Tekad PA GMNI Perkuat Nasionalisme Lewat Kedaulatan Pangan
loading...
A
A
A
Sementara itu, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengatakan produk lokal harus menjadi unggulan. Pemenuhan gizi, kata Hasto, sepatutnya dapat dipenuhi dari produk lokal. Mantan bupati Kulon Progo ini membagikan pengalamannya mendorong masyarakat Kulon Progo untuk mengonsumsi produk lokal bergizi.
“Kita harus betul-betul mengedepankan produk lokal, makanya ada beberapa hal yang saya lakukan di Kulon Progo. Contoh beras, kita berjuang keras agar raskin menjadi rasda (beras daerah). Diambil dari daerah. Saya merayu Bulog sampai tiga tahun baru setuju beras dari Kulon Progo,” kata Hasto.
Hasto mengatakan koperasi juga harus dibentuk dan menguasai pasar tingkat lokal. Peraturan daerah (perda) maupun peraturan bupati perlu dibuat dalam rangka perlindungan produk lokal.
“Memaksakan produk lokal untuk pemenuhan kebutuhan keluarga, terutama mereka yang miskin dengan pemenuhan gizi seimbang itu bisa dilakukan,” tegas Hasto.
Webinar yang digelar tersebut merupakan rangkaian kegiatan menuju Kongres IV PA GMNI pada 5-7 Desember 2021 di Bandung, Jawa Barat. Ketua Dewan Kehormatan PA GMNI, Siswono Yudo Husodo menjadi pembicara utama dalam webinar tersebut.
Sementara, narasumber yang mengisi seminar, yakni Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan) Dedi Nursyamsi, Direktur Pengembangan Usaha LPDB Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Jarot Wahyu Wibowo.
Kemudian, Guru Besar Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB) Dwi Andreas Santosa, Pemerhati Pangan dan Lingkungan Hidup sekaligus Anggota Indonesia Environmental Scientist Association (IESA) Andre Notohamijoyo, dan Associate Professor at Faculty of Agricultural Technology, Universitas Gadjah Mada dan Co Founder MSMB Bayu Dwi Apri Nugroho.
“Kita harus betul-betul mengedepankan produk lokal, makanya ada beberapa hal yang saya lakukan di Kulon Progo. Contoh beras, kita berjuang keras agar raskin menjadi rasda (beras daerah). Diambil dari daerah. Saya merayu Bulog sampai tiga tahun baru setuju beras dari Kulon Progo,” kata Hasto.
Hasto mengatakan koperasi juga harus dibentuk dan menguasai pasar tingkat lokal. Peraturan daerah (perda) maupun peraturan bupati perlu dibuat dalam rangka perlindungan produk lokal.
“Memaksakan produk lokal untuk pemenuhan kebutuhan keluarga, terutama mereka yang miskin dengan pemenuhan gizi seimbang itu bisa dilakukan,” tegas Hasto.
Webinar yang digelar tersebut merupakan rangkaian kegiatan menuju Kongres IV PA GMNI pada 5-7 Desember 2021 di Bandung, Jawa Barat. Ketua Dewan Kehormatan PA GMNI, Siswono Yudo Husodo menjadi pembicara utama dalam webinar tersebut.
Sementara, narasumber yang mengisi seminar, yakni Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan) Dedi Nursyamsi, Direktur Pengembangan Usaha LPDB Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Jarot Wahyu Wibowo.
Kemudian, Guru Besar Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB) Dwi Andreas Santosa, Pemerhati Pangan dan Lingkungan Hidup sekaligus Anggota Indonesia Environmental Scientist Association (IESA) Andre Notohamijoyo, dan Associate Professor at Faculty of Agricultural Technology, Universitas Gadjah Mada dan Co Founder MSMB Bayu Dwi Apri Nugroho.
(kri)