6 Bencana Paling Banyak Memakan Korban Jiwa: Erupsi Gunung Semeru hingga Dampak Siklon Seroja
loading...
A
A
A
Di Provinsi Nusa Tenggara Timur, Kabupaten Flores menjadi kabupaten dengan jumlah korban meninggal terbanyak. Setidaknya 72 orang dilaporkan meninggal akibat bencana ini.
Kabupaten Lembata dan Kabupaten Alor menjadi urutan ke 2 dalam jumlah korban meninggal dengan jumlah kematian 46 orang di Kabupaten Lembata dan 29 orang di Kabupaten Alor. Selain korban meninggal, korban luka total tercatat 124 orang luka berat, 20 orang luka sedang, 33 orang luka ringan dan 47 orang hilang.
Kerusakan bangunan rumah sejumlah 6.407 rumah rusak berat, 7.231 rumah rusak sedang dan 39.895 rumah rusak ringan. Selain rumah, fasilitas umum dan sosial juga rusak terkena amukan bencana. Total ada 3.116 fasilitas umum dan sosial yang terdampak.
Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara menetapkan status tanggap darurat Provinsi Nusa Tenggara Timur melalui surat keputusan No. 118/KEP/HK/2021. Status tanggap darurat ini terhitung tanggal 6 April hingga 5 Mei 2021 atas bencana angin siklon tropis, banjir bandang, tanah longsor, dan gelombang pasang.
6. Erupsi Gunung Semeru
Erupsi Gunung Semeru di Jawa Timur terjadi pada 4 Desember 2021. Gunung Semeru yang terletak di perbatasan antara Kabupaten Malang dan Lumajang, Jawa Timur itu mengeluarkan guguran awan panas sekitar pukul 15.00 WIB.
Koordinator Mitigasi Gunungapi Pusat Vulkanologi, dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kristianto membeberkan kronologi meletusnya Gunung Semeru. Kata Kristianto, sebelum erupsi, Gunung Semeru sempat mengeluarkan lahar pada pukul 13.30 WIB.
"Erupsi Semeru berupa awan panas guguran, tanggal 4 Desember 2021, diawali dengan kejadian laharan pada pukul 13.30 WIB," kata Kristianto.
Daerah yang terdampak antara lain Kecamatan Pronojiwo dan Kecamatan Candipuro, Lumajang. Berdasarkan data Pos Komando (Posko) Tanggap Darurat Erupsi Gunung Semeru per 21 Desember 2021 pukul 18.00 WIB, korban meninggal bertambah 1 jiwa sehingga total meninggal dunia akibat erupsi menjadi 51 jiwa.
"Penambahan korban tersebut dari warga yang sebelumnya dirawat akibat luka bakar. Selain jumlah korban meninggal, Posko mencatat 5 potongan tubuh ditemukan di lokasi terdampak," ujar Plt. Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, Rabu (22/12/2021).
Sementara itu, lanjut dia, jumlah warga mengungsi berjumlah 10.395 jiwa, yang tersebar di 410 titik pengungsian. Pengungsian terkonsentrasi di tiga kecamatan yaitu Pasirian 17 titik dengan 1.746 jiwa, Candipuro 21 titik 4.645 jiwa, dan Pronojiwo 8 titik 1.077 jiwa.
Kabupaten Lembata dan Kabupaten Alor menjadi urutan ke 2 dalam jumlah korban meninggal dengan jumlah kematian 46 orang di Kabupaten Lembata dan 29 orang di Kabupaten Alor. Selain korban meninggal, korban luka total tercatat 124 orang luka berat, 20 orang luka sedang, 33 orang luka ringan dan 47 orang hilang.
Kerusakan bangunan rumah sejumlah 6.407 rumah rusak berat, 7.231 rumah rusak sedang dan 39.895 rumah rusak ringan. Selain rumah, fasilitas umum dan sosial juga rusak terkena amukan bencana. Total ada 3.116 fasilitas umum dan sosial yang terdampak.
Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara menetapkan status tanggap darurat Provinsi Nusa Tenggara Timur melalui surat keputusan No. 118/KEP/HK/2021. Status tanggap darurat ini terhitung tanggal 6 April hingga 5 Mei 2021 atas bencana angin siklon tropis, banjir bandang, tanah longsor, dan gelombang pasang.
6. Erupsi Gunung Semeru
Erupsi Gunung Semeru di Jawa Timur terjadi pada 4 Desember 2021. Gunung Semeru yang terletak di perbatasan antara Kabupaten Malang dan Lumajang, Jawa Timur itu mengeluarkan guguran awan panas sekitar pukul 15.00 WIB.
Koordinator Mitigasi Gunungapi Pusat Vulkanologi, dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kristianto membeberkan kronologi meletusnya Gunung Semeru. Kata Kristianto, sebelum erupsi, Gunung Semeru sempat mengeluarkan lahar pada pukul 13.30 WIB.
"Erupsi Semeru berupa awan panas guguran, tanggal 4 Desember 2021, diawali dengan kejadian laharan pada pukul 13.30 WIB," kata Kristianto.
Daerah yang terdampak antara lain Kecamatan Pronojiwo dan Kecamatan Candipuro, Lumajang. Berdasarkan data Pos Komando (Posko) Tanggap Darurat Erupsi Gunung Semeru per 21 Desember 2021 pukul 18.00 WIB, korban meninggal bertambah 1 jiwa sehingga total meninggal dunia akibat erupsi menjadi 51 jiwa.
"Penambahan korban tersebut dari warga yang sebelumnya dirawat akibat luka bakar. Selain jumlah korban meninggal, Posko mencatat 5 potongan tubuh ditemukan di lokasi terdampak," ujar Plt. Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, Rabu (22/12/2021).
Sementara itu, lanjut dia, jumlah warga mengungsi berjumlah 10.395 jiwa, yang tersebar di 410 titik pengungsian. Pengungsian terkonsentrasi di tiga kecamatan yaitu Pasirian 17 titik dengan 1.746 jiwa, Candipuro 21 titik 4.645 jiwa, dan Pronojiwo 8 titik 1.077 jiwa.