Penularan Covid-19 di Tanah Air Rendah, Ini 5 Faktor Penyebabnya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Penularan Covid-19 di Tanah Air saat ini rendah. Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengungkapkan ada lima faktor yang menyebabkan kondisi tersebut.
Wiku menjelaskan pasca gelombang kedua Covid-19 beberapa bulan lalu, Indonesia melakukan upaya berlapis dan menyeluruh untuk menekan kasus. “Setidaknya ada 5 hal yang menyebabkan perkembangan Covid-19 di Indonesia membaik dan penularan yang rendah saat ini,” katanya dalam konferensi pers secara virtual, Selasa (2/11/2021).
Pertama, kata Wiku, tingginya kasus positif pada lonjakan kedua menyebabkan meningkatnya jumlah penyintas baru yang kekebalan alami tubuhnya meningkat. Kedua, meningkatnya usaha dan cakupan program vaksinasi yang cukup signifikan dalam waktu cepat. “Sehingga berkontribusi membentuk kekebalan tubuh masyarakat yang dibuktikan dengan data zero surveilans,” katanya.
Ketiga, upaya pembatasan aktivitas masyarakat yang disesuaikan dengan kondisi daerah hingga tingkat kabupaten kota dan terus dievaluasi setiap 2 minggu efektif untuk menekan penularan. Keempat, kata Wiku, upaya pembatasan mobilitas yang tidak hanya dilakukan antar wilayah Indonesia, namun juga dari luar negeri semakin meminimalisir potensi penularan kasus importasi.
“Dan, kelima adalah pembukaan sektor sosial ekonomi dengan penuh kehati-hatian serta dibarengi dengan upaya disiplin protokol kesehatan 3M yang diawasi pada setiap sektornya,” pungkasnya.
Wiku menjelaskan pasca gelombang kedua Covid-19 beberapa bulan lalu, Indonesia melakukan upaya berlapis dan menyeluruh untuk menekan kasus. “Setidaknya ada 5 hal yang menyebabkan perkembangan Covid-19 di Indonesia membaik dan penularan yang rendah saat ini,” katanya dalam konferensi pers secara virtual, Selasa (2/11/2021).
Pertama, kata Wiku, tingginya kasus positif pada lonjakan kedua menyebabkan meningkatnya jumlah penyintas baru yang kekebalan alami tubuhnya meningkat. Kedua, meningkatnya usaha dan cakupan program vaksinasi yang cukup signifikan dalam waktu cepat. “Sehingga berkontribusi membentuk kekebalan tubuh masyarakat yang dibuktikan dengan data zero surveilans,” katanya.
Ketiga, upaya pembatasan aktivitas masyarakat yang disesuaikan dengan kondisi daerah hingga tingkat kabupaten kota dan terus dievaluasi setiap 2 minggu efektif untuk menekan penularan. Keempat, kata Wiku, upaya pembatasan mobilitas yang tidak hanya dilakukan antar wilayah Indonesia, namun juga dari luar negeri semakin meminimalisir potensi penularan kasus importasi.
“Dan, kelima adalah pembukaan sektor sosial ekonomi dengan penuh kehati-hatian serta dibarengi dengan upaya disiplin protokol kesehatan 3M yang diawasi pada setiap sektornya,” pungkasnya.
(rca)