Latar Belakang Kedatangan Bangsa Barat ke Indonesia, dari Rempah hingga Menjajah
loading...
A
A
A
JAKARTA - Latar belakang kedatangan bangsa barat ke Indonesia berkaitan erat dengan rempah-rempah . Bangsa Eropa mencoba mencari rempah-rempah langsung ke sumbernya setelah Konstantinopel jatuh ke tangan Kekaisaran Turki Usmani.
Konstantinopel merupakan Ibu Kota Romawi Timur, sebuah kota pelabuhan yang menjadi transit perdagangan antara Asia dan Eropa. Letaknya yang strategis dalam urusan perdagangan membuat banyak pihak ingin menguasai Konstantinopel, termasuk Kekaisaran Turki Usmani atau Ottoman.
Keinginan itu akhirnya terwujud. Pada 1453, Sultan Usmani Muhammad II yang bergelar Al-Fatih mampu merebut Konstantinopel dari tangan Romawi. Nama Konstantinopel kemudian diganti menjadi Istanbul.
Berdasarkan pelajaran Sejarah Indonesia Kelas X yang dilansir situs resmi SMKN 1 Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), jatuhnya Konstantinopel ke tangan Turki Usmani membuat bangsa Eropa kesulitan mengakses rempah-rempah. Mereka akhirnya berusaha mencari bahan baku perasa dan pengawet makanan itu langsung ke sumbernya.
Pada masa yang sama muncul gerakan renaisans di Firenze, Italia, yang memengaruhi intelektual Eropa pada periode modern awal. Para pemikir bebas bereksplorasi dan membuka ide-ide lama yang ditinggalkan oleh bangsa Yunani dan Romawi, sehingga ilmu pengetahuan berkembang pesat. Hal ini mendorong bangsa Eropa untuk melakukan penjelajahan samudera. Masa renaisans berlangsung dari Abad XIV hingga XVII.
Adalah Alfonso de Alburquerque, pelaut ulung asal Pertugis yang mengenalkan Nusantara ke Eropa pada Abad XVI. Dia mengabarkan bahwa Nusantara adalah negeri yang kaya akan rempah-rempah dan sumber daya alam lainnya. Dari situ kemudian, bangsa Eropa berbondong-bondong datang ke Nusantara untuk mencari rempah-rempah.
Baca juga: Riwayat Pulau Run, Koloni Inggris yang Ditukar Belanda dengan Manhattan New York
Revolusi Industri yang terjadi di Eropa mulai 1760 juga turut andil dalam kedatangan bangsa barat ke Indonesia. Berkembangnya revolusi yang diawali dengan penemuan mesin uap dan teknologi baru memudahkan bangsa barat dalam mencapai tujuannya. Termasuk penemuan di bidang transportasi, baik darat maupun laut, sehingga memudahkan mereka melakukan pelayaran dan perjalanan ke Indonesia.
Meski awal kedatangan bangsa barat ke Indonesia untuk mencari rempah-rempah tapi lama-kelamaan niat itu berubah menjadi keserakahan. Mereka ingin menguasai daerah penghasil rempah-rempah dan memonopoli perdagangan. Muncul ambisi yang dikenal dengan konsep 3G, yakni Gold atau memperoleh kekayaan sebanyak-banyaknya, Glory ambisi memperoleh kejayaan, dan Gospel keinginan untuk menyebarkan ajaran agama di Nusantara.
Konstantinopel merupakan Ibu Kota Romawi Timur, sebuah kota pelabuhan yang menjadi transit perdagangan antara Asia dan Eropa. Letaknya yang strategis dalam urusan perdagangan membuat banyak pihak ingin menguasai Konstantinopel, termasuk Kekaisaran Turki Usmani atau Ottoman.
Keinginan itu akhirnya terwujud. Pada 1453, Sultan Usmani Muhammad II yang bergelar Al-Fatih mampu merebut Konstantinopel dari tangan Romawi. Nama Konstantinopel kemudian diganti menjadi Istanbul.
Berdasarkan pelajaran Sejarah Indonesia Kelas X yang dilansir situs resmi SMKN 1 Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), jatuhnya Konstantinopel ke tangan Turki Usmani membuat bangsa Eropa kesulitan mengakses rempah-rempah. Mereka akhirnya berusaha mencari bahan baku perasa dan pengawet makanan itu langsung ke sumbernya.
Pada masa yang sama muncul gerakan renaisans di Firenze, Italia, yang memengaruhi intelektual Eropa pada periode modern awal. Para pemikir bebas bereksplorasi dan membuka ide-ide lama yang ditinggalkan oleh bangsa Yunani dan Romawi, sehingga ilmu pengetahuan berkembang pesat. Hal ini mendorong bangsa Eropa untuk melakukan penjelajahan samudera. Masa renaisans berlangsung dari Abad XIV hingga XVII.
Adalah Alfonso de Alburquerque, pelaut ulung asal Pertugis yang mengenalkan Nusantara ke Eropa pada Abad XVI. Dia mengabarkan bahwa Nusantara adalah negeri yang kaya akan rempah-rempah dan sumber daya alam lainnya. Dari situ kemudian, bangsa Eropa berbondong-bondong datang ke Nusantara untuk mencari rempah-rempah.
Baca juga: Riwayat Pulau Run, Koloni Inggris yang Ditukar Belanda dengan Manhattan New York
Revolusi Industri yang terjadi di Eropa mulai 1760 juga turut andil dalam kedatangan bangsa barat ke Indonesia. Berkembangnya revolusi yang diawali dengan penemuan mesin uap dan teknologi baru memudahkan bangsa barat dalam mencapai tujuannya. Termasuk penemuan di bidang transportasi, baik darat maupun laut, sehingga memudahkan mereka melakukan pelayaran dan perjalanan ke Indonesia.
Meski awal kedatangan bangsa barat ke Indonesia untuk mencari rempah-rempah tapi lama-kelamaan niat itu berubah menjadi keserakahan. Mereka ingin menguasai daerah penghasil rempah-rempah dan memonopoli perdagangan. Muncul ambisi yang dikenal dengan konsep 3G, yakni Gold atau memperoleh kekayaan sebanyak-banyaknya, Glory ambisi memperoleh kejayaan, dan Gospel keinginan untuk menyebarkan ajaran agama di Nusantara.