Kisah Pawang Hujan Menjaga Panggung Kampanye SBY

Selasa, 22 Maret 2022 - 10:55 WIB
loading...
A A A
Kisah Pawang Hujan Menjaga Panggung Kampanye SBY

Jawadi mengipasi tungku berisi arang dan kemenyan saat kampanye SBY-Boediono di Alun-Alun Utara Keraton Yogyakarta pada 4 April 2009. FOTO/REPRO BUKU PAK BEYE DAN POLITIKNYA

Jawadi mulai menyalakan arang di tungku dan membakar kemenyan di dalamnya pada pukul 12.00 WIB. Bara yang sudah jadi tidak boleh padam. Karena itu, Jawadi tidak berhenti mengipasi tungku berisi arang dan butir-butir kemenyan.

Selang dua jam kemudian, SBY baru muncul ke atas panggung. Waktu itu, awan gelap mulai menggelayut di atas alun-alun. Jawadi yang menjaga tungku dengan kipas bambu mulai khawatir. Sebab, dari informasi yang diterima Yuwono, hujan telah turun di Imogiri.

"Kami cuma berusaha. Semua memang tergantung juga pada yang di atas sana," tutur Yuwono.

Dari catatan Koran SINDO, dalam orasinya SBY berjanji ikut menjaga Keistimewaan Yogyakarta serta membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang saat masih berada di bawah pertumbuhan ekonomi nasional.

"Yogyakarta memiliki nilai sejarah yang tinggi. Daerah istimewa. Mari kita bersama-sama jaga ke depan, agar keistimewaan itu menjadi kebanggaan masyarakat Yogyakarta. Ekonomi Yogyakarta tumbuh 5%. Ke depan ekonomi Yogyakarta harus makin ditingkatkan. Industrinya, kerajinannya, pariwisatanya, usaha mikro kecil menengah. Bersama Demokrat kita tingkatkan ekonomi Yogyakarta," kata SBY seperti dilansir Koran SINDO, 5 April 2009.

Baca juga: Profil Rara Pawang Hujan Mandalika, Perintah Dorna untuk Beraksi di Pusat MotoGP

Selama SBY berorasi di atas panggung, situasi masih aman meski awan hitam semakin tebal. Hingga akhirnya, tak sampai 3 menit setelah SBY turun dari panggung kampanye, hujan deras turun disertai angin kencang. Hujan langsung membubarkan massa yang tadinya berkumpul di depan panggung menikmati hiburan musik.

Hujan deras disertai angin itu juga merobohkan beberapa tenda sepanjang 20 meter di pinggir depan panggung kampanye. Saking kencangnya, pagar besi yang dipasang untuk memisahkan antara panggung dan kader simpatisan juga ada beberapa yang roboh.

Hujan yang berlangsung sekitar satu jam itu menggenangi halaman muka Keraton Yogyakarta. Banjir setinggi betis orang dewasa. Jawadi dan Yuwono pun ikut bergegas pergi meninggalkan kemenyan dan sesaji di bawah pohon beringin.
(abd)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1163 seconds (0.1#10.140)