Satgas Covid-19: Vaksinasi Lengkap Senjata Ampuh Hadapi Omicron
loading...
A
A
A
JAKARTA - Orang dengan vaksinasi dosis lengkap akan lebih kuat menghadapi Covid-19 varian Omicron. Karenanya pemerintah terus mengejar perluasan cakupan vaksinasi lengkap yang kini sudah mencapi 52% dari seluruh populasi yang disasar.
Juru bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan RI Siti Nadia Tarmizi mengatakan, sejauh ini di Indonesia sudah terdeteksi tiga pasien Covid-19 galur Omicron. Ketiganya sudah mendapat vaksinasi lengkap. “Ketiganya tidak menunjukkan gejala selama karantina. Tidak merasa sakit, demam, atau lainnya,” dalam webinar “Penguatan Ikatan Pelajar Putri NU: Strategi Komunikasi Publik Penanganan Covid-19 Menuju Akhir Tahun dan Pengumuman Kompetisi Video IPPNU Lawan Covid-19” yang diselenggarakan Pengurus Pusat IPPNU bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika, dan KPCPEN, Minggu, 19 Desember 2021.
Fenomena itu menunjukkan dua hal. Pertama, Omicron ternyata bisa menginfeksi mereka yang sudah divaksinasi lengkap. Kedua, vaksinasi lengkap terbukti bisa membuat tubuh lebih kuat menghadapi varian baru Covid-19. Diharapkan akhir Desember 2021, sekitar 80% sasaran sudah mendapat vaksinasi dosis pertama, dan 60% sasaran sudah mendapat vaksinasi dosis lengkap.
Pemerintah juga berencana memulai vaksinasi dosis penguat bagi kelompok lanjut usia sebab kelompok ini rentan terinfeksi. Pemberian dosis penguat akan dilakukan jika vaksinasi dosis lengkap sudah mencapai hampir seluruh populasi sasaran. Selain perluasan cakupan vaksinasi, pemerintah juga mengajak masyarakat membatasi mobilitas dan senantiasa menerapkan protokol kesehatan secara ketat. “Kasus selalu naik setiap (selepas) libur,” ujar Nadia, Senin (20/12/2021).
Pemerintah mengajak masyarakat mengendalikan kenaikan mobilitas agar tidak lebih dari 10% selama liburan akhir tahun. Hal itu untuk memastikan tidak ada penumpukan orang dan pergerakan terlalu tinggi. Pengendalian mobilitas antara lain dengan memastikan bahwa semua yang ingin berpergian dan berusia di atas 12 tahun, telah mendapat vaksinasi dosis lengkap dan menunjukkan hasil negatif tes antigen.
”Bagi yang berusia di bawah 12 tahun, wajib menunjukkan hasil negatif PCR. Ada pun bagi yang berusia di atas 12 tahun dan belum divaksinasi lengkap, harus menunjukkan hasil negatif PCR dan keterangan dari rumah sakit yang menjelaskan alasan belum bisa mendapat vaksinasi lengkap,” ucapnya.
Direktur Tata Kelola Kemitraan Komunikasi Publik Kemkominfo Hasyim Gautama mengatakan, kebijakan-kebijakan pengendalian Covid-19 perlu terus disebarkan kepada berbagai lapisan masyarakat. Hal itu untuk memastikan masyarakat menerima informasi lengkap soal penanganan Covid-19, senantiasa disiplin menerapkan protokol kesehatan ketat, dan aktif ikut mengendalikan pandemi ini. “Kedisiplinan salah satu kunci menghadapi pandemi,” lanjutnya lagi.
Kini, penanganan Covid-19 di Indonesia semakin terkendali. Ini terlihat dari jumlah kasus yang di bawah 2.000 per hari. Menurut standar WHO, Indonesia perlu menjadi kasus baru harian di bawah 2.700 agar pandemi bisa terkendali.
Sementara Ketua Umum PP IPPNU Nurul Hidayatul Ummah mengatakan, anak muda seperti kader IPPNU perlu aktif mengomunikasikan strategi penanganan Covid-19 agar tidak semakin merebak. “Harus ada usaha preventif, usaha menanggulangi agar bencana ini tidak semakin menyebar secara tidak terkendali. Anak muda yg baik harus bisa memberikan edukasi positif agar wabah ini tidak menyebar. Kalau Covid tidak selesai, akan menghambat berbagai pertumbuhan ekonomi, sosial, anak muda,” menurutnya.
Ketua 1 PP IPPNU Nurul Hidayati mengatakan, pandemi berdampak pada 60 juta pelajar dan mahasiswa. Sebab, sekolah hingga perguruan tinggi ditutup. “Penutupan sekolah berisiko meningkatkan praktik berbahaya di kalangan remaja,” ujarnya.
Karena itu, sebagai pelajar dan anak muda, kader IPPNU aktif terlibat menyosialisasikan penerapan protokol kesehatan ketat. Kader-kader IPPNU membuat berbagai materi di media sosial maupun sarana komunikasi lain untuk menyosialisasikan cara-cara pengendalian pandemi.
Lihat Juga: Dharma Pongrekun Sebut Pandemi Agenda Terselubung Asing, Ini Alasan Ridwan Kamil Tanya soal Covid-19
Juru bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan RI Siti Nadia Tarmizi mengatakan, sejauh ini di Indonesia sudah terdeteksi tiga pasien Covid-19 galur Omicron. Ketiganya sudah mendapat vaksinasi lengkap. “Ketiganya tidak menunjukkan gejala selama karantina. Tidak merasa sakit, demam, atau lainnya,” dalam webinar “Penguatan Ikatan Pelajar Putri NU: Strategi Komunikasi Publik Penanganan Covid-19 Menuju Akhir Tahun dan Pengumuman Kompetisi Video IPPNU Lawan Covid-19” yang diselenggarakan Pengurus Pusat IPPNU bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika, dan KPCPEN, Minggu, 19 Desember 2021.
Fenomena itu menunjukkan dua hal. Pertama, Omicron ternyata bisa menginfeksi mereka yang sudah divaksinasi lengkap. Kedua, vaksinasi lengkap terbukti bisa membuat tubuh lebih kuat menghadapi varian baru Covid-19. Diharapkan akhir Desember 2021, sekitar 80% sasaran sudah mendapat vaksinasi dosis pertama, dan 60% sasaran sudah mendapat vaksinasi dosis lengkap.
Pemerintah juga berencana memulai vaksinasi dosis penguat bagi kelompok lanjut usia sebab kelompok ini rentan terinfeksi. Pemberian dosis penguat akan dilakukan jika vaksinasi dosis lengkap sudah mencapai hampir seluruh populasi sasaran. Selain perluasan cakupan vaksinasi, pemerintah juga mengajak masyarakat membatasi mobilitas dan senantiasa menerapkan protokol kesehatan secara ketat. “Kasus selalu naik setiap (selepas) libur,” ujar Nadia, Senin (20/12/2021).
Pemerintah mengajak masyarakat mengendalikan kenaikan mobilitas agar tidak lebih dari 10% selama liburan akhir tahun. Hal itu untuk memastikan tidak ada penumpukan orang dan pergerakan terlalu tinggi. Pengendalian mobilitas antara lain dengan memastikan bahwa semua yang ingin berpergian dan berusia di atas 12 tahun, telah mendapat vaksinasi dosis lengkap dan menunjukkan hasil negatif tes antigen.
”Bagi yang berusia di bawah 12 tahun, wajib menunjukkan hasil negatif PCR. Ada pun bagi yang berusia di atas 12 tahun dan belum divaksinasi lengkap, harus menunjukkan hasil negatif PCR dan keterangan dari rumah sakit yang menjelaskan alasan belum bisa mendapat vaksinasi lengkap,” ucapnya.
Direktur Tata Kelola Kemitraan Komunikasi Publik Kemkominfo Hasyim Gautama mengatakan, kebijakan-kebijakan pengendalian Covid-19 perlu terus disebarkan kepada berbagai lapisan masyarakat. Hal itu untuk memastikan masyarakat menerima informasi lengkap soal penanganan Covid-19, senantiasa disiplin menerapkan protokol kesehatan ketat, dan aktif ikut mengendalikan pandemi ini. “Kedisiplinan salah satu kunci menghadapi pandemi,” lanjutnya lagi.
Kini, penanganan Covid-19 di Indonesia semakin terkendali. Ini terlihat dari jumlah kasus yang di bawah 2.000 per hari. Menurut standar WHO, Indonesia perlu menjadi kasus baru harian di bawah 2.700 agar pandemi bisa terkendali.
Sementara Ketua Umum PP IPPNU Nurul Hidayatul Ummah mengatakan, anak muda seperti kader IPPNU perlu aktif mengomunikasikan strategi penanganan Covid-19 agar tidak semakin merebak. “Harus ada usaha preventif, usaha menanggulangi agar bencana ini tidak semakin menyebar secara tidak terkendali. Anak muda yg baik harus bisa memberikan edukasi positif agar wabah ini tidak menyebar. Kalau Covid tidak selesai, akan menghambat berbagai pertumbuhan ekonomi, sosial, anak muda,” menurutnya.
Ketua 1 PP IPPNU Nurul Hidayati mengatakan, pandemi berdampak pada 60 juta pelajar dan mahasiswa. Sebab, sekolah hingga perguruan tinggi ditutup. “Penutupan sekolah berisiko meningkatkan praktik berbahaya di kalangan remaja,” ujarnya.
Karena itu, sebagai pelajar dan anak muda, kader IPPNU aktif terlibat menyosialisasikan penerapan protokol kesehatan ketat. Kader-kader IPPNU membuat berbagai materi di media sosial maupun sarana komunikasi lain untuk menyosialisasikan cara-cara pengendalian pandemi.
Lihat Juga: Dharma Pongrekun Sebut Pandemi Agenda Terselubung Asing, Ini Alasan Ridwan Kamil Tanya soal Covid-19
(cip)