Wapres Minta Ramadhan Tak Dijadikan Bulan yang Lebih Konsumtif
loading...
A
A
A
JAKARTA - Wakil Presiden (Wapres) KH Ma'ruf Amin meminta kepada umat muslim Indonesia agar tidak menjadikan bulan Ramadhan sebagai bulan yang lebih konsumtif dari biasanya. Dirinya berharap di bulan Ramadhan umat muslim dapat memperbanyak sedekahnya.
"Saya juga mengajak seluruh umat Islam Indonesia agar menjadikan Ramadhan sebagai syahr as-shadaqah atau bulan untuk memperbanyak sedekah, jangan menjadikan bulan Ramadahn sebagai bulan yang lebih konsumtif," ujar Ma'ruf dalam keterangannya, Sabtu (2/4/2022).
Ma'ruf juga mengatakan bulan Ramadhan diharapkan juga menjadi momentum bagi umat Islam untuk melakukan penguatan solidaritas kemanusiaan serta momentum untuk memperkuat ukhuwah islamiyah, ukhuwah wathaniyah, dan ukhuwah insaniyah.
"Berpuasa bukan sekadar menahan diri dari makan dan minum, namun lebih dari itu, di dalamnya terkandung makna tentang penghambaan kepada Allah, keteladanan Rasulullah, pengorbanan, dan keikhlasan," jelasnya.
Selain itu, kata Ma'ruf, berpuasa adalah waktu yang tepat bagi umat muslim untuk meningkatkan taqarrub atau mendekatkan diri kepada Allah sekaligus melakukan muhasabah atau introspeksi diri untuk menjernihkan hati dan pikiran.
Selain itu, juga memperbanyak ibadah dan bertaubat di tengah musibah pandemi COVID-19. Dirinya berharap di bulan Ramadhan ini semua keadaan akan semakin membaik.
"Umat Islam agar semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan memperbanyak ibadah, taubat, istighfar, dzikir, shalawat, dan sedekah, serta berdoa kepada Allah SWT agar diberikan perlindungan dan keselamatan dari musibah dan marabahaya dalam rangka daf’i al-bala’ atau menolak bala, khususnya dari pandemi COVID-19," pungkasnya.
"Saya juga mengajak seluruh umat Islam Indonesia agar menjadikan Ramadhan sebagai syahr as-shadaqah atau bulan untuk memperbanyak sedekah, jangan menjadikan bulan Ramadahn sebagai bulan yang lebih konsumtif," ujar Ma'ruf dalam keterangannya, Sabtu (2/4/2022).
Ma'ruf juga mengatakan bulan Ramadhan diharapkan juga menjadi momentum bagi umat Islam untuk melakukan penguatan solidaritas kemanusiaan serta momentum untuk memperkuat ukhuwah islamiyah, ukhuwah wathaniyah, dan ukhuwah insaniyah.
"Berpuasa bukan sekadar menahan diri dari makan dan minum, namun lebih dari itu, di dalamnya terkandung makna tentang penghambaan kepada Allah, keteladanan Rasulullah, pengorbanan, dan keikhlasan," jelasnya.
Selain itu, kata Ma'ruf, berpuasa adalah waktu yang tepat bagi umat muslim untuk meningkatkan taqarrub atau mendekatkan diri kepada Allah sekaligus melakukan muhasabah atau introspeksi diri untuk menjernihkan hati dan pikiran.
Selain itu, juga memperbanyak ibadah dan bertaubat di tengah musibah pandemi COVID-19. Dirinya berharap di bulan Ramadhan ini semua keadaan akan semakin membaik.
"Umat Islam agar semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan memperbanyak ibadah, taubat, istighfar, dzikir, shalawat, dan sedekah, serta berdoa kepada Allah SWT agar diberikan perlindungan dan keselamatan dari musibah dan marabahaya dalam rangka daf’i al-bala’ atau menolak bala, khususnya dari pandemi COVID-19," pungkasnya.
(kri)