Resesi Ekonomi Sudah di Depan Mata

Rabu, 24 Juni 2020 - 11:10 WIB
loading...
A A A
Data BPS menunjukkan angka TPT sebanyak 6,88 juta pada Februari lalu. Dampak lainnya adalah tingkat konsumsi rumah tangga turun karena daya beli yang rendah.

Sementara itu, kondisi perekonomian global juga semakin terpuruk, pihak IMF menyebut situasi tersebut terparah sejak 1930. Pemerintah Amerika Serikat (AS) telah menyalakan lampu hijau untuk pemberian stimulus senilai USD 2 triliun demi menjaga sistem keuangan. Lalu, pertumbuhan ekonomi China diproyeksi terpangkas ke level 1,2%.

Di daratan Eropa juga tak lewat dari sapuan pandemi Covid-19 di mana pertumbuhan perekonomian Jerman dan Inggris juga suram. Belum lama ini Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva membeberkan bahwa lebih dari 100 negara telah meminta bantuan darurat kepada IMF untuk mengatasi krisis keuangan sebagai dampak wabah virus korona. IMF siap menggelontorkan dana sebesar USD 1 triliun sebagai pinjaman. Kini tercatat sudah sebanyak sepuluh negara telah memperoleh dana darurat.

Jadi, untuk menghindari resesi ekonomi yang siap menerkam negeri ini, maka motor pertumbuhan ekonomi harus diputar kencang pada kuartal ketiga dan keempat alias tumbuh positif. Sri Mulyani yang pernah menjadi petinggi Bank Dunia selaku direktur pelaksana menyatakan menghalau hantu resesi ekonomi dibutuhkan perjuangan yang sangat berat.

Kita berharap sejumlah kebijakan yang diterbitkan pemerintah dan didukung dengan dana besar untuk pemulihan ekonomi nasional dapat tepat sasaran.
(poe)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1553 seconds (0.1#10.140)