Ustaz Yusuf Mansur: Berdasarkan Kitab Sulamun Nurain, 1 Ramadhan Jatuh pada 2 April 2022

Jum'at, 01 April 2022 - 20:05 WIB
loading...
Ustaz Yusuf Mansur:...
Ustaz Yusuf Mansur (UYM) mengungkapkan, bahwa 1 Ramadhan jatuh pada hari Sabtu (2/4/2022). Hal ini berdasarkan perhitungan dari KH Muhammad Mansur. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Ustaz Yusuf Mansur (UYM) mengungkapkan, bahwa menurut ilmu yang dimilikinya, 1 Ramadhan jatuh pada hari Sabtu (2/4/2022). Hal ini berdasarkan perhitungan dari KH Muhammad Mansur.

Baca Juga: Ustaz Yusuf Mansur


UYM menjelaskan, menurut kalender Guru Mansyur, cara-cara menghitung yang ditulisnya di kitab Sulamun Nurain, tentang ilmu Falaq, yang dipakai di banyak pesantren untuk dijadikan rujukan ilmu yang dijaga.

"Guru Mansur menulis di Kitab Sulamun Nurain, rumus-rumus cara ngitung tentang waktu. Waktu masih hidupnya beliau ngitung, tentang gerhana bulan dan gerhana matahari yang terjadi dan presisi," ungkapnya.

"Mulai dari menit detiknya, tanggal kejadiannya, wah itu presisi. Padahal enggak pakai teknologi. Jadi malam ini 1 April 2022 mulai tarawih. Besoknya puasa, Alhamdulillah sampai di bulan suci Ramadhan," tambah UYM.

UYM menuturkan, ada beberapa sistem yang berkembang di Indonesia tentang penetapan awal bulan hijriah. Ada yang berdasarkan ijtima, ada yang berdasarkan ketinggian hilal, ada juga yang berdasarkan kemungkinan hilal bisa dilihat.

"Kalau Guru Mansur berpedoman pada ijtima qoblal huruf, Al-Mansuriyah. Sedangkan metode hisab yang berkembang ada tiga metode, yaitu ada yang ekliptika, equator, dan horison. Al-Mansuriyah dalam menetapkan 1 hijriah itu berdasarkan titik koordinat ekliptika. Artinya hanya menentukan ijtimanya saja, konjungsinya saja," ungkap UYM.

Dalam logat Betawinya, UYM menceritakan sebuah kisah yang melegenda di keluarganya, Al-Mansuriyah, tentang sang gurunya itu.

"Suatu ketika Guru Mansur ditanya seseorang, 'Guru dah ngumumin aja (1 Ramadhan), emang dah ngeliat?"

"Udah, gue udah ngeliat."

"Lihat di mana dari jauh-jauh hari udah dilihat?"

"Yah, gue mah lihatnya pakai ilmu. Gue Hitung. Sini, kebo bunting bawa kemari, entar gue hitungin kapan lahirannya,"

"Tentu ini ucapan yang jangan dijadikan legal formal, tapi benaran hitungannya. Jadi itu tadi hanya dilakukan berdasarkan titik koordinatnya saja, ekliptikanya. Jadi istikamahnya di situ. Wallahu alam," kata UYM.

UYM menegaskan, sebenarnya dengan sistem hitungan Sulamun Nurain, itu bisa menghitung ketiganya.

"Ketiga tata koordinat itu juga memiliki landasan hukum syariat. Ketiga tata koordinat itu dinamakan hisab, berdasarkan perhitungan garis edar bulan, bumi, dan matahari, nanti hasil perhitungannya dinamakan proyeksi. Wallahhu alam," tutup UYM.
(maf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1455 seconds (0.1#10.140)