Ustaz Yusuf Mansur Tak Tersinggung Jika Diparodikan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ustaz Yusuf Mansur mengaku tidak tersinggung jika ada orang lain, terutama anak muda yang memparodikan dirinya. Menurutnya, hal itu adalah pintu masuk untuk mengenalkan kepada generasi muda ke hal yang benar.
"Kalau mereka, anak muda kenal saya dengan pintu yang salah, ya nggak apa-apa, nanti baru kita kenalin dari sisi yang benar," kata Ustaz Yusuf Mansur pada acara Tausiyah dan Khataman Al-Qur'an di Auditorium Gedung SINDO, Kamis (21/4/2022).
Pemimpin Pondok Pesantren Daarul Quran itu justru merasa bangga dan pernah membuat musabaqah atau lomba Al-Qur'an yang peserta menirukan suara Ustaz Yusuf Mansur. Saat membuat musabaqah, kata Ustaz Yusuf Mansur, pemenangnya adalah seorang ibu-ibu petani.
"Yang menang itu petani, dari Kendal atau Brebes gitu, daerah ngapak, ibu-ibu," katanya.
Yusuf Mansur mengatakan, ibu petani tersebut sering mendengarkan lantunan ayat suci yang dilafalkan oleh dirinya saat bertani. Menurutnya, tidak semua orang bisa meniru atau memparodikan dirinya, terlebih dengan bacaan ayat suci Al-Quran, hal tersebut yang membuat ia tidak tersinggung.
Ustaz Yusuf menegaskan bahwa kisah ibu petani tersebut dapat menjadi cerminan, bahwa agar dapat membaca Al-Quran dengan indah, kita harus terus belajar agar terbiasa. "Bisa itu karena terbiasa, karena belajar," katanya.
Pada kesempatan yang sama, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Biro Humas, Data, dan Informasi Kementerian Agama (Kemenag), Thobib Al Asyhar mengatakan, jurnalis juga memiliki peran penting untuk ikut menyosialisasikan Islam sebagai rahmatan lil'alamin. "Kementerian Agama ingin berpesan kepada teman-teman jurnalis untuk ikut serta, dan menyosialisasikan Islam rahmatan lil'alamin," kata Thobib.
Baca juga: Ustaz Yusuf Mansur Tanggapi Pembakaran Al-Qur'an di Swedia: Tidak Elok
Menurutnya, berita yang disampaikan jurnalis harus dapat menjaga hubungan bermasyarakat, terutama jika berhubungan dengan isu keagamaan. "Para jurnalis dimohon untuk berkontribusi, sehingga bisa menciptakan ketenangan kehidupan yang nyaman," katanya.
"Kalau mereka, anak muda kenal saya dengan pintu yang salah, ya nggak apa-apa, nanti baru kita kenalin dari sisi yang benar," kata Ustaz Yusuf Mansur pada acara Tausiyah dan Khataman Al-Qur'an di Auditorium Gedung SINDO, Kamis (21/4/2022).
Pemimpin Pondok Pesantren Daarul Quran itu justru merasa bangga dan pernah membuat musabaqah atau lomba Al-Qur'an yang peserta menirukan suara Ustaz Yusuf Mansur. Saat membuat musabaqah, kata Ustaz Yusuf Mansur, pemenangnya adalah seorang ibu-ibu petani.
"Yang menang itu petani, dari Kendal atau Brebes gitu, daerah ngapak, ibu-ibu," katanya.
Yusuf Mansur mengatakan, ibu petani tersebut sering mendengarkan lantunan ayat suci yang dilafalkan oleh dirinya saat bertani. Menurutnya, tidak semua orang bisa meniru atau memparodikan dirinya, terlebih dengan bacaan ayat suci Al-Quran, hal tersebut yang membuat ia tidak tersinggung.
Ustaz Yusuf menegaskan bahwa kisah ibu petani tersebut dapat menjadi cerminan, bahwa agar dapat membaca Al-Quran dengan indah, kita harus terus belajar agar terbiasa. "Bisa itu karena terbiasa, karena belajar," katanya.
Pada kesempatan yang sama, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Biro Humas, Data, dan Informasi Kementerian Agama (Kemenag), Thobib Al Asyhar mengatakan, jurnalis juga memiliki peran penting untuk ikut menyosialisasikan Islam sebagai rahmatan lil'alamin. "Kementerian Agama ingin berpesan kepada teman-teman jurnalis untuk ikut serta, dan menyosialisasikan Islam rahmatan lil'alamin," kata Thobib.
Baca juga: Ustaz Yusuf Mansur Tanggapi Pembakaran Al-Qur'an di Swedia: Tidak Elok
Menurutnya, berita yang disampaikan jurnalis harus dapat menjaga hubungan bermasyarakat, terutama jika berhubungan dengan isu keagamaan. "Para jurnalis dimohon untuk berkontribusi, sehingga bisa menciptakan ketenangan kehidupan yang nyaman," katanya.
(abd)