Mudik : 'Unvirtually Connected'

Kamis, 28 April 2022 - 10:32 WIB
loading...
A A A
Mereka adalah orang-orang marjinal, terpinggirkan oleh mahalnya biaya hidup, kemiskinan segala, putusnya kekerabatan, status (janda miskin, yatim-piatu), orang asing dan perantau dalam arti tak berakar lagi pada satu wilayah yang sama. Mereka mungkin saja tidak mempunyai house apalagi home seperti kampung halaman itu. Salah satu manfaat etis tidak mudik, kita hadir di antara mereka ini, tidak meninggalkan mereka. Menempatkan diri dalam posisi mereka yang selama ini sebagai "orang-orang yang ketinggalan kereta", "orang yang tak kebagian tiket bus". Agar mereka tidak ditinggalkan, tidak kesepian.

Mereka belajar menumbuhkan keberakaran baru, bahwa tidak ke mana-mana, tidak mudik, di tempat mereka sekarang dan apapun keadaannya, tetap bisa jadi benih keberakaran baru. Dengan tidak mudik kita bisa membantu mereka minimal secara psikis pun fisik merasa tidak ditinggalkan. Apalagi jika kita bisa memberi lebih dari itu. Bersama mereka menciptakan "kota halaman"-nya yang baru. Orang-orang terdekatnyalah benih keberakaran baru. Ini memupuk kohesi sosial juga kualitas relasi, keutuhan hidup, memperkuat tenunan sosial.

Di mana pun kita berada di hari raya, kita menjadikan dan mencintainya layaknya rumah orang tua, kakek-nenek, kampung halaman sendiri. Hommy bagi siapa pun.

Baca Juga: koran-sindo.com
(bmm)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2357 seconds (0.1#10.140)