Bulan: Terikat dan Terpikat
loading...
A
A
A
Khatam menikmati Anak Bajang Mengayun Bulan, kita mengerti ketekunan Sindhunata mengisahkan segala dengan menghadirkan bulan. Ia mungkin berlebihan menaruh bulan dalam merestui dan membenarkan pelbagai kejadian. Kita maklum bulan memang bergelimang cerita. Buku sudah ditutup meski bulan tak pernah redup.
Kita mulai berpikiran ikhtiar Sindhunata dalam pengisahan dan penjelasan. Di buku berjudul Bayang-Bayang Ratu Adil (1999), kita mengingat penjelasan: “Dalam wayang, kebaikan itu ‘diputihkan’ dan kejahatan ‘dihitamkan’. Sebagaimana putih tak pernah bisa bercampur dengan hitam, demikian pula kebaikan itu senantiasa terpisah dari kejahatan. Dan sebagaimana kebaikan selalu menang, demikian pula kebaikan selalu kalah.” Penjelasan itu samar saat kita membaca pengisahan Anak Bajang Mengayun Bulan. Buku tebal tak memudahkan pembaca sadar hitam-putih. Samar dalam penafsiran makin menguat saat pembaca selalu bertemu bulan. Begitu.
Judul : Anak Bajang Mengayun Bulan
Penulis : Sindhunata
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Cetak : 2022
Tebal : 556 halaman
ISBN : 978 602 06 5603 8
Kita mulai berpikiran ikhtiar Sindhunata dalam pengisahan dan penjelasan. Di buku berjudul Bayang-Bayang Ratu Adil (1999), kita mengingat penjelasan: “Dalam wayang, kebaikan itu ‘diputihkan’ dan kejahatan ‘dihitamkan’. Sebagaimana putih tak pernah bisa bercampur dengan hitam, demikian pula kebaikan itu senantiasa terpisah dari kejahatan. Dan sebagaimana kebaikan selalu menang, demikian pula kebaikan selalu kalah.” Penjelasan itu samar saat kita membaca pengisahan Anak Bajang Mengayun Bulan. Buku tebal tak memudahkan pembaca sadar hitam-putih. Samar dalam penafsiran makin menguat saat pembaca selalu bertemu bulan. Begitu.
Judul : Anak Bajang Mengayun Bulan
Penulis : Sindhunata
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Cetak : 2022
Tebal : 556 halaman
ISBN : 978 602 06 5603 8
(hdr)