LaNyalla: Seni Kaligrafi Bagian Tak Terpisahkan dari Masyarakat Indonesia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti memberikan apresiasi yang luar biasa untuk seni kaligrafi . Menurutnya, seni kaligrafi adalah bagian tak terpisahkan dari masyarakat Indonesia.
Hal itu disampaikan LaNyalla saat Pameran Kaligrafi Kontemporer Internasional “The Power of Qur’an” di Jakarta Islamic Center, Jumat (15/4/2022).
Kegiatan yang berlangsung hingga 22 April 2022 ini dihadiri Senator DKI Jakarta Fahira Idris, Wali Kota Jakarta Utara Ali Maulana Hakim, Kepala Pusat Pengkajian Islam Jakarta KH. M. Subki, Ketua Panitia Pameran Muhammad Arif Syukur, serta sejumlah kaligrafer.
"Seni kaligrafi Arab sudah diakui sebagai warisan dunia oleh UNESCO. Karenanya Indonesia harus berperan untuk menyosialisasikan kepada khalayak, betapa seni kaligrafi Islam mampu beradaptasi dengan perubahan," ujarnya.
Senator asal Jawa Timur itu menambahkan, seni kaligrafi Islam yang bersifat universal harusnya mampu menjadi pijakan dalam mengembangkan syiar dakwah yang lebih produktif. Indonesia sebagai negara dengan penduduk mayoritas muslim dan terbesar di dunia, seharusnya mampu memberi warna dalam perubahan.
"Tidak itu saja, Jakarta Islamic Centre harus menjadi simpul dalam penguatan seniman kaligrafi dunia. Sehingga seni kaligrafi tetap menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat di Indonesia," katanya.
LaNyalla menambahkan, hampir setiap rumah kaum muslimin di Indonesia ada hiasan kaligrafi. Begitu pula di dalam masjid, musala, dan tempat lainnya.
"Kondisi itu tentu saja menggembirakan, tapi harus ditingkatkan pada tempat-tempat yang lebih luas dan bisa diakses oleh khalayak, antara lain Gedung Istana, Gedung Dewan, kantor gubernur, kantor wali kota, kantor bupati, di hotel, kafe-kafe, dan ruang-ruang publik lainnya," harapnya.
Menurut LaNyalla, Jakarta Islamic Center telah mengambil peran untuk membantu sosialisasi dan edukasi masyarakat terhadap seni kaligrafi tersebut. "Saya apresiasi Jakarta Islamic Center yang mendukung pameran yang diikuti 26 Negara dan sekitar 70 seniman kaligrafi Indonesia. Pameran ini seolah menjadi Oase masyarakat, setelah dua tahun terkungkung dalam Pandemi Covid- 19," katanya.
Apresiasi juga diberikan LaNyalla kepada Ketua Panitia, Arif Syukur, yang telah menginisiasi pameran yang cukup besar ini.
"Terima kasih kepada para kaligrafer di Indonesia dan dunia yang telah berkontribusi dalam Pameran Kaligrafi Kontemporer Internasional ini. Teruslah berkarya agar dunia menjadi Indah. Seni kaligrafi Islam bukan saja bermuatan dunia, tapi juga akhirat," kata LaNyalla, berharap kegiatan ini terus tumbuh dan menjadi pencerahan bagi siapa pun yang menyaksikan.
Hal itu disampaikan LaNyalla saat Pameran Kaligrafi Kontemporer Internasional “The Power of Qur’an” di Jakarta Islamic Center, Jumat (15/4/2022).
Kegiatan yang berlangsung hingga 22 April 2022 ini dihadiri Senator DKI Jakarta Fahira Idris, Wali Kota Jakarta Utara Ali Maulana Hakim, Kepala Pusat Pengkajian Islam Jakarta KH. M. Subki, Ketua Panitia Pameran Muhammad Arif Syukur, serta sejumlah kaligrafer.
"Seni kaligrafi Arab sudah diakui sebagai warisan dunia oleh UNESCO. Karenanya Indonesia harus berperan untuk menyosialisasikan kepada khalayak, betapa seni kaligrafi Islam mampu beradaptasi dengan perubahan," ujarnya.
Senator asal Jawa Timur itu menambahkan, seni kaligrafi Islam yang bersifat universal harusnya mampu menjadi pijakan dalam mengembangkan syiar dakwah yang lebih produktif. Indonesia sebagai negara dengan penduduk mayoritas muslim dan terbesar di dunia, seharusnya mampu memberi warna dalam perubahan.
"Tidak itu saja, Jakarta Islamic Centre harus menjadi simpul dalam penguatan seniman kaligrafi dunia. Sehingga seni kaligrafi tetap menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat di Indonesia," katanya.
LaNyalla menambahkan, hampir setiap rumah kaum muslimin di Indonesia ada hiasan kaligrafi. Begitu pula di dalam masjid, musala, dan tempat lainnya.
"Kondisi itu tentu saja menggembirakan, tapi harus ditingkatkan pada tempat-tempat yang lebih luas dan bisa diakses oleh khalayak, antara lain Gedung Istana, Gedung Dewan, kantor gubernur, kantor wali kota, kantor bupati, di hotel, kafe-kafe, dan ruang-ruang publik lainnya," harapnya.
Menurut LaNyalla, Jakarta Islamic Center telah mengambil peran untuk membantu sosialisasi dan edukasi masyarakat terhadap seni kaligrafi tersebut. "Saya apresiasi Jakarta Islamic Center yang mendukung pameran yang diikuti 26 Negara dan sekitar 70 seniman kaligrafi Indonesia. Pameran ini seolah menjadi Oase masyarakat, setelah dua tahun terkungkung dalam Pandemi Covid- 19," katanya.
Apresiasi juga diberikan LaNyalla kepada Ketua Panitia, Arif Syukur, yang telah menginisiasi pameran yang cukup besar ini.
"Terima kasih kepada para kaligrafer di Indonesia dan dunia yang telah berkontribusi dalam Pameran Kaligrafi Kontemporer Internasional ini. Teruslah berkarya agar dunia menjadi Indah. Seni kaligrafi Islam bukan saja bermuatan dunia, tapi juga akhirat," kata LaNyalla, berharap kegiatan ini terus tumbuh dan menjadi pencerahan bagi siapa pun yang menyaksikan.
(zik)