Mahfud MD Perintahkan Polisi Selidiki Saifuddin Ibrahim yang Minta 300 Ayat Al-Quran Dihapus

Rabu, 16 Maret 2022 - 17:27 WIB
loading...
Mahfud MD Perintahkan Polisi Selidiki Saifuddin Ibrahim yang Minta 300 Ayat Al-Quran Dihapus
Menko Polhukam Mahfud MD angkat bicara terkait pernyataan kontroversi yang disampaikan seorang yang mengaku pendeta bernama Saifuddin Ibrahim. FOTO/DOK.SINDOnews
A A A
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD angkat bicara terkait pernyataan kontroversi yang disampaikan seorang yang mengaku pendeta bernama Saifuddin Ibrahim. Saifuddin meminta kepada Menteri Agama agar 300 ayat di Al-Qur'an dihapus.

Mahfud menilai pernyataan tersebut hanya menimbulkan kegaduhan di tengah masyarakat. Atas dasar itu, dia memerintahkan kepolisian segera menyelidiki kasus tersebut.

"Waduh (pernyataan Saifuddin) itu bikin gaduh, bikin banyak orang marah. Oleh sebab itu, saya minta kepolisian segera menyelidiki itu," kata Mahfud di Jakarta, Rabu (16/3/2022).



Lebih jauh Mahfud meminta kepolisian juga menutup akun YouTube pribadi Saifuddin. Pasalnya, akun tersebut dijadikan medium untuk menyebarkan konten-konten bernada SARA dan provokatif.

"Kalau bisa segera ditutup akunnya. Karena kabarnya belum ditutup sampai sekarang. Jadi itu meresahkan dan provokasi untuk mengadu domba umat," katanya.

Sebelumnya, permintaan Saifuddin Ibrahim kepada Menag Yaqut Cholil Qoumas untuk menghapus 300 ayat Al-Qur'an viral di media sosial. Menurutnya, ayat-ayat biang intoleransi dan radikalisme di Tanah Air.

"Kalau perlu Pak Menag, 300 ayat yang menjadi pemicu hidup intoleran, radikal, dan membenci orang lain karena beda agama itu di-skip atau direvisi atau dihapuskan dari Al-Qur'an Indonesia. Ini sangat berbahaya sekali," kata Ibrahim dikutip dari YouTube pribadinya, Senin (14/3/2022).

Baca juga: Pria Minta Hapus 300 Ayat Alquran Disebut Hanya Cari Sensasi

Dia turut menyebut bahwa selama ini teroris datang dari pesantren. Menurut dia, tak ada satu pun sekolah Kristen yang menghasilkan teroris. "Kita sadari selama ini semua teroris datangnya itu dari pesantren, tidak ada teroris datang dari sekolah Kristen. Enggak mungkin," katanya.
(abd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1676 seconds (0.1#10.140)