10 Pahlawan Revolusi Korban Kekejaman G30S/PKI
loading...
A
A
A
Dia tewas di Kentungan, Yogyakarta, 1 Oktober 1965. Sugiyono yang baru saja kembali dari Pekalongan ditangkap di Markas Korem 072 yang telah dikuasai gerombolan PKI pada 1 Oktober 1965. Jenazahnya ditemukan pada 22 Oktober 1965 dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Semaki, Yogyakarta. Pria kelahiran 12 Agustus 1926 di Desa Gendaran, daerah Gunung Kidul, Yogyakarta ini pernah mendapat pendidikan militer pada Pembela Tanah Air (PETA) pada masa pendudukan Jepang. Dia juga pernah diangkat menjadi Budanco di Wonosari. Sugiyono juga mengikuti beberapa penumpasan pemberontakan di Tanah Air.
5.Letjen (Anumerta) Siswondo Parman
Foto:wikimedia.org
Pria kelahiran Wonosobo, Jawa Tengah, 4 Agustus 1918 ini mengetahui rencana-rencana PKI yang ingin membentuk angkatan kelima. Dia juga termasuk yang dibuang ke Lubang Buaya, Jakarta Timur, 1 Oktober 1965. Semasa hidupnya, dia pernah dikirim ke Jepang untuk memperdalam ilmu intelijen pada Kenpei Kasya Butai. Setelah Proklamasi Kemerdekaan ia mengabdi kepada Indonesia untuk memperkuat militer Tanah Air.
6.Mayjen (Anumerta) Sutoyo Siswomiharjo
Foto:wikimedia.org
Dia juga termasuk yang dibunuh dan dibuang ke sumur tua di Lubang Buaya, Jakarta Timur, 1 Oktober 1965. Pria kelahiran 28 Agustus 1922 di Kebumen, Jawa Tengah itu juga menentang pembentukan angkatan kelima. Jabatan terakhirnya adalah Inspektur Kehakiman/Oditur Jenderal Angkatan Darat. Dia juga termasuk ikut TKR bagian Kepolisian setelah Proklamasi Kemerdekaan. Dia juga pernah menjadi ajudan Kolonel Gatot Subroto dan Kepala Bagian Organisasi Resimen II Polisi Tentara di Purworejo.
7.Brigjen (Anumerta) Katamso Darmokusumo
Foto: wikimedia.org
Dia meninggal di Kentungan, Yogyakarta, 1 Oktober 1965. Jasadnya ditemukan pada 22 Oktober 1965 dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Semaki, Yogyakarta. Jabatan terakhirnya adalah Komandan Korem 072/Pamungkas, Yogyakarta. Pria kelahiran 5 Februari 1923 di Sragen, Jawa Tengah ini pernah mengikuti pendidikan militer pada PETA di Bogor di masa pendudukan Jepang. Lalu, Katamso diangkat menjadi Shodanco Peta di Solo. Dia juga pernah dikirim ke Sumatera Barat dan menjadi Komandan Batalion A Komando Operasi 17 Agustus saat menumpas pemberontakan PRRl. Dia juga pernah menjadi Kepala Staf Resimen Team Pertempuran (RIP) II Diponegoro di Bukittinggi.
8.Kapten (Anumerta) Pierre Tendean
Foto: cloudfront.net
Jenazahnya termasuk yang dimasukkan ke dalam sumur tua di Lubang Buaya, Jakarta Timur, 1 Oktober 1965. Saat tertangkap oleh kelompok G30S, dia mengaku sebagai A. H. Nasution, sang jenderal yang berhasil melarikan diri. Jabatan terakhirnya adalah Ajudan Menteri Pertahanan dan Keamanan/Kepala Staf Angkatan Bersenjata Jenderal TNI Abdul Harris Nasution. Pria kelahiran 21 Februari 1939 di Jakarta ini pernah menjabat Komandan Peleton Batalyon Zeni Tempur 2 Komando Daerah Militer II/Bukit Barisan di Medan. Dia juga pernah ikut bertugas menyusup ke daerah Malaysia saat sedang berkonfrontasi dengan Malaysia.
9. A.I.P. II (Anumerta) K. S. Tubun
Foto:izbio.id
5.Letjen (Anumerta) Siswondo Parman
Foto:wikimedia.org
Pria kelahiran Wonosobo, Jawa Tengah, 4 Agustus 1918 ini mengetahui rencana-rencana PKI yang ingin membentuk angkatan kelima. Dia juga termasuk yang dibuang ke Lubang Buaya, Jakarta Timur, 1 Oktober 1965. Semasa hidupnya, dia pernah dikirim ke Jepang untuk memperdalam ilmu intelijen pada Kenpei Kasya Butai. Setelah Proklamasi Kemerdekaan ia mengabdi kepada Indonesia untuk memperkuat militer Tanah Air.
6.Mayjen (Anumerta) Sutoyo Siswomiharjo
Foto:wikimedia.org
Dia juga termasuk yang dibunuh dan dibuang ke sumur tua di Lubang Buaya, Jakarta Timur, 1 Oktober 1965. Pria kelahiran 28 Agustus 1922 di Kebumen, Jawa Tengah itu juga menentang pembentukan angkatan kelima. Jabatan terakhirnya adalah Inspektur Kehakiman/Oditur Jenderal Angkatan Darat. Dia juga termasuk ikut TKR bagian Kepolisian setelah Proklamasi Kemerdekaan. Dia juga pernah menjadi ajudan Kolonel Gatot Subroto dan Kepala Bagian Organisasi Resimen II Polisi Tentara di Purworejo.
7.Brigjen (Anumerta) Katamso Darmokusumo
Foto: wikimedia.org
Dia meninggal di Kentungan, Yogyakarta, 1 Oktober 1965. Jasadnya ditemukan pada 22 Oktober 1965 dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Semaki, Yogyakarta. Jabatan terakhirnya adalah Komandan Korem 072/Pamungkas, Yogyakarta. Pria kelahiran 5 Februari 1923 di Sragen, Jawa Tengah ini pernah mengikuti pendidikan militer pada PETA di Bogor di masa pendudukan Jepang. Lalu, Katamso diangkat menjadi Shodanco Peta di Solo. Dia juga pernah dikirim ke Sumatera Barat dan menjadi Komandan Batalion A Komando Operasi 17 Agustus saat menumpas pemberontakan PRRl. Dia juga pernah menjadi Kepala Staf Resimen Team Pertempuran (RIP) II Diponegoro di Bukittinggi.
8.Kapten (Anumerta) Pierre Tendean
Foto: cloudfront.net
Jenazahnya termasuk yang dimasukkan ke dalam sumur tua di Lubang Buaya, Jakarta Timur, 1 Oktober 1965. Saat tertangkap oleh kelompok G30S, dia mengaku sebagai A. H. Nasution, sang jenderal yang berhasil melarikan diri. Jabatan terakhirnya adalah Ajudan Menteri Pertahanan dan Keamanan/Kepala Staf Angkatan Bersenjata Jenderal TNI Abdul Harris Nasution. Pria kelahiran 21 Februari 1939 di Jakarta ini pernah menjabat Komandan Peleton Batalyon Zeni Tempur 2 Komando Daerah Militer II/Bukit Barisan di Medan. Dia juga pernah ikut bertugas menyusup ke daerah Malaysia saat sedang berkonfrontasi dengan Malaysia.
9. A.I.P. II (Anumerta) K. S. Tubun
Foto:izbio.id