96 Tahun NU dan Setumpuk Pekerjaan Rumah
loading...
A
A
A
Pekerjaan rumah NU ini selaras dengan tantangan Indonesia di mana republik ini tidak lama lagi akan mencapai puncak demografi di mana usia produktif (15-64 tahun) mendominasi jumlah penduduk di dalam negeri. Penguatan SDM mau tidak mau harus digencarkan guna menghasilkan SDM yang berkualitas. Dengan begitu, bonus demografi tersebut membawa Indonesia semakin unggul, bukan sebaliknya justru menimbulkan bencana demografi.
Pemulihan Ekonomi
Pemulihan ekonomi akibat Covid-19 menjadi bab lain perjalanan NU jelang usianya mencapai satu abad. Dengan kekuatan yang dimiliki NU, maka tidak berlebihan apabila NU optimisme Indonesia bisa segera keluar dari krisis ini jauh lebih cepat. Langkah dimulai dengan penguatan kemandirian ekonomi di internal kader NU yang tersebar di seluruh penjuru Indonesia. Konsep ini sangat bisa diterapkan pada lingkungan pesantren.
Data Kementerian Agama pada 2021 mengatakan sekitar 4.000 pesantren memiliki potensi pada sektor ekonomi. Rinciannya, 1.479 pesantren bergera pada sektor agribisnis, 1.141 pesantren pada sektor perkebunan, 1.053 pesantren sektor peternakan, dan 318 pesantren pada sektor maritim. Mereka memiliki usaha yang berada di bawah naungan koperasi atau Baitul mal wat tamwil. Dengan begitu, konsep bisnis yang diterapkan berbasis syariah dan masuk kategori halal.
Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin sendiri tengah mendorong percepatan realisasi halal lifestyle di Indonesia melalui keberadaan kawasan industri halal di sejumlah wilayah Indonesia. Dan, Jawa Timur menjadi salah satu provinsi yang menjadi pilot project dalam mewujudkan halal lifestyle dan industri halal tersebut.
Targetnya, adalah membalik keadaan di mana jika sebelumnya Indonesia menjadi negara terbesar pengimpor produk halal, maka dengan tumbuh dan berkembangnya kawasan industri halal, maka Indonesia merubah statusnya menjadi negara terbesar produsen produk halal.
NU dengan basis massa yang kuat dan berbagai potensi bisa menjadi bagian penting dalam mewujudkan cita-cita tersebut. Penguatan kemandirian ekonomi pada lingkungan pesantren adalah langkah awal yang sangat tepat. One pesantren one product sudah berjalan di Jawa Timur bisa menjadi prototype penguatan ekonomi di lingkungan pesantren. Program tersebut merupakan modal bagi umat Islam, khususnya NU untuk mendorong produk halal Indonesia unggul dibanding negara lain. Amanah untuk membali keadaan pun bisa diwujudkan dari lingkungan pesantren NU.
Akhirnya, pada peringatan Harlah ke 96 NU yang bersamaan dengan pelantikan pengurus PB NU periode 2021–2026 ini bisa menjadi renungan bersama. NU harus menyiapkan strategi dalam menghadapi tantangan yang ada di depan mata. Basis kader yang sangat besar dan pesantren yang cukup banyak merupakan modal kuat dalam menghadapi tantangan tersebut. Saatnya menata strategi bersama sehingga NU menjadi organisasi yang memiliki manfaat besar terhadap umat Islam di Indonesia dan dunia.
Pemulihan Ekonomi
Pemulihan ekonomi akibat Covid-19 menjadi bab lain perjalanan NU jelang usianya mencapai satu abad. Dengan kekuatan yang dimiliki NU, maka tidak berlebihan apabila NU optimisme Indonesia bisa segera keluar dari krisis ini jauh lebih cepat. Langkah dimulai dengan penguatan kemandirian ekonomi di internal kader NU yang tersebar di seluruh penjuru Indonesia. Konsep ini sangat bisa diterapkan pada lingkungan pesantren.
Data Kementerian Agama pada 2021 mengatakan sekitar 4.000 pesantren memiliki potensi pada sektor ekonomi. Rinciannya, 1.479 pesantren bergera pada sektor agribisnis, 1.141 pesantren pada sektor perkebunan, 1.053 pesantren sektor peternakan, dan 318 pesantren pada sektor maritim. Mereka memiliki usaha yang berada di bawah naungan koperasi atau Baitul mal wat tamwil. Dengan begitu, konsep bisnis yang diterapkan berbasis syariah dan masuk kategori halal.
Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin sendiri tengah mendorong percepatan realisasi halal lifestyle di Indonesia melalui keberadaan kawasan industri halal di sejumlah wilayah Indonesia. Dan, Jawa Timur menjadi salah satu provinsi yang menjadi pilot project dalam mewujudkan halal lifestyle dan industri halal tersebut.
Targetnya, adalah membalik keadaan di mana jika sebelumnya Indonesia menjadi negara terbesar pengimpor produk halal, maka dengan tumbuh dan berkembangnya kawasan industri halal, maka Indonesia merubah statusnya menjadi negara terbesar produsen produk halal.
NU dengan basis massa yang kuat dan berbagai potensi bisa menjadi bagian penting dalam mewujudkan cita-cita tersebut. Penguatan kemandirian ekonomi pada lingkungan pesantren adalah langkah awal yang sangat tepat. One pesantren one product sudah berjalan di Jawa Timur bisa menjadi prototype penguatan ekonomi di lingkungan pesantren. Program tersebut merupakan modal bagi umat Islam, khususnya NU untuk mendorong produk halal Indonesia unggul dibanding negara lain. Amanah untuk membali keadaan pun bisa diwujudkan dari lingkungan pesantren NU.
Akhirnya, pada peringatan Harlah ke 96 NU yang bersamaan dengan pelantikan pengurus PB NU periode 2021–2026 ini bisa menjadi renungan bersama. NU harus menyiapkan strategi dalam menghadapi tantangan yang ada di depan mata. Basis kader yang sangat besar dan pesantren yang cukup banyak merupakan modal kuat dalam menghadapi tantangan tersebut. Saatnya menata strategi bersama sehingga NU menjadi organisasi yang memiliki manfaat besar terhadap umat Islam di Indonesia dan dunia.
(ynt)