Sisa-sisa Komunisme di Mutiara Danube
loading...
A
A
A
Jika di Praha, Republik Ceko warisan komunisme itu tersisa dalam bentuk musem komunisme. Sisa-sisa komunisme di Hongaria, khususnya di Budapest adalah memento park. Isinya patung-patung monumental dan pahatan semasa era rezim komunis. Lenin, Karl Marx/Engels dan patung dalam ragam kategori. Misalnya, Monumen Parade Pembebasan, terdiri dari patung Liberation Army Solider, Hongarian-Soviet Friendship Memorial, dan sebagainya. Setelah rezim komunis jatuh, taman itu kemudian difungsikan sebagai "outdoor museum".
Partai Komunis Indonesia (PKI) pernah menjadi partai yang legal. Bahkan berhasil memperoleh suara terbesar ke-4 dalam Pemilu 1955. Namun Indonesia tidak pernah dikuasai rezim komunis. Jadi agak mengherankan, narasi hantu komunisme itu justru tumbuh subur di negeri ini daripada di negara-negara yang dulunya pernah dikuasai rezim komunis.
Narasi hantu komunisme itu pun muncul lagi di bulan September tahun ini. Bagi yang "melek" politik, akan melihatnya sebagai bagian dari agenda sesaat untuk menaikkan popularitas, mencari dukungan dari kelompok-kelompok Islam formalis dan ujung-ujungnya juga kekuasaan. Kapitalisasi isu komunisme untuk kepentingan politik pragmatis.
Dalam barisan itu termasuk pernyataan mantan Panglima TNI, Gatot Nurmantyo pada saat diskusi virtual yang digelar Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Gatot menyimpulkan TNI telah disusupi paham komunisme hanya dari indikator tidak adanya patung Soeharto, Sarwo Edhie dan Nasution di Museum Dharma Bhakti Kostrad. Terkesan, statemen itu menyasar Pangkostrad Letjen Dudung Abdurrachman yang belakangan ini karirnya makin moncer dan dikenal berani bersikap tegas tehadap kelompok-kelompok yang suka menjajakan agama dalam gerakan politiknya.
Jadi kesimpulannya, tetaplah berpikir jernih, memakai logika dan akal sehat!
Partai Komunis Indonesia (PKI) pernah menjadi partai yang legal. Bahkan berhasil memperoleh suara terbesar ke-4 dalam Pemilu 1955. Namun Indonesia tidak pernah dikuasai rezim komunis. Jadi agak mengherankan, narasi hantu komunisme itu justru tumbuh subur di negeri ini daripada di negara-negara yang dulunya pernah dikuasai rezim komunis.
Narasi hantu komunisme itu pun muncul lagi di bulan September tahun ini. Bagi yang "melek" politik, akan melihatnya sebagai bagian dari agenda sesaat untuk menaikkan popularitas, mencari dukungan dari kelompok-kelompok Islam formalis dan ujung-ujungnya juga kekuasaan. Kapitalisasi isu komunisme untuk kepentingan politik pragmatis.
Dalam barisan itu termasuk pernyataan mantan Panglima TNI, Gatot Nurmantyo pada saat diskusi virtual yang digelar Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Gatot menyimpulkan TNI telah disusupi paham komunisme hanya dari indikator tidak adanya patung Soeharto, Sarwo Edhie dan Nasution di Museum Dharma Bhakti Kostrad. Terkesan, statemen itu menyasar Pangkostrad Letjen Dudung Abdurrachman yang belakangan ini karirnya makin moncer dan dikenal berani bersikap tegas tehadap kelompok-kelompok yang suka menjajakan agama dalam gerakan politiknya.
Jadi kesimpulannya, tetaplah berpikir jernih, memakai logika dan akal sehat!
(abd)