Saksi Sebut Azis Syamsuddin Punya 8 Orang di KPK yang Bisa Digerakkan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Nama Azis Syamsuddin kembali muncul dalam sidang lanjutan dengan terdakwa mantan penyisik KPK, Stepanus Robin Pattuju yang digelar hari ini. Azis disebut dalam pemeriksaan saksi Sekretaris Daerah (Sekda) nonaktif Tanjungbalai, Yusmada.
Tim jaksa KPK membacakan Berita Acara Pemeriksaan (BAP) Yusmada yang menyebut Azis Syamsuddin mempunyai delapan 'orang' di lembaga antirasuah. Mereka disebut bertugas mengamankan perkara serta Operasi Tangkap Tangan (OTT).
"BAP Nomor 19, paragraf 2, saudara menerangkan bahwa M Syahrial mengatakan dirinya bisa kenal dengan Robin karena dibantu dengan Azis Syamsuddin, Wakil Ketua DPR RI karena dipertemukan di rumah Azis di Jakarta," ujar jaksa KPK di ruang sidang Pengadilan Tipikor, Jakarta Pusat, Senin (4/10/2021).
Baca juga: Cerita Perkenalan Azis Syamsuddin dengan Eks Penyidik KPK Stepanus Robin
"M Syahrial juga mengatakan bahwa Azis punya 8 orang di KPK yang bisa digerakkan oleh Azis untuk kepentingan Azis, OTT atau amankan perkara. Salah satunya Robin," imbuhnya.
Untuk diketahui, BAP yang dibacakan jaksa tersebut merupakan percakapan antara Yusmada dengan Wali Kota nonaktif Tanjungbalai, M Syahrial. Keduanya telah ditetapkan sebagai tersangka atas kasus dugaan suap jual beli jabatan di lingkungan Tanjungbalai.
Usai membacakan BAP, jaksa kemudian mengonfirmasi kepada Yusmada soal pengamanan perkara yang dimaksud. Yusmada berdalih tidak mengetahui perkara apa yang dimaksud.
"Perkara apa?" tanya jaksa.
"Enggak ada disampaikan," timpal Yusmada.
Baca juga: Tersangka Dugaan Suap, Azis Syamsuddin Mundur dari Wakil Ketua DPR
Yusmada menyebut bahwa informasi delapan orang di KPK untuk pengamanan perkara Azis Syamsuddin terlontar dari mulut Syahrial. Yusmada tak mengetahui lebih jauh.
"Cuma ngomong untuk kepentingan Azis Syamsuddin aja?" tanya jaksa.
"Iya pak," jawab Yusmada.
Stepanus Robin Pattuju sebelumnya didakwa telah menerima suap sebesar Rp11.025.077.000 dan USD36.000 atau setara Rp513 juta dari berbagai pihak. Jika ditotal, Stepanus Robin menerima suap Rp11,5 miliar. Ia didakwa menerima suap bersama-sama dengan rekannya seorang pengacara, Maskur Husain.
Adapun, uang sebesar Rp11,5 miliar tersebut berasal dari Wali Kota nonaktif Tanjungbalai, M Syahrial sebesar Rp1,69 miliar. Kemudian, sejumlah Rp3 miliar dan USD36.000 berasal dari Azis Syamsuddin dan mantan Ketua PP Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG), Aliza Gunado.
Lantas, Stepanus Robin juga disebut menerima Rp507 juta dari mantan Wali Kota Cimahi, Ajay Muhammad Priatna dan senilai Rp5,1 miliar dari bekas Bupati Kutai Kartanegara, Rita Widyasari. Stepanus juga disebut menerima uang dari Direktur PT Tenjo Jaya, Usman Effendi sebesar Rp525 juta.
Atas perbuatannya, Stepanus Robin dan Maskur Husain disangkakan melanggar Pasal 12 huruf a dan Pasal 11 juncto Pasal 18 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 dan Pasal 65 ayat (1) KUHP.
Tim jaksa KPK membacakan Berita Acara Pemeriksaan (BAP) Yusmada yang menyebut Azis Syamsuddin mempunyai delapan 'orang' di lembaga antirasuah. Mereka disebut bertugas mengamankan perkara serta Operasi Tangkap Tangan (OTT).
"BAP Nomor 19, paragraf 2, saudara menerangkan bahwa M Syahrial mengatakan dirinya bisa kenal dengan Robin karena dibantu dengan Azis Syamsuddin, Wakil Ketua DPR RI karena dipertemukan di rumah Azis di Jakarta," ujar jaksa KPK di ruang sidang Pengadilan Tipikor, Jakarta Pusat, Senin (4/10/2021).
Baca juga: Cerita Perkenalan Azis Syamsuddin dengan Eks Penyidik KPK Stepanus Robin
"M Syahrial juga mengatakan bahwa Azis punya 8 orang di KPK yang bisa digerakkan oleh Azis untuk kepentingan Azis, OTT atau amankan perkara. Salah satunya Robin," imbuhnya.
Untuk diketahui, BAP yang dibacakan jaksa tersebut merupakan percakapan antara Yusmada dengan Wali Kota nonaktif Tanjungbalai, M Syahrial. Keduanya telah ditetapkan sebagai tersangka atas kasus dugaan suap jual beli jabatan di lingkungan Tanjungbalai.
Usai membacakan BAP, jaksa kemudian mengonfirmasi kepada Yusmada soal pengamanan perkara yang dimaksud. Yusmada berdalih tidak mengetahui perkara apa yang dimaksud.
"Perkara apa?" tanya jaksa.
"Enggak ada disampaikan," timpal Yusmada.
Baca juga: Tersangka Dugaan Suap, Azis Syamsuddin Mundur dari Wakil Ketua DPR
Yusmada menyebut bahwa informasi delapan orang di KPK untuk pengamanan perkara Azis Syamsuddin terlontar dari mulut Syahrial. Yusmada tak mengetahui lebih jauh.
"Cuma ngomong untuk kepentingan Azis Syamsuddin aja?" tanya jaksa.
"Iya pak," jawab Yusmada.
Stepanus Robin Pattuju sebelumnya didakwa telah menerima suap sebesar Rp11.025.077.000 dan USD36.000 atau setara Rp513 juta dari berbagai pihak. Jika ditotal, Stepanus Robin menerima suap Rp11,5 miliar. Ia didakwa menerima suap bersama-sama dengan rekannya seorang pengacara, Maskur Husain.
Adapun, uang sebesar Rp11,5 miliar tersebut berasal dari Wali Kota nonaktif Tanjungbalai, M Syahrial sebesar Rp1,69 miliar. Kemudian, sejumlah Rp3 miliar dan USD36.000 berasal dari Azis Syamsuddin dan mantan Ketua PP Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG), Aliza Gunado.
Lantas, Stepanus Robin juga disebut menerima Rp507 juta dari mantan Wali Kota Cimahi, Ajay Muhammad Priatna dan senilai Rp5,1 miliar dari bekas Bupati Kutai Kartanegara, Rita Widyasari. Stepanus juga disebut menerima uang dari Direktur PT Tenjo Jaya, Usman Effendi sebesar Rp525 juta.
Atas perbuatannya, Stepanus Robin dan Maskur Husain disangkakan melanggar Pasal 12 huruf a dan Pasal 11 juncto Pasal 18 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 dan Pasal 65 ayat (1) KUHP.
(abd)