Sama-sama Pasukan Elite TNI, Ini Perbedaan Koopssus dan Kopassus

Jum'at, 27 Mei 2022 - 05:39 WIB
loading...
Sama-sama Pasukan Elite TNI, Ini Perbedaan Koopssus dan Kopassus
Komando Operasi Khusus (Koopssus) dan Komando Pasukan Khusus (Kopassus) merupakan dua satuan khusus TNI yang namanya sekilas terlihat atau terdengar sama. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Komando Operasi Khusus (Koopssus) dan Komando Pasukan Khusus (Kopassus) merupakan dua satuan khusus TNI yang namanya sekilas terlihat atau terdengar sama. Namun, jika ditelaah dengan seksama Koopssus dan Kopassus memiliki tugas yang berbeda.

Koopssus merupakan satuan khusus yang baru terbentuk belakangan ini, sedangkan Kopassus yang berada di bawah naungan TNI AD sudah terbentuk sejak lama. Lantas apa yang membedakan satuan khusus Koopssus dengan Kopassus?

1. Komando Operasi Khusus (Koopssus)

Koopssus TNI merupakan pasukan elite yang diresmikan oleh Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto pada 30 Juli 2019 yang bertugas menanggulangi aksi-aksi terorisme. Peresmian tersebut berdasarkan Perpres Nomor 42 Tahun 2019 yang menegaskan bahwa tugas TNI dalam mengatasi aksi terorisme, merupakan bagian dari Operasi Militer Selain Perang (OMSP).

Bisa disebut Koopssus pasukan "super elite" dari para "elite". Pasalnya, prajurit dalam satuan tersebut merupakan gabungan dari tiga pasukan elite tiga matra TNI (darat, laut, dan udara) yaitu Satbravo-90 dari TNI AU, Satgultor-81 dari TNI AD, dan Denjaka dari TNI AL.

Operasi khusus yang dilakukan Koopssus TNI mencakup operasi di dalam maupun luar negeri yang berkaitan dengan penanggulangan terorisme, kasus teror yang mengancam ideologi, kedaulatan, keutuhan, dan keselamatan Indonesia. Koopssus bertugas menanggulangi aksi-aksi terorisme sebagai penangkal, penindak, dan pemulih terorisme di dalam dan luar negeri.

Sebanyak 80% kegiatan Koopssus adalah intelijen (surveillance) alias observasi jarak dekat, sementara 20% lainnya adalah penindakan. Orang-orang yang terpilih ke dalam Koopssus merupakan prajurit yang memiliki kualifikasi untuk melakukan berbagai jenis operasi khusus, baik di dalam maupun luar negeri yang menuntut kecepatan dan keberhasilan yang tinggi.

Hanya saja Koopsus berada dalam wadah Badan Pelaksana Pusat yang secara struktural komando langsung di bawah Panglima TNI. Tujuannya untuk memudahkan dalam penerjunan pasukan.

Lambang Koopssus terdiri dari tiga anak panah dan garis busur yang berada dalam bentuk segi lima. Lambang itu memiliki dasar berwarna hitam. Pasukan ini memiliki 400 anggota surveillance, serta satu kompi penindak.

Secara materil kemampuan tempur mereka sama dengan pasukan elite yang ada di matra asal mereka. Hanya saja mereka kini berada di tingkat Mabes TNI.

Koopssus dipimpin Komandan Koopssus TNI (Dankoopssus TNI) setingkat Mayor Jenderal (Mayjen) TNI alias jenderal bintang dua yang bertanggung jawab kepada Panglima TNI. Dankoopssus dibantu oleh Wakil Komandan Koopssus (Wadankoopssus) dengan pangkat Brigadir Jenderal (Brigjen) TNI.

Saat ini, Dankoopssus TNI dijabat oleh Mayjen TNI Joko Purwo Putranto yang baru dilantik pada Januari 2022 lalu. Sementara, posisi Wadankoopssus dijabat oleh Brigjen TNI (Mar) Supriyono.

2. Komando Pasukan Khusus (Kopassus)

Kopassus merupakan pasukan elite yang bernaung di bawah matra TNI AD. Bertugas membantu Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Kopassus telah aktif sejak 16 April 1952. Pembentukan Kopassus dipelopori oleh pemberontakan yang timbul oleh kelompok yang menamakan diri sebagai Republik Maluku Selatan (RMS).

Peristiwa inilah yang akhirnya mengilhami Letkol Slamet Riyadi untuk mempelopori pembentukan suatu satuan pemukul yang dapat digerakan secara cepat dan tepat untuk menghadapi berbagai sasaran di medan yang bagaimanapun beratnya. Setelah gugurnya Letkol Slamet Riyadi pada salah satu pertempuran di sekitar Kota Ambon, gagasan ini selanjutnya dilajutkan oleh Kolonel AE Kawilarang.

Melalul Instruksi Panglima Tentara dan Teritorium III No.55/Instr/PDS/52 tanggal 16 April 1952 terbentuklah Kesatuan Komando Teritorium III yang merupakan cikal bakal "Korps Baret Merah". Sebagai Komandan pertama dipercayakan kepada Mayor Moch Idjon Djanbi, mantan Kapten KNIL yang pernah bergabung dengan Korps Speciale Troopen dan pernah bertempur dalam perang dunia II.

Dalam perjalanan selanjutnya satuan ini beberapa kali mengalami perubahan nama diantaranya Kesatuan Komando Angkatan Darat (KKAD) pada tahun 1953, Resimen Pasukan Komando Angkatan Darat (RPKAD) pada tahun 1952, selajutnya pada tahun 1955 berubah menjadi Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD).

Pada tahun 1966 satuan ini kembali berganti nama menjadi Pusat Pasukan Khusus TNI AD (PUSPASUS TNI-AD). Berikutnya pada tahun 1971 nama satuan ini berganti menjadi Komando Pasukan Sandhi Yudha (Kopassandha). Pada tahun 1985 satuan ini berganti nama menjadi Komando Pasukan Khusus (Kopassus) sampai dengan sekarang.

Kopassus bertugas membina fungsi dan kesiapan operasional pasukan khusus serta menyelenggarakan Operasi Komando, Operasi Sandi Yudha dan Operasi Penanggulangan Teror sesuai perintah Panglima TNI.

Kopassus merupakan bagian dari Komando Tempur Utama yang dimiliki oleh TNI AD yang memiliki kemampuan khusus yakni mampu bergerak cepat di setiap medan, pengintaian, menembak dengan tepat, dan antiteror. Prajuritnya memilki kemampuan dan keterampilan khusus di bidang mental, fisik, taktik, dan teknik untuk melaksanakan operasi khusus terhadap sasaran yang bersifat strategis terpilih.

Tak berhenti di situ, Kopassus juga memiliki sejumlah tugas penting seperti Operasi Militer Perang (OMP), di antaranya serangan langsung untuk menghancurkan logistik musuh, antiteror Operasi Intelijen Khusus, dan Combat SAR.

Kopassus juga terlibat dalam Operasi Militer Selain Perang (OMSP) seperti Humanitarian Asistensi (bantuan kemanusiaan), perbantuan terhadap kepolisian/pemerintah, operasi antiinsurjensi, separatisme, dan pemberontakan (AIRSO) dan SAR khusus, serta pengamanan VVIP.

Kopassus memiliki ciri khas Baret Merah, pisau komando, dan loreng darah. Sejarah Kopassus yang panjang menorehkan banyak prestasi dalam memberantas pemberontakan. Mulai dari pemberontakan DI/TII, PRRI, Permesta, Pembebasan Irian Barat, menumpas pemberontakan komunis, membebaskan sandera di pesawat Woyla Don Muang Bangkok.

Kopassus juga terlibat dalam pembebasan sandera peneliti Tim Loren di Mapenduma Iraian Jaya, menumpas gerakan pengacau keamanan di Tanah Air, dan berpartisipasi dalam pembebasan sandera di Kapal Motor Sinar Kudus yang disandera di Somalia.

Kopassus dipimpin seorang oleh seorang Komandan Jenderal atau Danjen yang berpangkat Mayor Jenderal (Mayjen) TNI yang bertanggung jawab langsung kepada Panglima TNI. Danjen Kopassus dibantu oleh Wakil Komandan Jenderal (Wadanjen Kopassus) dengan pangkat Brigadir Jenderal (Brigjen) TNI.

Saat ini, Danjen Kopassus TNI dipimpin oleh Mayjen TNI Iwan Setiawan yang baru dilantik pada Jumat 8 April 2022 lalu. Sementara, posisi Wadanjen Kopassus dijabat oleh Brigjen TNI Deddy Suryadi.
(kri)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1290 seconds (0.1#10.140)