Permintaaan Penghapusan Ayat Al-Quran, Gus Miftah: Pendeta Saifuddin Berani Ngopi di Tempat Saya?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pernyataan pendeta Saifuddin Ibrahim yang meminta Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menghapus 300 ayat Al-Qur'an menimbulkan polemik di masyarakat. Pengasuh Pondok Pesantren Ora Aji di Sleman, Yogyakarta, Miftah Maulana Habiburrahman alias Gus Miftah mengundang Saifuddin ke tempatnya. Jika tidak, maka Gus Miftah yang akan mendatangi.
"Pendeta saifudin berani datang nggak ngopi ditempat saya? Atau saya yang datang," tulis Gus Miftah dalam keterangan video unggahannya di Instagram, Jumat (18/3/2021).
Dalam video yang diunggah, Gus Miftah menjelaskan bahwa Indonesia merupakan rumah besar yang memiliki 6 kamar. Masing-masing kamar itu adalah Islam, Kristen, Protestan, Hindu, Budha, dan Konghucu. Pendakwah yang memiliki ciri khas selalu berkaca mata ini yakin jika setiap orang Indonesia kembali ke kamarnya masing-masing, maka tidak akan muncul persoalan. Permasalahan terjadi ketika seseorang masuk ke kamar orang lain dan membuat keributan serta keonaran.
"Pendapat Anda tentang Al-Quran, tentang penghapusan 300 ayat Al-Quran, jelas memasuki kamar orang lain. Dan ini berpotensi gaduh," kata Gus Miftah.
Menurutnya, banyak pendeta yang tidak setuju dengan pendapat Saifuddin Ibrahim soal penghapusan ayat Al-Qur'an karena dinilai menjadi biang intoleransi dan radikalisme di Indonesia. Karena itu, Gus Miftah mengingatkan kepada Saifuddin untuk tidak pernah masuk ke dalam kamar umat Islam.
"Karena kalau ini Anda lakukan, Anda tidak hanya menyakiti kami umat Islam, tetapi menyakiti bangsa Indonesia. Maka berhati-hatilah di dalam berpendapat," katanya.
Baca juga: Mahfud MD Perintahkan Polisi Selidiki Saifuddin Ibrahim yang Minta 300 Ayat Al-Quran Dihapus
Untuk diketahui, sebuah video viral di media sosial yang berisi seorang pendeta bernama Saifuddin Ibrahim meminta Menag Yaqut menghapus 300 ayat Al-Quran. Selain itu, Saifuddin turut menyebut bahwa selama ini teroris datang dari pesantren.
Stafsus Menteri Agama, Ishfah Abidal Aziz meminta seluruh masyarakat menghormati keyakinan agama lain. Serta terus mendorong kerja sama, kerukunan dan saling tenggang rasa umat beragama.
"Kita meminta kepada seluruh pihak masyarakat untuk hormati hal-hal yang mendasar terkait dengan keyakinan agama lain," kata Ishfah saat dihubungi MNC Portal, Senin (14/3/2022).
Baca juga: Pendeta Ini Minta 300 Ayat Al-Quran Dihapus, Stafsus Menag: Hormati Keyakinan Agama Lain
Kepada masyarakat, Ishfah mengatakan, agar hal-hal tersebut tidak perlu ditanggapi dan direspons. Hal itu juga nantinya akan diselesaikan oleh aparat penegak hukum terkait.
Ishfah pun menepis pernyataan pendeta Saifuddin, yang mengatakan pesantren adalah tempat terorisme. Menurutnya justru dalam pesantren para santri diajarkan untuk mencintai Tanah Air. Ia meminta kepada pendeta Saifuddin untuk kembali mempelajari arti pesantren secara utuh dan tidak langsung mengklaim tanpa dasar yang jelas bahwa pesantren adalah basis terorisme.
"Silakan pelajari dulu, kaji lebih dalam apa itu pesantren, bagaimana Pesantren mengembangkan pendidikannya intinya kita minta pelajari dulu. Jangan kemudian mengidentikan pesantren teroris dan seterusnya," katanya.
Lihat Juga: Seperti Langit dan Bumi, Petisi Bela Gus Miftah Jauh Lebih Sedikit dari Desakan Pencopotan
"Pendeta saifudin berani datang nggak ngopi ditempat saya? Atau saya yang datang," tulis Gus Miftah dalam keterangan video unggahannya di Instagram, Jumat (18/3/2021).
Dalam video yang diunggah, Gus Miftah menjelaskan bahwa Indonesia merupakan rumah besar yang memiliki 6 kamar. Masing-masing kamar itu adalah Islam, Kristen, Protestan, Hindu, Budha, dan Konghucu. Pendakwah yang memiliki ciri khas selalu berkaca mata ini yakin jika setiap orang Indonesia kembali ke kamarnya masing-masing, maka tidak akan muncul persoalan. Permasalahan terjadi ketika seseorang masuk ke kamar orang lain dan membuat keributan serta keonaran.
"Pendapat Anda tentang Al-Quran, tentang penghapusan 300 ayat Al-Quran, jelas memasuki kamar orang lain. Dan ini berpotensi gaduh," kata Gus Miftah.
Menurutnya, banyak pendeta yang tidak setuju dengan pendapat Saifuddin Ibrahim soal penghapusan ayat Al-Qur'an karena dinilai menjadi biang intoleransi dan radikalisme di Indonesia. Karena itu, Gus Miftah mengingatkan kepada Saifuddin untuk tidak pernah masuk ke dalam kamar umat Islam.
"Karena kalau ini Anda lakukan, Anda tidak hanya menyakiti kami umat Islam, tetapi menyakiti bangsa Indonesia. Maka berhati-hatilah di dalam berpendapat," katanya.
Baca juga: Mahfud MD Perintahkan Polisi Selidiki Saifuddin Ibrahim yang Minta 300 Ayat Al-Quran Dihapus
Untuk diketahui, sebuah video viral di media sosial yang berisi seorang pendeta bernama Saifuddin Ibrahim meminta Menag Yaqut menghapus 300 ayat Al-Quran. Selain itu, Saifuddin turut menyebut bahwa selama ini teroris datang dari pesantren.
Stafsus Menteri Agama, Ishfah Abidal Aziz meminta seluruh masyarakat menghormati keyakinan agama lain. Serta terus mendorong kerja sama, kerukunan dan saling tenggang rasa umat beragama.
"Kita meminta kepada seluruh pihak masyarakat untuk hormati hal-hal yang mendasar terkait dengan keyakinan agama lain," kata Ishfah saat dihubungi MNC Portal, Senin (14/3/2022).
Baca juga: Pendeta Ini Minta 300 Ayat Al-Quran Dihapus, Stafsus Menag: Hormati Keyakinan Agama Lain
Kepada masyarakat, Ishfah mengatakan, agar hal-hal tersebut tidak perlu ditanggapi dan direspons. Hal itu juga nantinya akan diselesaikan oleh aparat penegak hukum terkait.
Ishfah pun menepis pernyataan pendeta Saifuddin, yang mengatakan pesantren adalah tempat terorisme. Menurutnya justru dalam pesantren para santri diajarkan untuk mencintai Tanah Air. Ia meminta kepada pendeta Saifuddin untuk kembali mempelajari arti pesantren secara utuh dan tidak langsung mengklaim tanpa dasar yang jelas bahwa pesantren adalah basis terorisme.
"Silakan pelajari dulu, kaji lebih dalam apa itu pesantren, bagaimana Pesantren mengembangkan pendidikannya intinya kita minta pelajari dulu. Jangan kemudian mengidentikan pesantren teroris dan seterusnya," katanya.
Lihat Juga: Seperti Langit dan Bumi, Petisi Bela Gus Miftah Jauh Lebih Sedikit dari Desakan Pencopotan
(abd)