Satgas Covid-19 Optimistis Indonesia Segera Lewati Gelombang Ketiga, Ini Kuncinya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kasus Covid-19 saat ini terus menunjukkan lonjakan. Bahkan, pada fase varian Omicron ini telah melebihi puncak saat varian Delta lalu. Kasus harian Covid-19 kini tembus di angka lebih dari 64.000 kasus. Sementara pada saat puncak gelombang kedua atau Delta di angka 56.000 kasus dalam satu hari.
Namun begitu, Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito optimistis gelombang ketiga Covid-19 akibat varian Omicron saat ini bisa terlewati.
“Saya percaya Indonesia dapat segera melewati lonjakan kasus ketiga ini. Kuncinya, adalah apabila kebijakan berlapis yang sudah ditetapkan oleh pemerintah yang dirancang semata-mata untuk melindungi satu persatu dari kita dilaksanakan dengan kesadaran tinggi,” tegas Wiku.
Saat ini, Indonesia masih terus melaksanakan kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) berlevel yang disesuaikan dengan dinamika kasus Covid-19 dan menyesuaikan daerah masing-masing.
Wiku pun mengatakan bahwa kebebasan yang melekat pada setiap orang tidak menjadikan seseorang bebas menempatkan orang lain pada situasi yang berisiko hingga mengakibatkan gejala berkepanjangan bahkan menghilangkan nyawa.
“Kebebasan juga tidak berarti kita bebas mengacuhkan keselamatan bersama. Ingat pembatasan aktivitas yang harus diterapkan ketika kasus melonjak tidak hanya merugikan kita sebagai individu namun juga menimbulkan penurunan ekonomi negara yang tidak sedikit jumlahnya,” ungkap Wiku.
Lihat Juga: Sortaman Saragih Soroti Dugaan Pungli dan Bullying PPDS Unsrat: Prodi Kedokteran Harus Transparan
Namun begitu, Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito optimistis gelombang ketiga Covid-19 akibat varian Omicron saat ini bisa terlewati.
“Saya percaya Indonesia dapat segera melewati lonjakan kasus ketiga ini. Kuncinya, adalah apabila kebijakan berlapis yang sudah ditetapkan oleh pemerintah yang dirancang semata-mata untuk melindungi satu persatu dari kita dilaksanakan dengan kesadaran tinggi,” tegas Wiku.
Saat ini, Indonesia masih terus melaksanakan kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) berlevel yang disesuaikan dengan dinamika kasus Covid-19 dan menyesuaikan daerah masing-masing.
Baca Juga
Wiku pun mengatakan bahwa kebebasan yang melekat pada setiap orang tidak menjadikan seseorang bebas menempatkan orang lain pada situasi yang berisiko hingga mengakibatkan gejala berkepanjangan bahkan menghilangkan nyawa.
“Kebebasan juga tidak berarti kita bebas mengacuhkan keselamatan bersama. Ingat pembatasan aktivitas yang harus diterapkan ketika kasus melonjak tidak hanya merugikan kita sebagai individu namun juga menimbulkan penurunan ekonomi negara yang tidak sedikit jumlahnya,” ungkap Wiku.
Lihat Juga: Sortaman Saragih Soroti Dugaan Pungli dan Bullying PPDS Unsrat: Prodi Kedokteran Harus Transparan
(cip)