Mahfud MD Singgung Perguruan Tinggi Jadi Terdakwa Utama Kemelut Korupsi Indonesia

Kamis, 21 Oktober 2021 - 04:36 WIB
loading...
Mahfud MD Singgung Perguruan Tinggi Jadi Terdakwa Utama Kemelut Korupsi Indonesia
Menko Polhukam Mahfud MD menyinggung terkait perguruan tinggi yang saat ini menjadi terdakwa utama di dalam kemelut korupsi di Indonesia. Foto/MPI
A A A
JAKARTA - Menko Polhukam Mahfud MD mengatakan perguruan tinggi harus menjadi garda terdepan dalam mengejawantahkan agenda-agenda peningkatan wawasan kebangsaan. Menurutnya, kampus tak sebatas melakukan transfer ilmu pengetahuan.

Hal itu dikatakan Mahfud ketika menjadi pembicara dalam kuliah umum di Universitas Semarang (USM) Rabu (20/10/2021). "Melainkan juga menjadi tempat di mana mahasiswa ditempa untuk bersikap layaknya sebagai warga negara yang memahami bangsanya sendiri," ujar Mahfud yang juga Ketua Dewan Penyantun Universitas Semarang ini.

Mahfud turut menyinggung terkait perguruan tinggi yang saat ini menjadi terdakwa utama di dalam kemelut korupsi di Indonesia. Kata dia, sebanyak 86% koruptor merupakan lulusan perguruan tinggi.

"Jika dilihat dari pelaku-pelaku korupsi dan kolusi, perguruan tinggi menjadi terdakwa utama di dalam kemelut yang menimpa bangsa ini. Terutama kemelut korupsi di Indonesia," tuturnya.

Namun, lanjut dia, perguruan tinggi juga memiliki peran besar dalam membawa perubahan serta kemajuan negara. Menurut Mahfud, lulusan perguruan tinggi banyak memberikan inovasi.

"Juga harus diingat, bahwa perguruan tinggilah yang membawa kemajuan terhadap bangsa ini. Berkat lulusan perguruan tinggi banyak inovasi-inovasi dilakukan di berbagai hal," tuturnya.

Eks Menteri Pertahanan era Presiden Gus Dur ini menjelaskan bahwa pemantapan wawasan kebangsaan tidak hanya sebatas bagaimana setiap warga negara memiliki pengetahuan yang memadai tentang rancang bangun kebangsaan. Adapun hal itu menurut Mahfud terdiri dari Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.

Dia menambahkan pemantapan wawasan kebangsaan harus sampai pada level kesadaran, yakni kesadaran atas realitas keberagaman bangsanya yang dibangun di atas empat konsensus kebangsaan dan kenegaraan sebagai penopang eksistensinya.

"Baik atau tidaknya wawasan kebangsaan akan bergantung pada tingkat pengetahuan dan kesadaran seorang warga negara itu sendiri," pungkasnya.
(kri)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1075 seconds (0.1#10.140)