Achmad Yurianto Ungkap Penyebab Tingginya Penambahan Kasus Positif Covid-19

Rabu, 10 Juni 2020 - 16:22 WIB
loading...
Achmad Yurianto Ungkap...
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona (COVID-19) Achmad Yurianto. Foto/BNPB
A A A
JAKARTA - Penambahan kasus konfirmasi positif Covid-19 di Indonesia mencetak angka tertinggi yakni sebanyak 1.241 kasus. Jika diakumulasi, kasus Covid-19 di Tanah Air hingga 10 Juni 2020 sebanyak 34.316 kasus.

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona (Covid-19) Achmad Yurianto pun menjelaskan penambahan kasus pada dua hari terakhir mencapai lebih dari seribu kasus. Sebelumnya, penambahan mencapai 1.043 kasus.

Yuri menegaskan, penambahan ini terjadi karena tracing contact untuk menemukan kasus positif oleh pemerintah semakin agresif. "Penambahan kasus positif ini disebabkan karena tracing yang agresif dilakukan," tegas Yuri di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Rabu (10/6/2020).

Selain itu, penambahan terjadi karena jumlah spesimen yang diperiksa juga semakin meningkat. Spesimen ini tidak hanya didominasi dari kiriman rumah sakit namun juga dari puskesmas ataupun Dinas Kesehatan di seluruh Indonesia. "Sehingga bisa kita lihat bahwa sebagian besar penambahan kasus ini adalah spesimen yang dikirim oleh Puskesmas atau Dinas Kesehatan. Tidak didominasi oleh spesimen yang dikirim oleh rumah sakit," jelas Yuri. ( ).

Untuk diketahui, saat ini jumlah spesimen yang diperiksa dalam satu hari sebanyak 17.757 spesimen. Sehingga, akumulasi yang sudah diperiksa sebanyak 446.918 spesimen. "Ini memberikan tambahan kasus positif yang kita konfirmasi sebanyak 1.241," kata Yuri.

Yuri pun mengatakan bahwa penambahan kasus semakin banyak ini menjadi bukti bahwa tracing contact semakin agresif. "Ini adalah bukti bahwa memang tracing yang agresif akan bisa menangkap begitu banyak kasus positif. Dan sudah barang tentu kita akan kan menginginkan kasus ini kemudian melakukan isolasi dengan sebaik-baiknya secara mandiri. Agar tidak menjadi sumber penularan bagi orang lain," katanya.
(zik)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2454 seconds (0.1#10.140)