4 Mantan Ajudan Presiden Jadi Danjen Kopassus, Nomor 2 Penumpas Teroris Komando Jihad
loading...
A
A
A
Persis Wismoyo pula, Bagyo pernah menjadi perwira di ring satu Soeharto. Rekan satu angkatan Luhut Binsar Pandjaitan ini dikenal pernah menjadi ajudan (pengawal pribadi) Pak Harto.
Mantan Danjen Kopassus dan KSAD Jenderal TNI (Purn) Subagyo HS. Foto: Dok/Okezone
Rekam jejak Bagyo juga cemerlang. Semasa masih di pasukan, dia salah satu anggota tim operasi Woyla yang membebaskan sandera pembajakan pesawat Garuda DC-9 di Bandara Dong Mueang, Bangkok, Thailand pada 1981.
Untuk diketahui, pesawat yang bertolak dari Jakarta itu transit di Palembang sebelum menuju Bandara Polonia, Medan. Namun, setelah penerbangan dari Palembang, lima orang teroris dari kelompok garis keras Komando Jihad membajak pesawat. Kelompok itu dipimpin Imran bin Muhammad Zein.
Operasi itu berjalan gilang-gemilang. Keberhasilan operasi ini melambungkan nama Kopassus. Nama mereka harum dan menuai pujian internasional. Di dalam negeri seluruh pasukan yang terlibat dalam pembebasan sandera pesawat Woyla itu menerima penghargaan Bintang Sakti dan kenaikan pangkat luar biasa. Begitu pula Subagyo, jenderal berkumis tebal dan berjuluk Bima.
3. Jenderal TNI (Purn) Pramono Edhie Wibowo
Lulus dari Akmil 1980, Pramono Edhie Wibowo ditempa kerasnya kehidupan prajurit Korps Baret Merah. Putra mantan komandan RPKAD Letjen TNI (Purn) Sarwo Edhie Wibowo itu mula-mula menjadi Komandan Pleton Grup I Kopassandha.
Kariernya terus menanjak sebagai perwira Operasi Grup I Kopassandha pada 1981 dan selanjutnya Komandan Kompi 112/11 grup I Kopassandha pada 1984. Usai menamatkan pendidikan Seskoad, adik Kristiani Herawati Yudhoyono ini menjabat Perwira Intel Operasi grup I Kopassus hingga terus naik menjadi Dangrup 1/Kopassus.
Jenderal Purnawirawan Pramono Edhie Wibowo. Foto/Twitter TNI AD
Penugasannya tidak hanya di pasukan, Pramono pernah berada di lingkaran dalam Istana. Pada 2001, dia dipercaya sebagai ajudan Presiden Megawati Soekarnoputri. Seusai menempuh Sesko TNI sejumlah jabatan di TNI pernah dipegangnya, termasuk dipromosikan sebagai Danjen Kopassus pada 2008-2009.
Mantan Danjen Kopassus dan KSAD Jenderal TNI (Purn) Subagyo HS. Foto: Dok/Okezone
Rekam jejak Bagyo juga cemerlang. Semasa masih di pasukan, dia salah satu anggota tim operasi Woyla yang membebaskan sandera pembajakan pesawat Garuda DC-9 di Bandara Dong Mueang, Bangkok, Thailand pada 1981.
Untuk diketahui, pesawat yang bertolak dari Jakarta itu transit di Palembang sebelum menuju Bandara Polonia, Medan. Namun, setelah penerbangan dari Palembang, lima orang teroris dari kelompok garis keras Komando Jihad membajak pesawat. Kelompok itu dipimpin Imran bin Muhammad Zein.
Operasi itu berjalan gilang-gemilang. Keberhasilan operasi ini melambungkan nama Kopassus. Nama mereka harum dan menuai pujian internasional. Di dalam negeri seluruh pasukan yang terlibat dalam pembebasan sandera pesawat Woyla itu menerima penghargaan Bintang Sakti dan kenaikan pangkat luar biasa. Begitu pula Subagyo, jenderal berkumis tebal dan berjuluk Bima.
3. Jenderal TNI (Purn) Pramono Edhie Wibowo
Lulus dari Akmil 1980, Pramono Edhie Wibowo ditempa kerasnya kehidupan prajurit Korps Baret Merah. Putra mantan komandan RPKAD Letjen TNI (Purn) Sarwo Edhie Wibowo itu mula-mula menjadi Komandan Pleton Grup I Kopassandha.
Kariernya terus menanjak sebagai perwira Operasi Grup I Kopassandha pada 1981 dan selanjutnya Komandan Kompi 112/11 grup I Kopassandha pada 1984. Usai menamatkan pendidikan Seskoad, adik Kristiani Herawati Yudhoyono ini menjabat Perwira Intel Operasi grup I Kopassus hingga terus naik menjadi Dangrup 1/Kopassus.
Jenderal Purnawirawan Pramono Edhie Wibowo. Foto/Twitter TNI AD
Penugasannya tidak hanya di pasukan, Pramono pernah berada di lingkaran dalam Istana. Pada 2001, dia dipercaya sebagai ajudan Presiden Megawati Soekarnoputri. Seusai menempuh Sesko TNI sejumlah jabatan di TNI pernah dipegangnya, termasuk dipromosikan sebagai Danjen Kopassus pada 2008-2009.