Malaysia-Indonesia Dipererat Hubungan Baik Jurnalis Kedua Negara
loading...
A
A
A
Terkait masih munculnya isu-isu soal klaim tari, lagu, makanan dan produk budaya lain, Ismail menyatakan bahwa masalah itu tidak ada kaitannya dengan negara dan pemerintah, tapi lebih kepada etnis masyarakat itu sendiri. Misalnya soal tari Jawa, menurut Ismail, orang asal Jawa yang bermukim di Malaysia juga merasa memiliki tarian tersebut.
Perdana Menteri Ismail Sabri Yakoob menerima cindera mata dari Presiden ISWAMI
Indonesia Asro Kamal Rokan di Kantor Perdana Menteri, Putra Jaya, Malaysia.
“Banyak etnis Jawa yang sudah lama tinggal Johor atau Selangor juga melestarikan tari Jawa di lingkungannya. Nah, terus dikabarkan Malaysia mencuri tarian Indonesia. Ini sengaja diembuskan agar hubungan kedua negara menjadi kurang baik. Jika media mengabarkan secara lengkap tentang tari Jawa oleh etnis Jawa di Malaysia, masalahnya jelas,” kata mantan menteri pertahanan yang baru saja menerima penghargaan dari universitas di Tokyo atas perannya menangani pandemi Covid-19 .
Karena itu, menurut Ismail banyak masalah yang tidak perlu dipersengketakan di antara kedua negara jika kesalahpahaman dan kekurangan informasi itu tidak terjadi. Media memiliki peran besar untuk menyampaikan pemahaman itu kepada khalayak di kedua negara. “Saya mengharapkan ISWAMI mengambil peran ini,” tambah Ismail.
baca juga: Penguatan Kerja Sama Bilateral Indonesia-Malaysia Bisa Bantu Memperkokoh ASEAN
Perdana Menteri telah berbicara dengan Presiden Joko Widodo bahwa kedua belah pihak sepakat untuk menginventarisasi isu-isu yang terkait kebudayaan. Jadi ada daftar hal-hal yang jelas diidentifikasi sebagai milik Indonesia, milik Malaysia maupun milik bersama.
“Ada daftar yang jadi milik bersama. Misal tarian Jawa dan kuda kepang ada dalam daftar Indonesia dan Malaysia. Ini nanti yang akan kita bicarakan dengan Presiden Jokowi,” tekannya.
Deklarasi Melaka
Dalam peringatan Hawana 2022 yang mengusung tema “Suara Jelata, Aspirasi Negara” itu dibacakan Deklarasi Melaka oleh para tokoh pers Malaysia. Ada lima poin penting yang disampaikan dalam deklarasi tersebut, di antaranya menyerukan persatuan media massa untuk bersama-sama memerangi peredaran berita palsu atau hoaks sebagai akibat semakin maraknya peredaran berita di ranah media sosial.
baca juga: BNPP Sebut Ada 29 Titik Tak Resmi di Lintas Batas Indonesia-Malaysia
Perdana Menteri Ismail Sabri Yakoob menerima cindera mata dari Presiden ISWAMI
Indonesia Asro Kamal Rokan di Kantor Perdana Menteri, Putra Jaya, Malaysia.
“Banyak etnis Jawa yang sudah lama tinggal Johor atau Selangor juga melestarikan tari Jawa di lingkungannya. Nah, terus dikabarkan Malaysia mencuri tarian Indonesia. Ini sengaja diembuskan agar hubungan kedua negara menjadi kurang baik. Jika media mengabarkan secara lengkap tentang tari Jawa oleh etnis Jawa di Malaysia, masalahnya jelas,” kata mantan menteri pertahanan yang baru saja menerima penghargaan dari universitas di Tokyo atas perannya menangani pandemi Covid-19 .
Karena itu, menurut Ismail banyak masalah yang tidak perlu dipersengketakan di antara kedua negara jika kesalahpahaman dan kekurangan informasi itu tidak terjadi. Media memiliki peran besar untuk menyampaikan pemahaman itu kepada khalayak di kedua negara. “Saya mengharapkan ISWAMI mengambil peran ini,” tambah Ismail.
baca juga: Penguatan Kerja Sama Bilateral Indonesia-Malaysia Bisa Bantu Memperkokoh ASEAN
Perdana Menteri telah berbicara dengan Presiden Joko Widodo bahwa kedua belah pihak sepakat untuk menginventarisasi isu-isu yang terkait kebudayaan. Jadi ada daftar hal-hal yang jelas diidentifikasi sebagai milik Indonesia, milik Malaysia maupun milik bersama.
“Ada daftar yang jadi milik bersama. Misal tarian Jawa dan kuda kepang ada dalam daftar Indonesia dan Malaysia. Ini nanti yang akan kita bicarakan dengan Presiden Jokowi,” tekannya.
Deklarasi Melaka
Dalam peringatan Hawana 2022 yang mengusung tema “Suara Jelata, Aspirasi Negara” itu dibacakan Deklarasi Melaka oleh para tokoh pers Malaysia. Ada lima poin penting yang disampaikan dalam deklarasi tersebut, di antaranya menyerukan persatuan media massa untuk bersama-sama memerangi peredaran berita palsu atau hoaks sebagai akibat semakin maraknya peredaran berita di ranah media sosial.
baca juga: BNPP Sebut Ada 29 Titik Tak Resmi di Lintas Batas Indonesia-Malaysia