Menag Yagut Dukung Keputusan PBB: Segala Bentuk Islamofobia Harus Diperangi

Jum'at, 18 Maret 2022 - 12:03 WIB
loading...
Menag Yagut Dukung Keputusan PBB: Segala Bentuk Islamofobia Harus Diperangi
Menag Yaqut Cholil Qoumas mendukung penetapan 15 Maret sebagai Hari Internasional untuk Memerangi Islamofobia oleh Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB). FOTO/KEMENAG
A A A
JAKARTA - Menteri Agama ( Menag) Yaqut Cholil Qoumas mendukung penetapan 15 Maret sebagai Hari Internasional untuk Memerangi Islamofobia oleh Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB). Penetapan itu dilakukan dalam Sidang Umum PBB yang berlangsung Selasa (15/3/2022).

"Kemenag menyambut baik dan mendukung ketetapan PBB, tanggal 15 Maret dijadikan sebagai Hari Internasional untuk Memerangi Islamofobia. Segala bentuk Islamofobia memang harus diperangi," kata Menag Yaqut di Jakarta, Jumat (18/3/2022).

Istilah Islamofobia sering dipahami sebagai gelombang prasangka, diskriminasi, ketakutan, dan kebencian terhadap Islam dan muslim. Menurut Menag Yaqut, semua bentuk prasangka dan ketakutan yang dialamatkan kepada agama, harus diperangi. Sebab, itu adalah salah satu faktor yang mengancam kerukunan dan harmoni antarumat beragama.

Baca juga: Syafruddin Apresiasi Lolosnya RUU Islamofobia di DPR AS: Kita Tunggu Sampai Disahkan

"Segala bentuk gelombang ketakutan terhadap agama, harus diperangi," katanya.

Menag Yaqut berharap, keputusan PBB ini bisa menjadi momentum bagi umat Islam, untuk berada di garda terdepan mengatasi berbagai permasalahan dunia. Umat Islam harus dapat menunjukkan tingkah laku yang sesuai dengan prinsip Islam yang cinta damai. Demikian juga umat agama lainnya, untuk menunjukkan sikap sesuai ajaran agamanya masing-masing yang tentu juga mengedepankan persaudaraan dan kedamaian.

"Penting bagi umat seluruh agama untuk memastikan bahwa kerukunan, perdamaian, dan harmoni adalah ajaran universal agama. Sudah semestinya semua bergerak bersama dalam menciptakan persaudaraan kemanusiaan, bukan perpecahan dan permusuhan," katanya.

"Tidak ada ajaran agama manapun yang membenarkan tindakan kekerasan, apapun motifnya. Memuliakan nilai kemanusiaan adalah esensi ajaran semua agama," ujarnya.

Baca juga: Studi Ungkap Adanya Peningkatan Pandangan Ekstrimisme dan Islamofobia di Sekolah-sekolah Inggris

Menag Yaqut berjanji akan terus mengupayakan mewujudkan perdamaian dunia. Sebagai bagian dari upaya tersebut, Kemenag kini tengah terus berupaya menjalin komunikasi dengan dua tokoh agama dunia, Grand Syekh Al-Azhar Ahmed Al-Tayeb dan Pemimpin Gereja Vatikan Paus Fransiskus.

Menag mengapresiasi inisiatif keduanya dalam mempromosikan nilai-nilai koeksistensi, toleransi, dan perdamaian yang dirinci dalam Dokumen Persaudaraan Manusia. Dokumen ini ditandatangani bersama oleh Imam Besar Ahmed Al-Tayeb dan Paus Fransiskus di Abu Dhabi pada Februari 2019.

"Kami masih mengupayakan kedua tokoh agama dunia itu bisa hadir di Indonesia untuk melihat kerukunan, harmoni, dan persaudaraan bangsa Indonesia yang sangat beragam ini," katanya.

Baca juga: Antre Minyak Goreng Sejak Pukul 03.00 Dini Hari, Warga Pasang Helm Penanda Antrean

Presiden ke-5 RI Prof. Dr. (HC) Megawati Soekarnoputri saat mengikuti Rapat Senat Terbuka dalam rangka Pengukuhan Guru Besar di Aula Merah Putih, Universitas Pertahanan, Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (11/6/2021). FOTO/ANTARA/Yulius Satria Wijaya

"Kami masih mencoba menjalin komunikasi, baik dengan Majelis Hukama Al-Muslimin di Abu Dhabi yang dipimpin oleh Grand Syekh Ahmed Al-Tayeb. Juga dengan pihak Al-Azhar karena beliau saat ini adalah Grand Syekh Al-Azhar. Komunikasi juga terus coba dijalin dengan pihak Gereja Vatikan," katanya.
(abd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3358 seconds (0.1#10.140)