4 Kasus Pengeras Suara Masjid di Indonesia, Nomor Terakhir Membuat Ratusan Orang Kehilangan Rumah

Kamis, 24 Februari 2022 - 05:30 WIB
loading...
A A A
Pengadilan Negeri Medan memvonis 1,5 tahun kepada seorang warga keturunan Tionghoa bernama Meiliana, warga Tanjung Balai, Medan, Sumatera Utara pada 21 Agustus 2018. Kasus ini berawal dari protes Meiliana terhadap suara azan yang menggema di Masjid Al Maksun pada 29 Juli 2016. Dia kemudian berdebat keras dengan jamaah masjid, sehingga menyulut amarah warga. Meiliana dibawa akhirnya kantor Kelurahan Tanjung Balai Kota 1 agar meminta maaf.

Protes terhadap suara azan itu lalu memicu perusakan rumah Meiliana. Tak berhenti di situ, massa juga menyerang Vihara Tri Ratna dan Kelenteng Dewi Samudera di tepi Sungai Asahan dan meluas. Total 3 vihara, 8 kelenteng, 2 yayasan Tionghoa, dan satu tempat pengobatan rusak.

Dari rentetan peristiwa itu, pada Maret 2017, Meiliana dijadikan tersangka penistaan agama. Delapan orang yang terlibat perusakan vihara dan kelenteng juga diseret ke meja hukum dan divonis 1 sampai 3 bulan penjara.

2. Kasus Sayed Hasan

4 Kasus Pengeras Suara Masjid di Indonesia, Nomor Terakhir Membuat Ratusan Orang Kehilangan Rumah

Penggugat pengeras suara masjid Sayed Hasan (tengah) menulis pernyataan mencabut gugatan di Pengadilan. FOTO/ANTARA/Irwansyah Putra


Sayed Hasan adalah warga Banda Aceh. Pada 2013, kakek berusia 75 tahun itu merasa terganggu dengan 10 pelantang suara di masjid sekitar rumahnya. Sayed Hasan kemudian menggugat Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama dan sejumlah sejumlah pihak. Namun Kasus ini kemudian berakhir damai.

3. Kasus Zaskia Adya Mecca

4 Kasus Pengeras Suara Masjid di Indonesia, Nomor Terakhir Membuat Ratusan Orang Kehilangan Rumah

Foto/Instagram

Selebritas Zaskia Adya Mecca juga pernah mengeluhkan cara membangunkan sahur melalui pengeras suara masjid di dekat rumahnya pada April 2021. Istri sutradra film Hanung Bramantyo tersebut merekam aksi orang yang membangunkan sahur dengan meniru Takiya Genji. Zaskia lalu mengunggahnya di akun Instagram pribadinya.

"Cuma mau nanya, ini bangunin model begini lagi hits katanya? Terus etis enggak sih pakai toa masjid bangunin model begini? Apalagi kita tinggal di Indonesia yang agamanya pun beragam. Apa iya dengan begini jadi tidak menganggu yang lain tidak menjalankan sahur?" tulisnya di caption video tersebut.

Menurutnya, cara membangunkan sahur seperti itu tidak layak dilakukan. Sebab, tidak semua orang berpuasa dan sahur. Aksi itu dinilai tidak menghargai orang lain yang sedang tidur. "Aku yang asing, atau situasi yang semakin asing ya. Buatku kok enggak lucu, enggak etis, enggak menghargai orang lain. Buat kamu bagaimana, apa aku yang terlalu serius?" tutupnya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1214 seconds (0.1#10.140)