Masuk Kabinet Jokowi, PAN Pertaruhkan Elektabilitas dan Picu Keretakan

Rabu, 09 Maret 2022 - 10:35 WIB
loading...
Masuk Kabinet Jokowi,...
PAN dikabarkan akan mendapatkan jatah satu menteri dan satu wakil menteri (wamen) dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada akhir Maret 2022 mendatang. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Wacana reshuffle kabinet kembali bergulir. Partai Amanat Nasional (PAN) dikabarkan akan mendapatkan jatah satu menteri dan satu wakil menteri (wamen) dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada akhir Maret 2022 mendatang.

Terkait hal ini, Pengamat Komunikasi Politik Universitas Esa Unggul Jakarta M Jamiluddin Ritonga melihat bahwa kalau PAN masuk kabinet Jokowi-Ma'ruf Amin akan lebih banyak kerugian yang didapat dibanding dengan tetap di luar pemerintahan. Baca juga:
Jika PAN Dapat Kursi Menteri, PKB: Bagus Kalau Ada Tambahan Kekuatan

"PAN kemungkinannya hanya memperoleh satu kursi menteri. Itupun kursi menteri yang tidak strategis sehingga secara politis tidak akan berpengaruh terhadap elektabilitas PAN," ujar Jamil kepada wartawan, Rabu (9/3/2022).

Menurut Jamil, dengan masuk ke Kabinet Jokowi-Ma'ruf, elektabilitas PAN akan semakin merosot. Sebab, Pemerintahan Jokowi sudah di akhir periodenya. Hal itu akan berimbas kepada elektabilitas partai politik yang ada di Kabinet Jokowi-Ma'ruf.

"Selain itu, masuknya PAN ke kabinet dapat memicu keretakan di kabinet. Sebab, PAN dinilai tidak berkeringat dan karenanya tidak layak masuk kabinet," jelasnya.

Mantan Dekan FIKOM IISIP ini menjelaskan keretakan kabinet akan semakin menguat bila masuknya PAN mengurangi jatah menteri dari partai koalisi lainnya. Hal ini akan semakin memperlemah soliditas Kabinet Jokowi-Ma'ruf.

Karena itu, dia memprediksi kalau memang PAN masuk kabinet, menteri yang diganti kemungkinan besar berasal dari kalangan profesional. Karena hal ini dapat memperkecil peluang keretakan di kabinet. Baca juga: Respons PAN Setelah Santer Dikabarkan Dapat Jatah Menteri

"Keretakan kabinet tentu tidak diinginkan Jokowi. Sebab, kalau hal ini terjadi, maka partai koalisi akan semakin tidak kompak. Hal ini dapat semakin melorotkan kinerja Kabinet Jokowi," pungkas Jamil.
(kri)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Rekomendasi
Ayat 1.000 Dinar : Surat...
Ayat 1.000 Dinar : Surat At-Talaq Ayat 2 dan 3, Penarik Rezeki yang Tak Disangka-sangka
Simbol Jakarta dan Betawi,...
Simbol Jakarta dan Betawi, Ukuran Patung MH Thamrin dan Jenderal Sudirman Disamakan
Bertemu Putra Mahkota...
Bertemu Putra Mahkota Arab Saudi, Trump akan Cabut Semua Sanksi AS pada Suriah
Berita Terkini
Prabowo Tiba di Brunei...
Prabowo Tiba di Brunei Darussalam Disambut Pasukan Jajar Kehormatan
Indonesia Re Raih Most...
Indonesia Re Raih Most Strategic Enterprise in Regulatory Compliance 2025
Prabowo Akan Terima...
Prabowo Akan Terima Bintang Kebesaran Tertinggi Brunei Darussalam dari Sultan Bolkiah
Bertolak ke Brunei Darussalam,...
Bertolak ke Brunei Darussalam, Prabowo Temui Sultan Bolkiah
80 Ribu Jemaah Haji...
80 Ribu Jemaah Haji Tiba di Madinah, Bergerak ke Makkah secara Bertahap
Jenderal Dudung, Gus...
Jenderal Dudung, Gus Ipul hingga Andi Amran Masuk Bursa Caketum PPP, Siapa Terkuat?
Infografis
Miliki Kesamaan, Dedi...
Miliki Kesamaan, Dedi Mulyadi The Next Jokowi?
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved