Program Ruang Amal Indonesia Bakal Fokus pada Pembangunan Sosial Kemanusiaan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pembina Yayasan Ruang Amal Indonesia Taufiq R Abdullah menyampaikan platform ini bakal fokus pada pembangunan sosial kemanusiaan, keagamaan, pendidikan, dan lingkungan melalui pengelolan zakat, infak, wakaf, dan corporate social responsibility (CSR), serta dana sosial lainnya melalui berbagai program yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan masyarakat. Peluncuran Ruang Amal Indonesia ini dipimpin langsung oleh Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin di Istana Wapres, Jakarta Pusat, Selasa (14/5/2024).
"Ruang Amal Indonesia akan fokus kepada pembangunan sosial kemanusiaan, keagamaan, pendidikan, dan lingkungan melalui pengelolaan zakat, infak, sedekah, wakaf, CSR, dan dana sosial lainnya," kata Taufik.
Untuk itu, Taufik meminta agar dukungan agar pihaknya mampu mengelola Ruang Amal Indonesia ini dengan baik. Sebab, berkaitan dengan hal tersebut, menurutnya juga akan dipertanggungjawabkan di akhirat.
"Kami mohon doa dukungan seluruh pihak agar mengemban amanah pengelolaan dan kegiatan sosial keagamaan ini dapat kami lakukan dengan penuh tanggung jawab lebih lebih. Kami menyadari bahwa amanah ini bukan hanya urusan dunia, tapi kami harus pertanggung jawabkan di akhirat," tuturnya.
Sementara itu, Wapres Ma'ruf Amin menuturkan bahwa diluncurkannya platform amal ini agar masyarakat dapat menyalurkan zakatnya secara aman dan tepercaya. Kata Wapres, penyaluran zakat nantinya tidak hanya ditujukan untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat, akan tetapi juga diarahkan agar memberikan manfaat yang lebih berkesinambungan.
Hal itu diharapkan mampu berkontribusi bagi perkembangan ekonomi di Indonesia. "Pengelolaan dana sosial syariah seperti zakat, infak, sedekah, dan wakaf (ZISWAF) telah berkontribusi positif bagi perekonomian melalui distribusi kekayaan yang adil dan berkelanjutan," kata Wapres.
Dalam kesempatan ini, Wapres memberikan arahannya mengenai optimalisasi pengelolaan dana seperti zakat, infak, sedekah, dan wakaf (ZISWAF) di antaranya terkait pentingnya pemanfaatan teknologi digital dalam penghimpunan dana sosial.
“Pertama, pacu eskalasi pengumpulan dana ZISWAF melalui digitalisasi dan peningkatan literasi. Digitalisasi dapat mempermudah proses pendistribusian dan pelaporan dana, sementara peningkatan literasi masyarakat melalui kegiatan sosialisasi dan edukasi akan menambah partisipasi masyarakat dalam menghimpun dana,” ujarnya.
Selanjutnya, Wapres meminta adanya inovasi penyaluran dana sosial kepada penerima manfaat agar dana tersebut tepat sasaran dan terjaga kemanfaatannya. ”Kedua, optimalkan penyaluran dan kebermanfaatan dana ZISWAF dengan mengembangkan berbagai inovasi pada skema distribusi, seperti pemberian bantuan pendidikan, pelatihan kerja dan wakaf irigasi,” sambungnya.
Wapres juga meyakini bahwa pengelolaan dana ZISWAF memerlukan kerja sama berbagai lembaga serta pemangku kepentingan lainnya agar tata kelola penyaluran ZISWAF berjalan beriringan demi membangun ekonomi umat. ”Ketiga, terus perkuat sinergi dengan kementerian/lembaga terkait, termasuk KNEKS, BAZNAS, dan Badan Wakaf Indonesia, serta lembaga pengelola zakat, dan lembaga wakaf lainnya,” pungkasnya.
"Ruang Amal Indonesia akan fokus kepada pembangunan sosial kemanusiaan, keagamaan, pendidikan, dan lingkungan melalui pengelolaan zakat, infak, sedekah, wakaf, CSR, dan dana sosial lainnya," kata Taufik.
Untuk itu, Taufik meminta agar dukungan agar pihaknya mampu mengelola Ruang Amal Indonesia ini dengan baik. Sebab, berkaitan dengan hal tersebut, menurutnya juga akan dipertanggungjawabkan di akhirat.
"Kami mohon doa dukungan seluruh pihak agar mengemban amanah pengelolaan dan kegiatan sosial keagamaan ini dapat kami lakukan dengan penuh tanggung jawab lebih lebih. Kami menyadari bahwa amanah ini bukan hanya urusan dunia, tapi kami harus pertanggung jawabkan di akhirat," tuturnya.
Sementara itu, Wapres Ma'ruf Amin menuturkan bahwa diluncurkannya platform amal ini agar masyarakat dapat menyalurkan zakatnya secara aman dan tepercaya. Kata Wapres, penyaluran zakat nantinya tidak hanya ditujukan untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat, akan tetapi juga diarahkan agar memberikan manfaat yang lebih berkesinambungan.
Hal itu diharapkan mampu berkontribusi bagi perkembangan ekonomi di Indonesia. "Pengelolaan dana sosial syariah seperti zakat, infak, sedekah, dan wakaf (ZISWAF) telah berkontribusi positif bagi perekonomian melalui distribusi kekayaan yang adil dan berkelanjutan," kata Wapres.
Dalam kesempatan ini, Wapres memberikan arahannya mengenai optimalisasi pengelolaan dana seperti zakat, infak, sedekah, dan wakaf (ZISWAF) di antaranya terkait pentingnya pemanfaatan teknologi digital dalam penghimpunan dana sosial.
“Pertama, pacu eskalasi pengumpulan dana ZISWAF melalui digitalisasi dan peningkatan literasi. Digitalisasi dapat mempermudah proses pendistribusian dan pelaporan dana, sementara peningkatan literasi masyarakat melalui kegiatan sosialisasi dan edukasi akan menambah partisipasi masyarakat dalam menghimpun dana,” ujarnya.
Selanjutnya, Wapres meminta adanya inovasi penyaluran dana sosial kepada penerima manfaat agar dana tersebut tepat sasaran dan terjaga kemanfaatannya. ”Kedua, optimalkan penyaluran dan kebermanfaatan dana ZISWAF dengan mengembangkan berbagai inovasi pada skema distribusi, seperti pemberian bantuan pendidikan, pelatihan kerja dan wakaf irigasi,” sambungnya.
Wapres juga meyakini bahwa pengelolaan dana ZISWAF memerlukan kerja sama berbagai lembaga serta pemangku kepentingan lainnya agar tata kelola penyaluran ZISWAF berjalan beriringan demi membangun ekonomi umat. ”Ketiga, terus perkuat sinergi dengan kementerian/lembaga terkait, termasuk KNEKS, BAZNAS, dan Badan Wakaf Indonesia, serta lembaga pengelola zakat, dan lembaga wakaf lainnya,” pungkasnya.
(rca)