Wisata Musik dan Platform Indie

Rabu, 22 Juni 2022 - 15:21 WIB
loading...
A A A
Infrastruktur gedung yang selama ini dijadikan tempat diselenggarakannya pertunjukan musik di Kota Bandung yaitu Sasana Budaya Ganesa (SABUGA Convention Center). Namun gedung ini spesifikasinya belum sesuai sebagai concert hall.

Dengan adanya concert hall yang memenuhi standar dari sebuah gedung pertunjukan musik, Kota Bandung dapat menyelenggarakan pertunjukan musik dengan skala yang lebih besar dan sebagai infrastruktur penunjang wisata musik.

Perkembangan sektor pariwisata global kini menjadikan pagelaran musik sebagai destinasi wisata. Konsep music tourism (wisata musik) terus berkembang dan menyumbangkan devisa yang luar biasa.

Salah satu contohnya Inggris, negara yang menjadikan kawasan Abbey Road dan Festival musik Glastonbury sebagai kiblatnya wisata musik dunia. Sejak 2016 sektor wisata musik di Inggris meraup keuntungan hingga Rp76 triliun. Setiap tahun kunjungan meningkat 11%.

Negara di Asia Tenggara seperti Thailand dan Singapura juga sangat agresif mengembangkan wisata musik. Thailand dengan Full Moon Party atau Festival Bulan Purnama di Phuket. Sedangkan Singapura, menekankan konser musisi dunia.

Perpaduan antara pertunjukan musik dan kegiatan ekowisata sering diselenggarakan oleh komunitas musik independen. Grup musik Indie telah berhasil merintis wisata musik sebagai pendorong pariwisata berbasis potensi lokalitas di pelosok Tanah Air.

Salah satu yang menjadi ciri dari musik indie adalah kentalnya unsur lokalitas yang mereka bawa sebagai bagian dari identitas mereka, baik itu lagu-lagu mereka, bahasa serta penggunaan atribut saat melakukan pertunjukan musik secara langsung.

Mendorong Industri Kreatif
Pemulihan ekonomi nasional sangat dipengaruhi oleh keberhasilan di bidang investasi. Pemerintah telah menentukan target investasi 2022 sebesar Rp 1.200 triliun. Langkah strategis Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno bersama Wamenparekraf Angela Tanoesoedibjo yang menjadikan tahun ini sebagai momentum pemulihan ekonomi sangat ditentukan oleh investor yang mendukung industri kreatif.

Saat ini Indonesia menempati peringkat ketiga dunia, setelah Amerika Serikat dan Korea Selatan. Di mana industri ekonomi kreatif berkontribusi 7,8% atau senilai Rp1.100 triliun terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.

Para investor diarahkan mendukung usaha industri kreatif dengan memberi pinjaman melalui berbagai platform peer to peer lending. Hingga kini ada tiga sub-sektor industri kreatif yang menjadi penyumbang devisa terbesar yaitu kuliner, kriya dan fashion.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1137 seconds (0.1#10.140)