Bedah Lagu 'Takut' Idgitaf: Rasa Cemas Jelang Quarter Life Crisis
loading...
A
A
A
Ammara Tuhfahhani
Alumni Universitas Bakrie
Single ke-4 Idgitaf yang berjudul “Takut” sukses mengambil hati para pecinta musik Tanah Air. Sejak awal diluncurkan pada (1/10/2021), lagu ini menuai banyak dukungan positif karena pesan yang ia sampaikan dalam “Takut” sangat relate dengan permasalahan anak muda usia 20 tahunan atau sering dikenal dengan quarter life crisis.
Quarter life crisis adalah periode pencarian jati diri pada remaja yang mulai memasuki awal dewasa, yakni di usia 20-30 tahun. Krisis ini biasa ditandai dengan mulai munculnya keresahan dan kekhawatiran akan fase dewasa yang dianggap akan jauh lebih rumit. Idgitaf sendiri mengaku bahwa lagu ini terinspirasi dari perasaan dan pengalaman ia alami saat mulai menginjak usia 20 tajun pada 15 Mei 2021 lalu. Quarter life crisis memang berdampak pada 86 persen orang dalam kurun usia 20-30 tahun.
Robinson, seorang pengajar psikologi dari University if Greenwich di London menyebutkan bahwa pada fase ini seorang individu mulai mempertanyakan hidupnya, merasa hanya berjalan di tempat, kurang motivasi, bingung antara keluar dari zona nyaman atau tidak, kurang merasa puas dengan capaian yang didapatkan, merasa terombang-ambing, tertekan dengan lingkungan, serta membandingkan diri dengan orang lain
Lagu “Takut” diawali dengan pertanyaan menohok yang tentunya sering dipertanyakan saat seseorang mulai memasuki usia 20 tahun.
“Sudah di kepala dua, harus mulai dari mana?”
Kemudian disusul dengan pernyataan-pernyataan realistik perihal kehidupan.
“Ambisi ku bergejolak,
Antusias tak karuan,
Banyak mimpi yang ‘kan ku kejar.”
Memang awal usia 20 seseorang mulai mencari jati diri sehingga mencoba banyak hal dalam hidupnya, tapi tak jarang hal ini membuatnya merasa kehilangan arah. Apalagi kerap membandingkan diri dengan pencapaian orang lain sehingga turunnya kepercayaan diri dan timbul rasa khawatir. Hal ini di gambarkan Idgitaf pada lirik selanjutnya, yakni
“Lika liku perjalanan,
Ku terjebak sendirian
Tumbuh dari kebaikan
Bangkit dari kesalahan.”
Byock, seorang psikoterapis yang menangani quarter life conseling mengatakan,quarter life crisis ini memang merupakan masa dilematis yang kerap terjadi di usia dewasa awal karena realita dengan keinginan untuk memiliki kehidupan yang lebih kreatif dengan banyak pilihan.
Di bagian chorus, Idgitaf mengungkapkan kekhawatiran dan kecemasan yang dihadapi banyak orang ketika memasuki kepala 2.
“Takut tambah dewasa,
Takut aku kecewa,
Takut tak seindah yang ku kira,
Takut tambah dewasa,
Takut aku kecewa,
Takut tak sekuat yang ku kira.”
Namun sebenarnya, kita tidak perlu mengalami kecemasan yang berlebihan pada fase ini karena ini memang hal normal yang akan dialami seseorang yang sedang transisi dari remaja menuju tahap manusia dewasa. Idgitaf menyampaikan pesan tersitatnya dalam lirik terakhir.
“Engkau tetap bernafas,
Meski sering tercekat,
“Engkau tetap bernafas,
Dan langkahmu kan terasa bebas,
Dan hatimu kan terasa bebas,
Dan jiwa mu kan terasa bebas.”
Penggalan lirik tersebut mengisyaratkan bahwa seberat apa pun hidup yang sedang dijalani sekarang, kita tetap harus bertahan dan yakin semua akan berlalu. Hadapi quarter life crisis dengan mengetahui potensi diri, berhenti membandingkan diri dengan orang lain dan bergabunglah dengan lingkungan yang memberi pengaruh baik dan saling mendukung.
Alumni Universitas Bakrie
Single ke-4 Idgitaf yang berjudul “Takut” sukses mengambil hati para pecinta musik Tanah Air. Sejak awal diluncurkan pada (1/10/2021), lagu ini menuai banyak dukungan positif karena pesan yang ia sampaikan dalam “Takut” sangat relate dengan permasalahan anak muda usia 20 tahunan atau sering dikenal dengan quarter life crisis.
Quarter life crisis adalah periode pencarian jati diri pada remaja yang mulai memasuki awal dewasa, yakni di usia 20-30 tahun. Krisis ini biasa ditandai dengan mulai munculnya keresahan dan kekhawatiran akan fase dewasa yang dianggap akan jauh lebih rumit. Idgitaf sendiri mengaku bahwa lagu ini terinspirasi dari perasaan dan pengalaman ia alami saat mulai menginjak usia 20 tajun pada 15 Mei 2021 lalu. Quarter life crisis memang berdampak pada 86 persen orang dalam kurun usia 20-30 tahun.
Robinson, seorang pengajar psikologi dari University if Greenwich di London menyebutkan bahwa pada fase ini seorang individu mulai mempertanyakan hidupnya, merasa hanya berjalan di tempat, kurang motivasi, bingung antara keluar dari zona nyaman atau tidak, kurang merasa puas dengan capaian yang didapatkan, merasa terombang-ambing, tertekan dengan lingkungan, serta membandingkan diri dengan orang lain
Lagu “Takut” diawali dengan pertanyaan menohok yang tentunya sering dipertanyakan saat seseorang mulai memasuki usia 20 tahun.
“Sudah di kepala dua, harus mulai dari mana?”
Kemudian disusul dengan pernyataan-pernyataan realistik perihal kehidupan.
“Ambisi ku bergejolak,
Antusias tak karuan,
Banyak mimpi yang ‘kan ku kejar.”
Memang awal usia 20 seseorang mulai mencari jati diri sehingga mencoba banyak hal dalam hidupnya, tapi tak jarang hal ini membuatnya merasa kehilangan arah. Apalagi kerap membandingkan diri dengan pencapaian orang lain sehingga turunnya kepercayaan diri dan timbul rasa khawatir. Hal ini di gambarkan Idgitaf pada lirik selanjutnya, yakni
“Lika liku perjalanan,
Ku terjebak sendirian
Tumbuh dari kebaikan
Bangkit dari kesalahan.”
Byock, seorang psikoterapis yang menangani quarter life conseling mengatakan,quarter life crisis ini memang merupakan masa dilematis yang kerap terjadi di usia dewasa awal karena realita dengan keinginan untuk memiliki kehidupan yang lebih kreatif dengan banyak pilihan.
Di bagian chorus, Idgitaf mengungkapkan kekhawatiran dan kecemasan yang dihadapi banyak orang ketika memasuki kepala 2.
“Takut tambah dewasa,
Takut aku kecewa,
Takut tak seindah yang ku kira,
Takut tambah dewasa,
Takut aku kecewa,
Takut tak sekuat yang ku kira.”
Namun sebenarnya, kita tidak perlu mengalami kecemasan yang berlebihan pada fase ini karena ini memang hal normal yang akan dialami seseorang yang sedang transisi dari remaja menuju tahap manusia dewasa. Idgitaf menyampaikan pesan tersitatnya dalam lirik terakhir.
“Engkau tetap bernafas,
Meski sering tercekat,
“Engkau tetap bernafas,
Dan langkahmu kan terasa bebas,
Dan hatimu kan terasa bebas,
Dan jiwa mu kan terasa bebas.”
Penggalan lirik tersebut mengisyaratkan bahwa seberat apa pun hidup yang sedang dijalani sekarang, kita tetap harus bertahan dan yakin semua akan berlalu. Hadapi quarter life crisis dengan mengetahui potensi diri, berhenti membandingkan diri dengan orang lain dan bergabunglah dengan lingkungan yang memberi pengaruh baik dan saling mendukung.
(zik)