi presiden. Tapi ini sekelumit cerita yang orang juga banyak tidak tahu," kata Puan.
Tugas Khusus
Selama kondisi genting itu, Puan diberi tugas khusus. Sementara ayah dan ibunya sibuk dalam urusan politik, Puan bertugas menyiapkan makanan bagi para simpatisan yang berkumpul di rumah Kebagusan. Puan yang masih sangat belia awalnya kebingungan mendapatkan tugas ini. "Masak apa yang cepat untuk orang sebanyak ini. Kita kan punya peralatan kecil," katanya.
Akhirnya Puan meminta pembantu di rumahnya untuk memasak nasi dan sayur sop. Menu itu dipilih karena selain mengenyangkan juga bisa untuk banyak orang. Namun, pada akhirnya banyak bantuan makanan dari berbagai pihak yang datang ke Kebagusan.
"Alhamdulilah tanpa diminta banyak orang yang nyumbang, dari siapa-siapa saya juga enggak tahu. Ada beras, pisang, tempe, tahu dan sebagainya. Di tengah kesusahan kita masih banyak orang baik yang mau datang untuk menolong," kenang Puan.
Para simpatisan pendukung Megawati itu terus berkumpul di rumah Kebagusan sampai situasi politik mereda. Puan mengakui saat itu kuliahnya di Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia sempat terganggu akibat kondisi di rumahnya itu. "Saya masih kuliah waktu itu mau keluar rumah aja susah," katanya.
Namun Puan dengan sekuat tenaga mencoba membantu perjuangan ibunya tapi tetap bertanggung jawab atas kuliah yang diembannya.
Puan menilai peristiwa Kudatuli berperan menggembleng dan membentuk dirinya hingga ia menjadi menteri hingga Ketua DPR. "Kalau orang yang enggak tahu, dipikir Puan itu enak aja, enggak pernah susah hidupnya, cucunya Soekarno, anaknya Megawati, dua-duanya pernah jadi presiden. Tapi ini sekelumit cerita yang orang juga banyak tidak tahu," kata Puan.
(abd)