Gowes Galang Dana Kemanusiaan, WNI Sambangi Titik Nol Greenwich
loading...
A
A
A
JAKARTA - Warga Negara Indonesia (WNI) di London kembali melakukan aksi galang dana kemanusiaan dengan bersepeda. Rute kali ini disusuri adalah London ke Margate di kawasan pantai selatan Inggris, dengan jarak total 120 kilometer.
"Dari empat kegiatan bersepeda yang sudah kami lakukan, ini adalah yang paling berat," ujar Eastman Rivai, anggota tim Ride for Indonesia, setelah finis di Margate, Sabtu malam atau Minggu dini hari WIB, 17 Oktober.
Shandy Adiguna, anggota tim lainnya mengungkapkan, selain jarak yang lebih jauh, rute kali ini juga punya banyak tanjakan.
"Untungnya, ada pemandangan indah di tepi pantai, terutama di etape terakhir antara Whistable ke Margate, kata Ruly Achdiat, anggota tim yang juga merangkap dokumentasi," ucapnya.
Ruly mengaku terkesan saat menyusuri Lahan Reculver. Ia dan tim menyusuri jalan setapak sejauh enam kilometer, yang juga dikenal sebagai Viking Coastal Trail, yang sebagian besar menggunakan tembok laut dengan permukaan beton.
"Banyak kesempatan untuk melihat kehidupan burung di sepanjang jalan," ungkap Ruly.
Di daerah ini pula, tersimpan sejarah berusia ribuan tahun, termasuk bagaimana Pulau Thanet terputus dari daratan Inggris oleh Saluran Wantsum. "Kami beruntung berkesempatan bersepeda menyusuri kawasan yang indah dan bersejarah ini," katanya.
Di Whitsable, para pesepeda disambut hangat warga setempat, Bruce Emond. Bagi para pengguna Twitter di Indonesia, Emond bukan sosok yang asing.
Kepada lebih 35.000 pengikut di Twitter, Emond sering mentwit soal keseharian di Inggris dan juga soal bahasa. Ia memang fasih berbahasa Indonesia karena pernah tinggal di Padang, Sumatera Barat, mengikuti program pertukaran pelajar.
Para anggota tim berbincang dengan Emond sambil menyantap makanan Indonesia seperti bubur kacang hijau dan martabak telur, yang telah disiapkan tim pendukung. Emond mengatakan senang dan bangga dengan kegiatan menggalang dana melalui bersepeda.
"Saya salut dengan perjuangan teman-teman yang bersepeda dari London hingga ke [Margate di] Kent dengan niat membantu orang lain di Tanah Air," ujar Emond.
Ia juga mengatakan senang, karena pertemuan dengan para pesepeda ini juga mengobati kerinduan akan makanan Indonesia.
Hingga Senin, 18 Oktober, Ride for Indonesia sudah berhasil menggalang dana lebih £3.000 atau lebih dari Rp60 juta, kata Nurani Susilo, direktur lembaga amal Human Aid Initiative, organisasi sosial yang menyalurkan bantuan ke warga di Indonesia yang terdampak pandemi Covid-19.
"Dana yang digalang sudah dialokasikan untuk membantu warga dalam bentuk kebutuhan pokok kepada puluhan warga yang terdampak pandemi di Bekasi, Jawa Barat. Akan ada pula pembagian di tempat-tempat lain dalam waktu dekat," kata Nurani.
London-Margate adalah rute keempat yang disusuri tim Ride for Indonesia. Sebelumnya, tim bersepeda dengan rute London-Brighton, London-Cambridge, dan London-Oxford.
Selanjutnya, tim merencanakan keliling London dengan mengunjungi sejumlah stadion sepak bola, seperti Stamford Bridge (Chelsea), Emirates Stadium (Arsenal), dan London Stadium ( West Ham United). Telah pula direncanakan rute London-Paris dan London-Amsterdam.
"Dari empat kegiatan bersepeda yang sudah kami lakukan, ini adalah yang paling berat," ujar Eastman Rivai, anggota tim Ride for Indonesia, setelah finis di Margate, Sabtu malam atau Minggu dini hari WIB, 17 Oktober.
Shandy Adiguna, anggota tim lainnya mengungkapkan, selain jarak yang lebih jauh, rute kali ini juga punya banyak tanjakan.
"Untungnya, ada pemandangan indah di tepi pantai, terutama di etape terakhir antara Whistable ke Margate, kata Ruly Achdiat, anggota tim yang juga merangkap dokumentasi," ucapnya.
Ruly mengaku terkesan saat menyusuri Lahan Reculver. Ia dan tim menyusuri jalan setapak sejauh enam kilometer, yang juga dikenal sebagai Viking Coastal Trail, yang sebagian besar menggunakan tembok laut dengan permukaan beton.
"Banyak kesempatan untuk melihat kehidupan burung di sepanjang jalan," ungkap Ruly.
Di daerah ini pula, tersimpan sejarah berusia ribuan tahun, termasuk bagaimana Pulau Thanet terputus dari daratan Inggris oleh Saluran Wantsum. "Kami beruntung berkesempatan bersepeda menyusuri kawasan yang indah dan bersejarah ini," katanya.
Di Whitsable, para pesepeda disambut hangat warga setempat, Bruce Emond. Bagi para pengguna Twitter di Indonesia, Emond bukan sosok yang asing.
Kepada lebih 35.000 pengikut di Twitter, Emond sering mentwit soal keseharian di Inggris dan juga soal bahasa. Ia memang fasih berbahasa Indonesia karena pernah tinggal di Padang, Sumatera Barat, mengikuti program pertukaran pelajar.
Para anggota tim berbincang dengan Emond sambil menyantap makanan Indonesia seperti bubur kacang hijau dan martabak telur, yang telah disiapkan tim pendukung. Emond mengatakan senang dan bangga dengan kegiatan menggalang dana melalui bersepeda.
"Saya salut dengan perjuangan teman-teman yang bersepeda dari London hingga ke [Margate di] Kent dengan niat membantu orang lain di Tanah Air," ujar Emond.
Ia juga mengatakan senang, karena pertemuan dengan para pesepeda ini juga mengobati kerinduan akan makanan Indonesia.
Hingga Senin, 18 Oktober, Ride for Indonesia sudah berhasil menggalang dana lebih £3.000 atau lebih dari Rp60 juta, kata Nurani Susilo, direktur lembaga amal Human Aid Initiative, organisasi sosial yang menyalurkan bantuan ke warga di Indonesia yang terdampak pandemi Covid-19.
"Dana yang digalang sudah dialokasikan untuk membantu warga dalam bentuk kebutuhan pokok kepada puluhan warga yang terdampak pandemi di Bekasi, Jawa Barat. Akan ada pula pembagian di tempat-tempat lain dalam waktu dekat," kata Nurani.
London-Margate adalah rute keempat yang disusuri tim Ride for Indonesia. Sebelumnya, tim bersepeda dengan rute London-Brighton, London-Cambridge, dan London-Oxford.
Selanjutnya, tim merencanakan keliling London dengan mengunjungi sejumlah stadion sepak bola, seperti Stamford Bridge (Chelsea), Emirates Stadium (Arsenal), dan London Stadium ( West Ham United). Telah pula direncanakan rute London-Paris dan London-Amsterdam.
(maf)