Rizal Ramli Minta Mahasiswa Waspadai Munculnya Kelompok Perusuh saat Demo 11 April 2022

Minggu, 10 April 2022 - 18:35 WIB
loading...
Rizal Ramli Minta Mahasiswa...
Ekonom senior, Rizal Ramli meminta gerakan mahasiswa yang memperjuangkan suara dan aspirasi masyarakat terkait kondisi kebangsaan saat ini mewaspadai aksi perusuh saat demonstrasi 11 April 2022. FOTO/DOK.SINDOnews
A A A
JAKARTA - Ekonom senior, Rizal Ramli meminta gerakan mahasiswa yang memperjuangkan suara dan aspirasi masyarakat terkait kondisi kebangsaan saat ini mewaspadai aksi perusuh saat demonstrasi 11 April 2022 . Mahasiswa harus berpegang teguh dengan aksi damai yang digelar.

Rizal Ramli menyebutkan kondisi Indonesia saat ini memerlukan gerakan pemuda untuk menjebol demokrasi yang mandeg dan tertutup kekuasaan oligraki. "Situasi ekonomi saat ini untuk rakyat sangat sulit. Bila dibandingkan pada 1998, kondisi saat ini 3-4 kali lebih buruk, pendapatan tidak ada, pengangguran banyak, harga-harga kebutuhan pokok naik luar biasa. Sehingga tidak aneh masyarakat gelisah dan seperti tidak ada harapan," tutur Rizal Ramli dalam podcast di YouTube Bravos Radio Indonesia, Jumat (8/4/2022).

Menurutnya, ketika DPR tidak mampu menjalankan fungsinya dan kekuatan politik formal tidak memperjuangkan aspirasi rakyat, maka pemuda yang harus mendobrak, menyuarakan agar kondisi ini tidak membuat masyarakat terpuruk. "Mandegnya demokrasi karena sistem oligarki sudah konsolidasi eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Serta kehidupan rakyat yang dipukul dua hal sekaligus, kenaikan kebutuhan pokok dan kenaikan tarif yang vulgar kasar sekali, listrik dinaikkan diam-diam, BBM dinaikkan, gas dinaikkan, pajak dinaikkan, tarif tol dinaikkan," ucapnya.



Rizal Ramli cukup terkejut dengan bangkitnya pemuda mahasiswa Indonesia menerima panggilan sejarah. Padahal setahun yang lalu masih banyak intelektual yang skeptis dan tidak berani bergerak. "Tapi berulang, ketika panggilan sejarah itu tiba, ada kelompok yang hendak mengkudeta konsitusi dengan memperpanjang jabatan, ada kelompok yang hendak membuat sistem otoriter dan tidak peduli dengan kondisi masyarakat, maka mahasiswa saatnya bergerak melakukan mobilisasi," katanya.

Ia menyebutkan semua harus berpegang teguh bahwa ini gerakan damai untuk demokrasi Indonesia yang tenggelam karena kelakuan pejabat elite. "Kita jangan masuk ke area kekerasan, ada studi akademik sejumlah universitas luar negeri, dalam puluhan kasus gerakan rakyat menumbangkan rezim otoriter dan korup, 2/3 berhasil jika menggunakan cara-cara kekerasan, 1/3 dengan cara kekerasan justru tidak berhasil," ungkap Rizal Ramli.

Jika menggunakan cara tanpa kekerasan, dukungan dan simpati dari masyarakat amat luar biasa. Rizal Ramli mengungkapkan pihak yang melakukan kekerasan justru mereka yang berkuasa, mereka membelokkan aksi damai dibuat ricuh kekerasan.

Baca juga: Tanggapi Aksi Mahasiswa 11 April 2022, Abu Janda Sebut Dia Pengguna Pertalite Bukan Pertamax

"Sejarah menyebutkan yang hendak memicu kekerasan adalah antek dari rezim yang berkuasa. Teknik rezim otoriter menghancurkan gerakan damai dengan menciptakan kerusuhan yang diciptakan oleh mereka yang sedang berkuasa. Ada permainan intelijen," ucap Rizal Ramli.

Ia mencontohkan pada saat perhitungan suara atau rekapitulasi Pemilu 2019, saat aksi unjuk rasa di KPU, tiba-tiba ada 200-an kelompok perusuh bertato. "Kalau ada kerusuhan, itu yang membuat mereka yang berkuasa. Mahasiswa dalam melaksanakan gerakan pemuda hati-hati terhadap aksi provokasi dari perusuh bayaran," ujarnya.

Rizal Ramli meminta rezim yang berkuasa saat ini tidak menggunakan teknik pecah belah masyarakat yang memperjuangkan aspirasi rakyat. "Padahal para mahasiswa fokus berjuang untuk menyuarakan pemerintah yang gagal meningkatkan kesejahteraan rakyat, gagal menegakkan demokrasi, gagal melawan korupsi maupun nepotisme. Jadi kampanye kadrun radikal sudah sangat tidak efektif, buang-buang duit kalau mau kampanye seperti itu," katanya.
(abd)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Demo Ricuh Pecah, Polisi...
Demo Ricuh Pecah, Polisi Pukul Mundur Massa Aksi Tolak UU TNI
Demo Ricuh, Massa Aksi...
Demo Ricuh, Massa Aksi Tolak UU TNI Masuk ke Jalan Tol Depan Gedung DPR
LBH GP Ansor Perintahkan...
LBH GP Ansor Perintahkan Jajarannya Dampingi Mahasiswa Pedemo yang Ditahan Polisi
Demo RUU TNI di DPR,...
Demo RUU TNI di DPR, Mahasiswa Cegat Menteri Hukum
Marak Aksi Indonesia...
Marak Aksi Indonesia Gelap, AHY: Harus Segera Kita Carikan Solusi
Demo Indonesia Gelap,...
Demo Indonesia Gelap, Pakar Hukum: Bentuk Ekspresi Pesimisme Masyarakat Ubah Jadi Optimisme
IMPSU Desak Pembuat...
IMPSU Desak Pembuat Onar di Pabrik Es Batu Kristal di Langkat Ditangkap
Demo Tolak UU TNI, Mahasiswa...
Demo Tolak UU TNI, Mahasiswa di Jombang Bakar Ban di Depan Kantor DPRD
Ada Demo Tolak UU TNI...
Ada Demo Tolak UU TNI di Depan DPR Hari Ini, 1.824 Personel Gabungan Dikerahkan
Rekomendasi
Pencopotan Pejabat Istana...
Pencopotan Pejabat Istana Singasari oleh Raja Kertanagara Picu Ketidaksukaan Rakyat
Pemain Abroad Timnas...
Pemain Abroad Timnas Indonesia yang Berkarier di Liga Eropa: Bertahan atau Hengkang?
Desak Program Siswa...
Desak Program Siswa Nakal di Barak Militer Dicabut, LBH Pendidikan: Tidak Humanis
Berita Terkini
14 Brigjen Baru di TNI...
14 Brigjen Baru di TNI AD setelah Laporan Korps Kenaikan Pangkat 9 Mei 2025
Pemusnahan Amunisi Kedaluwarsa...
Pemusnahan Amunisi Kedaluwarsa Tewaskan 13 Orang, TB Hasanuddin Duga akibat Kesalahan Prediksi
2 Saksi Kasus Dugaan...
2 Saksi Kasus Dugaan Ijazah Palsu Jokowi Tak Penuhi Panggilan Polda Metro Jaya
13 Tewas akibat Ledakan...
13 Tewas akibat Ledakan Pemusnahan Amunisi di Garut, DPR: Investigasi Secara Menyeluruh
8 Pati Bintang 2 TNI...
8 Pati Bintang 2 TNI AL Digeser Jenderal Agus Subiyanto Akhir April 2025, Ini Daftarnya
Menjaga Institusi TNI...
Menjaga Institusi TNI dari Intervensi Politik
Infografis
Saat Ini, Musuh Terberat...
Saat Ini, Musuh Terberat Israel Adalah Kelompok Houthi Yaman
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved