Gus Yahya Tegaskan Hubungan PKB dan NU Baik-baik Saja

Sabtu, 21 Mei 2022 - 02:01 WIB
loading...
Gus Yahya Tegaskan Hubungan PKB dan NU Baik-baik Saja
Ketua Umum (Ketum) PBNU Yahya Cholil Staquf atau dikenal dengan panggilan Gus Yahya mengakui, bahwa hubungan antara PKB dengan NU saat ini baik baik saja. Foto/MPI
A A A
JAKARTA - Ketua Umum (Ketum) PBNU Yahya Cholil Staquf atau dikenal dengan Gus Yahya mengakui, hubungan antara PKB dengan NU saat ini baik baik saja.



Dirinya mengakui, PBNU masih berada dalam satu barisan yang merasakan adanya semangat di dalam ber-NU hingga kini. Tidak hanya persoalan kultural dan struktural semata.

"Bisa kita lihat di dalam semua yang berpengaruh secara kultural maupun struktural semua ada di sini KH Mustofa Bisri, habib Zain bin Smith, semuanya ada di sini, sehingga tidak hanya kultural struktural saja," ucapnya.

Sebelumnya, Ketua PBNU Ahmad Fahrur Rozi angkat bicara perihal postingan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) di akun Instagram yang memamerkan desain kaos rancangan Kiai Imam Jazuli bertuliskan "NU Kultural Wajib Ber-PKB, Struktural Sakarepmu!".

Fahrur Rozi menyebutkan, Kiai Imam Jazuli merupakan pendukung berat PKB. Kecintaan Pengasuh Pesantren Bina Insan Mulia Cirebon ini terhadap PKB pun sempat dibagikan di media sosial dengan judul serupa menggunakan argumentasi sejarah.

"Dia (Kiai Imam Jazuli) adik kelas saya mondok di Lirboyo. Saya juga dikirimin (kaosnya). Tentu saja itu sebatas ide pribadi, sebagai bagian dari kampanye partai, dan tidak ada kewajiban bagi warga NU untuk memilih PKB, baik kuktural ataupun struktural," ujar Ahmad Fahrur Rozi dalam pesan singkatnya kepada MNC Portal, Senin (16/5/2022).

Pria yang akrab disapa Gus Fahrur ini mengatakan, semua orang boleh mengajak siapa pun untuk memilih PKB. PKB pun pasti akan dipilih jika dirasa manfaatnya untuk seluruh masyarakat.

"Silakan saja PKB mengajak warga NU semaksimal mungkin. Kalau PKB memang bisa dirasakan bermanfaat nyata, pasti dipilih oleh warga NU," tandasnya.

Namun ia mengingatkan, NU telah berdiri sebagai perkumpulan sejak tahun 1926 dan tidak menjadi bagian dari partai manapun.

"Secara kelembagaan NU tetap pada khittah 1926, menjadi rumah besar untuk semua warganya, dan tidak menjadi bagian dari partai manapun," tutupnya.
(maf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3172 seconds (0.1#10.140)