Balitbang Hukum dan HAM Gelar OPini Bahas Peran Perempuan Sukseskan Presidensi G20
loading...
A
A
A
"Narasumber yang hadir mengulas tentang kesenjangan akses teknologi tentang perempuan, bagaimana G20 menyasar isu ini serta inisiatif para perempuan di bidang teknologi," katanya.
OPini dibuka Kepala Balitbang Hukum dan HAMDr Sri Puguh Budi Utami. Hadir sebagai narasumber adalah Peneliti Balitbang Hukum dan HAM Nevey Varida A; Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Anak, Perempuan dan Pemuda Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Femmy Eka Kartika Putri, Profesor Riset Bidang Teknologi Proses Elektrokimia Badan Riset dan Inovasi Nasional Eniya Listiani Dewi; dan Senior Project Coordinator di Krealogi by Du Anyam Esti Khoerunnisa.
Dalam obrolan peneliti tadi terungkap, berdasarkan data dari Kementerian Koperasi dan UKM menunjukkan bahwa 64,5% pemilik UMKM adalah perempuan. Sektor ini menjadi potensi yang besar untuk meningkatkan peran nyata perempuan dalam pemulihan ekonomi dunia.
"Meski begitu, fakta menunjukkan bahwa belum semua UMKM perempuan memiliki akses yang cukup ke ekosistem pembiayaan dan digital," kata Ernie.
Menurutnya, kondisi ini salah satunya disebabkan oleh kesenjangan akses terhadap teknologi yang dialami oleh perempuan. Sebab, berdasarkan data Susenas (2019), akses internet untuk kaum perempuan secara konsisten mengalami kesenjangan selama periode 2016 hingga 2019.
"Pada 2016, pengguna internet perempuan 7,6% lebih sedikit dibanding laki-laki. Selisih angka ini bergeser, di mana pada tahun 2017 pengguna internet perempuan 7,04% lebih sedikit dibanding laki-laki, lalu menjadi 6,34% pada 2018 dan 6,26% pada 2019," kata Ernie.
Untuk itu, kata dia, penting untuk menelisik lebih jauh akar permasalahan, tantangan dan peluang perempuan dalam membangun ekonomi digital yang inklusif.
OPini dibuka Kepala Balitbang Hukum dan HAMDr Sri Puguh Budi Utami. Hadir sebagai narasumber adalah Peneliti Balitbang Hukum dan HAM Nevey Varida A; Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Anak, Perempuan dan Pemuda Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Femmy Eka Kartika Putri, Profesor Riset Bidang Teknologi Proses Elektrokimia Badan Riset dan Inovasi Nasional Eniya Listiani Dewi; dan Senior Project Coordinator di Krealogi by Du Anyam Esti Khoerunnisa.
Dalam obrolan peneliti tadi terungkap, berdasarkan data dari Kementerian Koperasi dan UKM menunjukkan bahwa 64,5% pemilik UMKM adalah perempuan. Sektor ini menjadi potensi yang besar untuk meningkatkan peran nyata perempuan dalam pemulihan ekonomi dunia.
"Meski begitu, fakta menunjukkan bahwa belum semua UMKM perempuan memiliki akses yang cukup ke ekosistem pembiayaan dan digital," kata Ernie.
Menurutnya, kondisi ini salah satunya disebabkan oleh kesenjangan akses terhadap teknologi yang dialami oleh perempuan. Sebab, berdasarkan data Susenas (2019), akses internet untuk kaum perempuan secara konsisten mengalami kesenjangan selama periode 2016 hingga 2019.
"Pada 2016, pengguna internet perempuan 7,6% lebih sedikit dibanding laki-laki. Selisih angka ini bergeser, di mana pada tahun 2017 pengguna internet perempuan 7,04% lebih sedikit dibanding laki-laki, lalu menjadi 6,34% pada 2018 dan 6,26% pada 2019," kata Ernie.
Untuk itu, kata dia, penting untuk menelisik lebih jauh akar permasalahan, tantangan dan peluang perempuan dalam membangun ekonomi digital yang inklusif.
(abd)