Teknologi dan Kehidupan New Normal
loading...
A
A
A
Muhamad Ali
Pemerhati Human Capital
KETIKA teknologi paging dengan alat pengirim pesan yang disebut pager (penyeranta) dikenalkan dan digunakan oleh masyarakat di kota-kota besar, pada saat itulah proses kerja dan komunikasi mengalami kondisi yang relatif baru. Orang yang memiliki perangkat tersebut dapat memperoleh informasi atau bisa dihubungi kapan saja melalui layanan pihak ketiga.
Teknologi seperti itu, pada zamannya, mula-mula dianggap sebagai pendorong produktivitas baru dalam manusia bekerja, berkomunikasi, dan berkoordinasi dengan manusia yang lainnya. Namun, pada akhirnya, sebagian penggunanya merasakan bahwa memiliki pager membuat dirinya terikat sepanjang hari selama 24 jam dengan urusan-urusan dan merasa tidak lagi memiliki waktu privasi yang membebaskannya dari serbuan informasi.
Ketika teknologi tersebut dengan cepat berubah menjadi alat komunikasi seluler yang lebih fleksibel, point-to-point, dalam arti komunikasi tidak harus melalui pihak ketiga, teknologi tersebut juga dianggap membawa kemajuan bagi manusia dan meningkatkan produktivitas baru dalam bekerja dan berkomunikasi satu sama lain.
Namun, jebakannya terhadap kehidupan privasi juga semakin dalam. Sebagian orang mengeluhkan bahwa telepon seluler menghilangkan ranah-ranah privasi yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya. (Baca juga: Normal Baru dalam Bisnis dan Aktivitas Masyarakat )
Dalam hitungan kurang dari dua dekade, teknologi komunikasi seluler tersebut juga sudah mengalami lompatan-lompatan penting, baik dari sisi penampilan, fitur-fitur yang tersedia, sampai dengan jenis-jenis informasi yang bisa dikirimkan melalui perangkat tersebut. Warna layar yang tadinya hanya didominasi oleh gradasi hitam putih, berubah sangat cepat dengan kemampuan menampilkan warna hingga jutaan.
Kemampuan mengirimkan data yang tadinya hanya seukuran kilobyte, sudah berubah menjadi ukuran gigabyte. Fungsi-fungsinya semakin lengkap, termasuk dengan tambahan fitur hiburan di dalamnya. ( Baca juga: Menata SDM Pasca - Pandemi Menuju New Normal )
Perubahan teknologi yang digambarkan secara singkat di atas sesungguhnya telah menciptakan situasi yang kita sebut sekarang secara mudah sebagai normal baru, new normal . Perbedaan yang paling signifikan dari normal baru dalam pengertian hari ini yang diakibatkan oleh pandemi, normal baru yang ada sebelumnya dipicu oleh penemuan atau inovasi teknologi yang berkembang dari waktu ke waktu.
Normal baru akibat pager. Normal baru akibat telepon seluler. Normal baru akibat teknologi pengiriman data. Normal baru akibat teknologi visualisasi. Normal baru akibat teknologi kompresi data dan seterusnya.
Inovasi dan pengembangan teknologi tentu tidak akan berhenti sampai di sini. Karena, karakter teknologi tidak dapat dihentikan atau diperlambat. Maka, dari sudut pandang tersebut akan terjadi suatu normal baru-normal baru berikutnya yang dipicu oleh kehadiran teknologi baru.
Pemerhati Human Capital
KETIKA teknologi paging dengan alat pengirim pesan yang disebut pager (penyeranta) dikenalkan dan digunakan oleh masyarakat di kota-kota besar, pada saat itulah proses kerja dan komunikasi mengalami kondisi yang relatif baru. Orang yang memiliki perangkat tersebut dapat memperoleh informasi atau bisa dihubungi kapan saja melalui layanan pihak ketiga.
Teknologi seperti itu, pada zamannya, mula-mula dianggap sebagai pendorong produktivitas baru dalam manusia bekerja, berkomunikasi, dan berkoordinasi dengan manusia yang lainnya. Namun, pada akhirnya, sebagian penggunanya merasakan bahwa memiliki pager membuat dirinya terikat sepanjang hari selama 24 jam dengan urusan-urusan dan merasa tidak lagi memiliki waktu privasi yang membebaskannya dari serbuan informasi.
Ketika teknologi tersebut dengan cepat berubah menjadi alat komunikasi seluler yang lebih fleksibel, point-to-point, dalam arti komunikasi tidak harus melalui pihak ketiga, teknologi tersebut juga dianggap membawa kemajuan bagi manusia dan meningkatkan produktivitas baru dalam bekerja dan berkomunikasi satu sama lain.
Namun, jebakannya terhadap kehidupan privasi juga semakin dalam. Sebagian orang mengeluhkan bahwa telepon seluler menghilangkan ranah-ranah privasi yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya. (Baca juga: Normal Baru dalam Bisnis dan Aktivitas Masyarakat )
Dalam hitungan kurang dari dua dekade, teknologi komunikasi seluler tersebut juga sudah mengalami lompatan-lompatan penting, baik dari sisi penampilan, fitur-fitur yang tersedia, sampai dengan jenis-jenis informasi yang bisa dikirimkan melalui perangkat tersebut. Warna layar yang tadinya hanya didominasi oleh gradasi hitam putih, berubah sangat cepat dengan kemampuan menampilkan warna hingga jutaan.
Kemampuan mengirimkan data yang tadinya hanya seukuran kilobyte, sudah berubah menjadi ukuran gigabyte. Fungsi-fungsinya semakin lengkap, termasuk dengan tambahan fitur hiburan di dalamnya. ( Baca juga: Menata SDM Pasca - Pandemi Menuju New Normal )
Perubahan teknologi yang digambarkan secara singkat di atas sesungguhnya telah menciptakan situasi yang kita sebut sekarang secara mudah sebagai normal baru, new normal . Perbedaan yang paling signifikan dari normal baru dalam pengertian hari ini yang diakibatkan oleh pandemi, normal baru yang ada sebelumnya dipicu oleh penemuan atau inovasi teknologi yang berkembang dari waktu ke waktu.
Normal baru akibat pager. Normal baru akibat telepon seluler. Normal baru akibat teknologi pengiriman data. Normal baru akibat teknologi visualisasi. Normal baru akibat teknologi kompresi data dan seterusnya.
Inovasi dan pengembangan teknologi tentu tidak akan berhenti sampai di sini. Karena, karakter teknologi tidak dapat dihentikan atau diperlambat. Maka, dari sudut pandang tersebut akan terjadi suatu normal baru-normal baru berikutnya yang dipicu oleh kehadiran teknologi baru.