Perbaiki Ekosistem, Menparekraf Sandiaga Uno: PEN Film Perkuat Peta Baru Perfilman Nasional

Kamis, 16 Desember 2021 - 07:06 WIB
loading...
A A A
Selain skema produksi, pada PEN subsektor film yang dimulai sejak Oktober hingga Desember 2021 ini juga terdapat skema promosi dan skema pra-produksi. Sama dengan skema produksi, skema promosi dan pra-produksi tersebut melibatkan tim kurator untuk melakukan seleksi kemudian menetapkan film yang memenuhi syarat dan layak mendapatkan dana stimulus.

Ada 22 rumah produksi mendapat dana stimulus PEN untuk skema promosi film. Masing-masing rumah produksi ini mendapat Rp1,5 miliar per judul film. Ada 22 judul film yang diproduksi 22 rumah produksi dengan total bantuan sebesar Rp33 miliar.

Promosi dilakukan dengan menggunakan media konvensional atau offline seperti billboard, poster, dan spanduk. Juga dengan media sosial atau online (internet) yang mempunyai pengaruh kuat di tengah masyarakat terutama kelompok penonton milenial.

Dari 22 judul film itu, sembilan film di antaranya sudah tayang di bioskop pada November dan Desember 2021. Sebanyak 13 judul film lainnya akan meramaikan kembali gedung-gedung bioskop dengan tayangan film nasional berkualitas lainnya mulai Januari 2022.

Sementara itu, ada 50 rumah produksi sebagai penerima dana stimulus PEN untuk skema pra-produksi. Masing-masing menerima kucuran dana Rp860 juta per judul film. Dengan total dana skema pra-produksi Rp68,9 miliar ini diharapkan dapat memicu produksi film layar lebar bermutu di era pasca-pandemi.



Adanya dana bantuan tersebut akan lahir film-film bermutu dengan genre yang beragam sehingga akan memberi banyak pilihan kepada para penonton di gedung bioskop sekaligus mendorong minat masyarakat kembali ke bioskop. Dari beragam genre film itu, ada yang mengangkat judul film lama yang pernah sukses di gedung bioskop di era tahun 1980 dan 1990-an seperti ‘Ali Topan Anak Jalanan’ dan ‘Losmen Bu Broto 2’.

Film layar lebar menyerap banyak tenaga kerja langsung atau tenaga kerja kreatif film mulai dari produser, sutradara, penulis skenario, penata kamera, penata artistik, penata musik, editor, pengisi dan penata suara, hingga aktor-aktris. Jumlahnya mulai ratusan hingga ribuan. Untuk membuat sebuah film kolosal membutuhkan hingga puluhan ribu tenaga kerja langsung.

Misalnya, film ‘Ali Topan Anak Jalanan’ dalam proposalnya memperkirakan akan menyerap 264 tenaga kerja langsung, sedangkan film ‘Losmen Bu Broto 2’ akan menyerap 198 orang tenaga kerja langsung.

Dana stimulus PEN subsektor film secara total diperkirakan akan menyerap 14.761 tenaga kerja langsung baik untuk skema promosi film layar lebar tayang bioskop, skema produksi untuk film pendek dan film dokumenter, maupun skema pra-produksi film layar lebar.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2110 seconds (0.1#10.140)